5. Ulang Tahun
Ulang Tahun
Hari ulang tahun nenek Luana tiba. Acara itu diadakan di rumah tua keluarga Hill.
Tamu undangan di acara itu cukup banyak, selain kerabat dekat ada juga kenalan dan teman dari keluarga Hill di sana.
Nenek Luana saat ini ditemani oleh Ian, Shopia dan Esther. Para tamu bergantian mendekati Tiffany, mereka mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiah yang sudah mereka siapkan untuk Tiffany.
Tiffany tampak melihat ke arah kedatangan, wanita itu merindukan cucunya yang sudah sangat jarang bertemu dengannya.
Ia telah bersama dengan Luana sejak Luana baru dilahirkan. Selama beberapa tahun mereka tinggal bersama sampai akhirnya Ian membeli rumah mewah baru dan Tifanny tidak ingin pindah karena kenangannya bersama suaminya di kediamannya.
Namun, meski sudah pindah, Abigail akan datang beberapa kali dalam seminggu ke kediamannya dengan membawa Luana.
Dan semua itu berhenti sejak sepuluh tahun lalu. Abigail -menantu kesayangannya, sudah sangat jarang berkunjung.
Ia tahu bahwa Abigail tidak menyalahkannya karena telah gagal mendidik Ian dengan baik, tapi ia tetap saja merasa buruk dan menyalahkan dirinya sendiri.
Sementara Luana, cucunya masih akan datang berkunjung, tapi Luana akan memastikan terlebih dahulu tidak ada ayahnya di sana, baru Luana akan datang.
Sejak Luana berada di rumah sakit jiwa, Luana tidak mengunjunginya sama sekali, tapi sehari setelah ia berulang tahun Luana pasti akan datang dan membawakannya hadiah.
“Ibu, apakah Ibu menunggu seseorang?” tanya Ian. Ia menyadari ibunya terus melihat ke arah tamu yang datang.
“Luana mengatakan bahwa dia akan datang hari ini,” jawab Tiffany.
“Apakah Luana datang menemui Ibu?”
“Tidak, Ibu menelpon Luana beberapa waktu lalu. Dia mengatakan akan datang.”
“Jika Luana berkata seperti itu, dia pasti akan datang,” seru Ian.
“Ya, dia pasti akan datang.” Tiffany tersenyum ringan.
Esther dan Shopia yang mendengarkan percakapan antara Tiffany dan Ian merasa tidak senang. Luana sepertinya ingin merebut perhatian dari mereka.
Shopia menyentuh tangan Esther, ia ingin putrinya tidak menunjukan rasa tidak sukanya dan terus bersikap tenang dan anggun.
Sosok Kaiser terlihat mendekat ke arah Tiffany. Suasana hati Esther yang buruk seketika berubah. Wanita itu tersenyum dengan indah.
“Selamat ulang tahun, Nyonya Tiffany. Semoga hari-hari Anda dipenuhi oleh kegembiraan dan kesehatan yang baik.” Kaiser mengucapkannya dengan tulus.
“Terima kasih, Kaiser.” Tiffany menghargai ucapan tulus Kaiser.
“Nyonya, saya harap Anda menyukainya.” Kaiser menyerahkan hadiah yang telah disiapkan oleh Bleiz.
Tiffany menerima hadiah itu, ia kemudian membukanya. Di sana ada sebuah cincin dengan batu permata berwarna merah.
“Ini cincin yang indah, Nenek menyukainya.”
“Esther, temani Kaiser.” Ian bicara pada putri bungsunya.
Namun, sebelum Esther bergerak, tatapan mata beberapa tamu undangan terarah pada sosok Luana yang baru saja datang. Wanita itu mengenakan gaun pesta berwarna emas tanpa lengan yang memeluk tubuhnya dengan indah.
Rambutnya yang indah dicepol sehingga memperlihatkan tulang selangkanya yang menawan.
Selain penampilannya yang memukau, perhiasan yang dikenakan oleh Luana juga menarik perhatian kaum sosialita di sana. Kalung, gelang, anting dan cincin yang dikenakan oleh Luana adalah karya desainer perhiasan yang hanya ada lima set di dunia. Harga satu set perhiasan itu mencapai ratusan juta dolar.
Beberapa orang sudah lupa tentang Luana meski mereka pernah bertemu dengan Luana. Setelah memutuskan ikut dengan ibunya, Luana pindah ke kota kelahiran ibunya.
Orang-orang mulai berbisik, menanyakan tentang identitas Luana.
Luana terus melangkah dengan dagu terangkat, wanita ini tidak memedulikan tatapan orang-orang terhadapnya. Ia akhirnya sampai di depan Tiffany.
“Cucuku.” Tiffany terlihat begitu gembira. Ia segera menarik Luana ke dalam dekapannya. “Nenek sangat merindukanmu.”
Luana mengelus punggung neneknya. “Aku juga sangat merindukan Nenek.”
Senyum yang menghiasi wajah Esther dan Shopia retak seketika. Mereka benar-benar tidak suka Luana ada di pesta ini. Esther sudah menduganya, Luana pasti ingin menjadi pusat perhatian.
Esther sangat cemburu karena Luana terlahir lebih cantik darinya. Selain itu Luana juga mengenakan gaun, perhiasan dan barang mahal lainnya.
Ia adalah keturunan Hill, tapi ia tidak mampu memiliki barang-barang mahal yang dipakai oleh Luana hari ini. Itu karena ia memiliki ibu yang berbeda dengan Luana.
Kaiser yang berdiri di sebelah Luana mempertahakan pandangannya lurus ke depan. Ia tidak mencoba untuk melirik Luana sama sekali.
Pelukan Tiffany dan Luana berakhir. Tiffany menggenggam tangan Luana dan membuat Luana berdiri di sebelahnya.
Sekarang Kaiser tidak mungkin tidak melihat Luana karena wanita itu berdiri tepat di depannya. Kaiser tidak akan pernah menistakan kecantikan Luana, wanita yang telah tidur dengannya dua kali itu adalah wanita tercantik yang pernah ia lihat.
Dan sekarang dengan penampilan seperti ini, Kaiser terperangkap sejenak pada wajah Luana sebelum akhirnya ia mengendalikan dirinya lagi.
“Nenek selamat ulang tahun. Semoga Nenek memiliki kesehatan yang baik dan panjang umur.” Luana mengatakannya dengan tulus. “Ini adalah hadiah dariku, aku harap Nenek menyukainya.”
Luana menyerahkan gulungan lukisan yang telah ia lukis sendiri. Itu adalah lukisan nenek dan kakeknya.
Tiffany membuka gulungan lukisan itu. Matanya menunjukan haru. “Tangan cucuku adalah tangan ajaib. Ini adalah lukisan yang indah. Nenek sangat menyukainya.” Air mata Tiffany jatuh tapi kemudian ia segera menghapusnya.
Wanita tua itu memanggil kepala pelayannya. “Aku ingin lukisan ini dipajang di kamarku.”
“Baik, Nyonya.” Kepala pelayan Tiffany menerima lukisan lalu kemudian memperlakukannya dengan hati-hati. Itu adalah hadiah dari cucu kesayangan majikannya, jadi itu adalah barang yang sangat berharga untuknya.
Kekesalan Esther semakin bertambah, ia telah memberikan neneknya hadiah, tapi neneknya hanya memperlakukan hadiah darinya seperti barang biasa. Sementara hadiah dari Luana, neneknya sangat menghargainya.
“Biarkan Nenek melihatmu. Kau sepertinya kehilangan berat badan lagi. Apakah kau tidak makan dan istirahat dengan baik?” Tiffany menatap Luana dengan lembut.
Luana tersenyum tulus. “Nenek, aku makan dan istirahat dengan baik. Aku pikir aku lebih gemuk dari sebelumnya.”
“Benarkah?” Tiffany memeriksa tubuh Luana.
“Nenek, sudahlah.” Luana menghentikan tindakan neneknya.
“Ibu, acara akan segera di mulai.” Ian memberitahu ibunya.
“Ah, ya.” Tiffany akhirnya tidak terfokus pada Luana lagi, tapi genggaman tangan wanita tua itu pada tangan Luana masih tidak terlepas.
Acara ulang tahun itu dimulai. Tiffany memberikan beberapa kata sambutan.
“Pada kesempatan ini aku juga akan memperkenalkan cucu sulungku pada kalian. Beberapa di antara kalian pasti pernah mendengar tentangnya.” Tiffany terlihat lebih hidup ketika ia membicarakan Luana. “Ini adalah cucu sulungku, Luana Valleta.”
Semua orang yang sebelumnya bertanya-tanya kini telah mendapatkan jawaban dari mereka. Beberapa di antara mereka merasa tidak asing dengan Luana seperti pernah melihat sebelumnya, sekarang mereka tahu dimana mereka melihat Luana.
“Hari ini aku juga akan mengumumkan bahwa Luana akan mewarisi semua yang aku miliki.”
Kata-kata yang diucapkan oleh Tiffany tidak hanya mmbuat Luana terkejut, tapi hampir semua orang di sana terutama Esther dan Shopia.
Keduanya merasa bahwa Tiffany sangat tidak adil karena memberikan semua warisannya pada Luana padahal Esther juga cucunya. Selama sepuluh tahun ini, Esther telah menjadi cucu yang berbakti, tapi lihatlah apa yang didapakan oleh Esther hari ini, semuanya diberikan kepada Luana.
Luana tidak akan menolak warisan dari neneknya. Kali ini ia akan mempertahankan apa yang telah ditetapkan untuk menjadi miliknya.
Kedua tangan Esther mengepal kuat, wajahnya kini terlihat kaku. Matanya tidak bisa menyembunyikan kemarahan, rasa cemburu dan rasa iri. Ia telah menemani neneknya selama sepuluh tahun belakangan ini, tapi tampaknya semua yang ia lakukan tidak akan pernah sebanding dengan Luana.
Luana telah mendapatkan begitu banyak warisan dari ibunya, sekarang Luana juga mendapatkan warisan dari neneknya. Luana benar-benar beruntung.
Sementara Ian, pria itu tidak menentang keputusan ibunya. Ibunya pasti telah memikirkan dengan seksama tentang hal ini.
Tiffany menepuk punggung tangan Luana tanpa rasa bersalah terhadap orang-orang yang sakit hati padanya.
Semua orang kini bisa melihat bahwa Esther tidak cukup disayang oleh Tiffany. Cucu sesungguhnya keluarga Hill adalah Luana.
Acara ulang tahun itu terus berlangsung. Tiffany telah meniup lilinnya.
“Cucuku, Nenek ingin melihatmu memainkan piano. Bisakah kau memainkan lagu yang nenek sukai?” Tiffany meminta dengan lembut pada Luana.
“Tentu saja bisa, Nenek. Aku akan memainkannya untuk Nenek.” Luana kemudian melepaskan genggaman tangan neneknya padanya. Ia melangkah, tatapanya kini bertemu dengan tatapan Kaiser. Wanita itu tersenyum kecil pada Kaiser. Tatapan Luana yang penuh arti ditangkap oleh Esther, ia benar-benar yakin bahwa Luana pasti berencana untuk merebut Kaiser darinya.
Luana terus melangkah menuju ke piano, wanita itu kemudian duduk dengan anggun dan mulai memainkan lagu yang disukai oleh neneknya. Itu adalah sebuah lagu cinta yang penuh kenangan antara nenek dan kakeknya.
Sekali lagi Luana mencuri perhatian semua tamu yang ada di sana termasuk Kaiser. Kemampuan Luana bermain piano sangat memukau. Tidak hanya melukis, Luana juga memiliki bakat dalam bermain piano.
Melihat Kaiser yang menatap Luana, Esther merasa cemas. Jari-jari wanita itu meremas gaunnya dengan kuat. Kebenciannya terhadap Luana semakin menjadi.
Hari ini Luana benar-benar membuatnya sangat marah. Wanita itu telah mencuri semua perhatian yang harusnya ditujukan padanya. Luana adalah bintang hari ini sementara dirinya tidak terlihat sama sekali.
Luana, aku pasti akan menghancurkan hidupmu!
Esther bersumpah di dalam hatinya.
tbc
