Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Perpisahan Dan kasih Sayang

Selamat membaca ....

Joan mulai membuka matanya saat sinar matahari sudah mulai menerangi Rooftop itu , ia melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya ,jarum jam itu menunjukkan pukul 05.30 , tak heran jika matahari sudah mulai terbit pada jam segini. 

Joan mulai membangunkan tubuhnya menjadi posisi terduduk , ia mencari - cari keberadaan wanita yang berbaring disampingnya semalam ,saat ini Joan tidak melihat keberadaan wanita itu ditempat ini melainkan sebuah surat yang tergeletak disampingnya .Tanpa ragu Joan langsung membuka surat itu dengan cepat .

Selamat pagi kak ...

Maaf pagi ini aku harus ninggalin kakak sendirian , tadinya sih aku pengen bangunin kakak tapi gak tega soalnya kakak tidurnya pulas banget sih .Aku juga pengen bilang makasih sama kakak karena udah ngedengerin ceritaku semalam dan pelukan kakak juga bener - bener bikin aku tenang , sekali lagi terima kasih untuk waktunya kak .Aku yakin waktu kakak sangat berarti meskipun sedetik , tapi tadi malam kakak ngabisin waktu berjam - jam , aku jadi merasa bersalah karena udah ngehabisin waktu kakak begitu aja .

Saat aku terbangun dari tidurku tadi pagi kak , aku langsung sadar bahwa kakak adalah pendengar yang sangat baik .Jujur aja aku sangat senang mempunyai teman seperti kakak , tapi saat itu juga aku tersadar bila aku tak cukup baik untuk menjadi orang yang dekat dengan kakak meskipun itu sebagai teman .Aku takut kak sesuatu akan terjadi pada kakak jika terus berada di dekatku , entah itu berasal dari kedua orang tuaku yang gila harta ataupun para fans fanatikku. Aku hanya takut jika kakak pada akhirnya akan terluka karena ku ,jadi aku mohon banget sama kakak jangan pernah temuin aku lagi , saat aku bilang menerima kakak sebagai teman, itu hanya berlaku untuk tadi malam ,selebihnya bersikaplah seperti orang asing , aku pikir itulah yang terbaik untuk kita berdua kak .

Hiduplah dengan baik kak dengan wanita yang benar - benar mencintai kakak ! Hanya itulah permohonanku sebagai teman semalam kakak.

Cukup sekian pertemuan kita kak .Aku udah nyiapin sarapan untuk kakak dilantai bawah , jangan lupa dimakan kak anggap saja itu sebagai hadiah terakhirku untuk kakak .

From : Liza Nathalia Hope.

Joan merobek kertas itu dengan kasar ,lalu ia melemparkan robekan kertas itu sehingga berserakan diseluruh ruangan .Ia tak terima jika wanita itu menyuruhnya menjauh dari kehidupannya .

Lagi pula semalam Liza sudah mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi teman baiknya , lalu mengapa wanita itu langsung berubah pikiran hanya dalam hitungan jam ,ini sangat tidak adil bagi Joan .Dirinya merasa sangat dirugikan dengan keputusan Liza yang sepihak .

Joan mengacak rambutnya Frustasi , Ia kemudian mengambil handphone dari saku jasnya .Ia dengan sigap mengetikkan sebuah nama yang terdapat pada logo pencarian di aplikasi telepon .Ia langsung menekan tombol panggil pada kontak manajer Dafa .

" Halo , selamat pagi bos " Sapa Dafa dari sebrang sana dengan suara khas orang bangun tidur .

" Hmmm, Saya ada tugas untukmu Daf " Jawab Joan datar .

" Tugas apa bos ? " Tanya Dafa keheranan.

" Cari tau lokasi Liza sekarang , ikutin dia kemanapun dia pergi ! Jika dia berada di apartemennya tolong kabarin saya , namun jika ia berada ditempat lain kamu hanya perlu memantaunya dan memastikan keamanannya !" Perintah Joan dengan menggunakan bahasa formalnya , jika dalam jam kerja keduanya memang selalu bersikap sopan layaknya seorang bos dan bawahannya .

" Baik bos , saya akan langsung laksanakan perintah bos " Jawab Dafa meyakinkan bosnya itu .

" Inget yah , saya tak ingin jika Liza mengetahui bahwa seseorang sedang menguntitnya .Kamu harus melakukan tugasmu tanpa kesalahan apapun ! " Titah Joan mengingatkan .

" Iya bos , saya pasti akan memantaunya dengan baik .seolah - olah terlihat seperti makhluk ga----- "

Tut...Tut..

Dafa membuang napasnya kasar  saat Joan memutuskan teleponnya begitu saja tanpa menunggu penyelesaian kata yang diucapkan olehnya .

Sementara disisi lain , Joan langsung meninggalkan Rooftop menuju lantai 3 yang merupakan ruangan khusus untuk ruang makan .Mata Joan langsung berbinar melihat semua makanan sudah tertata rapi layaknya restoran bintang 5 , perut Joan langsung keroncongan saat mencium aroma makanan itu .Kini mata Joan terpikat dengan nasi goreng yang terlihat sangat menggoda ,dengan sigap Joan langsung melahap nasi goreng itu meskipun masih banyak pilihan makanan lainnya yang berkalori rendah daripada nasi goreng .

Joan memakan nasi goreng itu dengan lahap ,rasa kesalnya seolah hilang begitu saja saat merasakan kelezatan nasi goreng yang dibuat oleh Liza .

Joan langsung bisa menyimpulkan bahwa Liza menuruni kehebatan ibunya yang sangat ahli dalam bidang memasak .Meskipun Zea sibuk dengan pekerjaannya namun ia selalu menyempatkan diri untuk memasak sesuatu untuk keluarganya .

Kali ini Joan benar benar sangat menyesal karena tak bisa mendapatkan wanita sesempurna Liza .Jangankan untuk menjadikan Liza sebagai istri bahkan hanya sebagai teman saja wanita itu sudah menolak Joan dengan mentah- mentah .

Joan mengela napasnya panjang seraya terus mengunyah makanannya dengan lahap.

***

Pagi ini Liza dan Dilan sedang bergegas menuju rumah kedua orang tua Dilan yang jaraknya lumayan jauh, setidaknya akan menghabiskan waktu 4 jam untuk tiba dikota itu .

Didalam mobil Liza hanya melamun memikirkan keadaan pria yang tadi subuh ia tinggalkan dirooftop sendirian .Ia takut jika pria itu sangat marah karena dirinya tak menepati janjinya untuk menjadi seorang teman bagi Joan .

Sebenarnya Liza ingin sekali berteman dengan pria sejenis Joan yang selalu berpikiran dewasa dan selalu memandang jauh ke depan , namun ia takut hubungannya dengan Joan  justru membawa dampak buruk bagi keluarga Rivenno akibat ulah kedua orang tuanya sendiri.

" Lo kenapa Li ? " Tanya Dilan yang sedari tadi memperhatikan wanita disampingnya itu termenung dengan ekspresi bingungnya .

Liza tersadar dari lamunannya dengan cepat ia menoleh ke arah sumber suara " Gue gak kenapa - kenapa kok lan, cuman ngerasa pusing aja " 

Dilan mengernyitkan dahinya , ia tak mempercayai omongan wanita itu , Liza yang ia kenal adalah orang yang sudah terbiasa dengan perjalanan jarak jauh .

" Ke Amerika aja yang waktu tempuhnya lama  Lo kuat Li , masa kerumah orang tua gue yang cuman memakan waktu 4 jam Lo gak kuat Li ?" Tanya Dilan memecahkan rasa penasarannya.

" Gue juga gak tau lan , kepala gue mendadak pusing tiba - tiba " Jawab Liza seraya memijat keningnya pelan layaknya orang yang sedang merasa pusing.

Dilan menatap wanita itu dengan nanar , kali ini ia mulai mempercayai omongan wanita itu .

" Belakangan ini apa jadwal Lo padat banget li? " 

Liza mengangguki ucapan Dilan " Lumayan sih , soalnya gue harus syuting hampir tiap hari akibat sutradara didrama yang gue peranin ingin mempercepat penayangan drama , katanya sih sutradaranya pengen langsung menggarap drama baru saat proyek itu selesai" 

Mendengar penjelasan dari Liza , Dilan menggeleng - gelengkan kepalanya tak mengerti lagi dengan wanitanya itu yang selalu tak memikirkan dirinya sendiri dan lebih memilih terus bersikap profesional dalam bekerja .

" Li ,Lo itu bisa gak sih ngeluangin waktu untuk sekedar beristirahat bentar aja ? Lagian duit Lo juga kan udah banyak ngapain coba kerja sekeras itu? "

Liza membuang pandangannya kearah jendela mobil " Yang punya banyak duit itu kedua orang tua gue Lan bukan gue .Gue harus kerja sekeras itu karena gue gak pengen bergantung sama mereka lagi " Jawab Liza dengan nada kecewanya .

Dilan terdiam sejenak , kini ia mengerti dengan alasan Liza melakukan hal itu .Mungkin saja kedua orang tuanya akan membuang anak semata wayangnya itu jika Liza tak menuruti satu hal pun yang mereka perintahkan .

" Yaudah kalo Lo pusing , mending tidur aja Li gue bakal bangunin Lo saat udah sampai ! " Titah Dilan yang langsung dituruti oleh Liza , wanita itu langsung memejamkan matanya , karena ia pun merasa ngantuk karena jam tidur malamnya telah dihabiskan sebagian untuk mengobrol dengan Joan .

Kini suasana dalam mobil seketika hening , Liza yang sudah terlelap dengan mimpinya sementara Dilan yang tetap fokus menyetir tanpa mengeluarkan sepatah katapun karena ia tak ingin menganggu Liza yang sudah tertidur .

4 jam pun berlalu , saat ini mobil yang sedang mereka tumpangi sudah terparkir rapi disebuah rumah sederhana namun terlihat sangat indah karena rumah itu dipenuhi oleh berbagai macam bunga yang sudah ditata dengan rapi oleh ibu dilan .

Liza langsung keluar dari mobil dengan muka bantalnya , ia berulang kali menguap karena rasa kantuk masih saja menyerangnya.

Dilan memapah Liza yang nyawanya belum terkumpul sempurna , keduanya langsung mengetuk rumah itu dengan pelan .

Tok tok tok..

" Assalamualaikum Ayah , Bunda " Dilan mengetuk pintu itu berkali kali karena belum mendapat jawaban apapun dari dalam sana .

" Mereka ada dirumah kan ? " Tanya Liza, wanita itu takut keluarga Dilan tak berada dirumah saat ini , karena Dilan tak memberi tahu terlebih dahulu bahwa mereka berdua akan berkunjung kesini hari ini .

" Mereka jarang keluar rumah kok Li , kecuali kalo ada acara keluarga "

Liza membentuk mulutnya seperti huruf O " Ooh mungkin mereka lagi didapur kali makanya gak kedengeran " Ucap Liza , wanita itu langsung menukar posisinya yang tadinya berdiri dibelakang Dilan menjadi didepan pria itu .

Kini Liza mulai mengambil alih untuk mengetuk pintu rumah itu .

Tok ..tok...tok...

"Assalamualaikum Tante ,om ini Liza " 

Hanya dengan satu ketukan , seseorang dari dalam sana langsung membuka pintu itu dengan ekspresi sangat gembira .

Wanita paruh baya itu langsung memeluk Liza kegirangan " Ya ampun si cantik gak ngabarin Tante kalo mau datang kesini , kalo tante tau pasti Tante bikinin makanan kesukaan kamu " 

Ucap Renata yang sudah sangat akrab dengan Liza layaknya hubungan antara seorang ibu dan putrinya .

Dilan hanya mendelik mendengar pertunjukkan itu , ia merasa kesal karena dirinya benar - benar diabaikan saat ini .

" Hmm, Liza doang nih yang disapa .Kalo Dilan udah dilupain yah Bu? " Sinis Joan yang langsung mengalihkan perhatian ibunya itu , dengan sigap Renata langsung beralih memeluk putra sulungnya itu .

" Ya ampun anak ibu yang paling ganteng ini , kok gak ngabarin sih kalo kamu mau membawa calon istri kamu kerumah ini ? " 

" Liza gak mau kalo ibu tau kalo kita mau datang hari ini , soalnya dia gak mau kalo ibu repot - repot masakin sesuatu " Jelas Dilan kepada ibunya itu .

Renata menatap Liza dengan memasang wajah cemberutnya " Kamu gak ngerepotin Tante kok Li , lagian Tante seneng banget kalo kamu datang kesini , lain kali kalo kamu mau kesini pokoknya bilang dulu sama Tante yah ! " 

Liza mengangguki ucapan Renata dengan senyuman yang terus melekat pada wajah cantiknya .

" Yaudah masuk yuk ! " Renata langsung menggandeng tangan Liza memasuki rumah itu diikuiti oleh Dilan dibelakangnya .

Kini mereka sudah berada diruang tamu , Liza langsung duduk disalah satu sofa yang berada disebelah Dilan .

" Li , kamu disini dulu yah sama Dilan. Tante mau ngambil sesuatu dulu " Pamit Renata yang baru saja melenggang pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Liza dan Dilan .

Liza memang sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti ini dari Renata , ia sudah beberapa kali datang kesini , keluarga Dilan memang selalu memperlakukannya dengan baik , saat berada di keluarga ini Liza benar benar dapat merasakan rasa kasih sayang yang lebih besar dibandingkan dari yang  diberikan oleh kedua orang tuanya sendiri .

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel