Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3. Calon Adik Ipar

Luana keluar dari klub malam, musik yang memekakan telinga kini terdengar samar olehnya. Di belakang Luana, seorang pria mengejar. Pria itu kemudian berhasil menghentikan langkah Luana.

Luana melihat ke pria di depannya. "Ada apa?"

"Nona, ayo bersenang-senang denganku malam ini."

Luana melihat ke ornamen kaca yang ada di dinding, dari sana ia bisa melihat Kaiser baru saja keluar dari pintu klub.

"Bersenang-senang?" Luana mengangkat tangannya, membelai rahang pria di depannya.

Pria itu memejamkan matanya, merasakan sentuhan Luana yang membuatnya bergairah. "Ya."

Luana mendorong pria itu ke tembok yang ada di dekatnya, Luana mendongakan dagunya, wajahnya perlahan-lahan mendekat ke wajah pria di depannya. Ia memiringkan sedikit kepalanya. Saat ini jarak bibirnya dan bibir pria itu sangat tipis.

Pria di depan Luana sudah menantikan ciuman Luana, tapi saat jarak hanya kurang dari satu senti meter, wajah Luana menjauh dengan cepat.

Pria itu sangat tidak puas, siapa yang sudah mengganggu kesenangannya. Namun, saat ia melihat siapa yang menarik tangan Luana, wajah garangnya segera berubah menjadi pucat.

"Tuan Kaiser."

"Pergi dari sini!"

"Ya, Tuan." Pria itu kemudian segera pergi. Ia tidak akan berani berebut wanita dengan penerus keluarga Lysander itu.

Luana melihat ke Kaiser. "Tuan Kaiser, Anda merusak kesenanganku."

Kaiser menekan tubuh Luana ke dinding lalu kemudian mencium bibir Luana dengan marah. Wanita ini benar-benar telah menarik perhatiannya.

"Wanita jalang!"

Luana tertawa kecil. "Tuan Kaiser, Anda terlalu menghina."

"Apakah kau pikir aku tidak bisa melihat trik kecilmu ini. Muncul di hadapanku dua kali dalam sehari, kau jelas sedang merayuku."

Luana tertawa kecil, ia mengelus bibir Kaiser dengan lembut lalu kemudian mencium bibir itu dengan cepat. "Tuan Kaiser, aku yakin kau tidak akan percaya jika aku mengatakan bahwa itu hanya kebetulan saja."

Kaiser tidak menjawab, ia hanya menarik tangan Luana lalu kemudian membawa wanita itu ke mobilnya.

Sopir Kaiser segera melajukan mobil.

Luana masih dengan sikap provokatifnya. Tangan nakalnya menyentuh dada Kaiser. Jari telunjuknya berputar-putar di sana, meggoda gairah Kaiser.

Kaiser benci mengakui bahwa ia tidak bisa menahan godaan Luana.

"Menepi!" Kaiser memerintahkan sopirnya.

Mobil itu kemudian segera menepi.

"Keluar dari mobil!"

"Aku?" Luana bertanya dengan wajah nakal.

Kaiser menarik Luana ke atas pangkuannya, sopir dan asisten pribadi Kaiser segera mengerti. Mereka berdua keluar dari mobil itu dan menunggu beberapa langkah.

Di dalam mobil, Kaiser memangsa tubuh Luana. Pria itu tidak bisa menahan dirinya. Luana yang memprovokasinya terlebih dahulu jadi Luana harus menerima akibatnya.

Sopir dan asisten pribadi Kaiser melihat ke mobil yang bergoyang, lalu kemudian mereka mengalihkan pandangan mereka lagi.

Atasan mereka selalu masuk akal, tidak pernah tergoda dengan wanita. Namun, kali ini bukan hanya tidak masuk akal, tapi tuan mereka tidak bisa menahan gairah seksual dan berhubungan intim di dalam mobil.

Ini adalah kedua kalinya tuan mereka berhubungan intim dengan wanita yang sama.

Keduanya menunggu cukup lama sampai mobil akhirnya benar-benar tenang.

Kaiser keluar dari mobil itu, ia mengeluarkan sebatang rokok lalu kemudian menyalakannya. Setelah menghisap dan menyemburkan asap beberapa kali, Kaiser membuang rokoknya lalu kemudian menginjaknya untuk memadamkan api.

Pria itu masuk ke mobil, sopir dan asisten pribadinya juga masuk.

"Turun!"

Luana tersenyum kecil. "Tuan Kaiser kau benar-benar tidak berperasan, setelah menggunakanku kau sekarang membuangku di jalanan. Ini sudah malam, bagaimana jika aku menarik perhatian dan membuat penjahat melecehkanku."

"Kau memang pantas dilecehkan."

"Baiklah, aku akan keluar." Luana meraih tasnya, ia kemudian keluar dari mobil Kaiser.

Mobil Kaiser segera melaju, Luana benar-benar ditinggalkan di tepi jalan.

Wajah menggoda Luana kini berubah menjadi dingin. Ia kembali ke penampilannya yang biasa. Wanita itu mengeluarkan ponselnya, ia segera menghubungi asisten pribadinya untuk menjemputnya.

Sebuah kebetulan asisten pribadi Luana berada di daerah itu. Jadi, tidak butuh waktu lama wanita itu sudah menjemput Luana.

Di mobil lain saat ini Kaiser memikirkan tentang apa yang dikatakan oleh Luana. "Putar balik!" Kaiser tidak bisa benar-benar mengabaikan Luana.

Saat mobil Kaiser sampai di tempat ia menurunkan Luana, ia tidak melihat Luana di sana.

"Tuan?" Asisten pribadi Kaiser menunggu perintah dari Kaiser.

"Jalan!" seru Kaiser. Luana mungkin sudah pergi. Jika terjadi sesuatu pada wanita itu maka itu adalah nasib sial wanita itu.

**

Hari-hari berlalu lagi, Luana tidak terus menerus mengganggu Kaiser. Ia menenggelamkan dirinya dalam lukisannya.

"Nona, malam ini Tuan Kaiser akan makan malam dengan Nona Esther dan orangtuanya." Natasha memberitahu Luana.

"Kalau begitu sebagai anggota keluarga, aku juga harus hadir di makan malam itu." Luana menanggapi dengan tenang.

Sudah sangat lama ia tidak bertemu dengan anggota keluarga Hill. Terakhir kali ia melihat ayahnya adalah saat pria itu mengirimnya ke rumah sakit jiwa.

Sementara Esther, ia dikujungi oleh wanita itu saat dirawat di rumah sakit jiwa, tentu saja kunjungan itu bukan untuk bersimpati padanya, tapi untuk mengejeknya. Esther sangat senang melihatnya di rumah sakit jiwa, wanita itu tertawa dengan bahagia. Ia juga mengejeknya, berkata bahwa ia telah berhasil merebut semua yang menjadi miliknya.

Saat itu Luana tidak memiliki energi untuk mencabik-cabik mulut Esther, ia masih terpuruk karena kehilangan calon suaminya, jadi ia mengabaikan Esther dan membiarkan wanita itu tenggelam dalam kebahagiaannya.

Namun, kali ini ia sudah meluangkan waktunya dan menyiapkan tenaganya untuk menghancurkan kebahagiaan Esther. Kali ini adalah gilirannya untuk merebut milik Esther.

**

Di dalam sebuah ruangan VIP, Kaiser sedang bersama dengan Esther dan orangtuanya. Ini adalah makan malam pertama Kaiser dengan Esther dan orangtuanya.

Orangtua Esther tampak sangat puas dengan Kaiser, mereka mengatakan yang baik-baik tentang Esther pada Kaiser.

Percakapan orang-orang itu terhenti saat pintu terbuka. Sosok Luana yang mengenakan gaun hitam masuk ke dalam sana.

Wajah tiga orang yang ada di sana tampak terkejut, sementara Kaiser, ia masih mempertahankan wajah datarnya.

"Luana." Esther adalah yang pertama kali bereaksi.

Luana tersenyum ringan. "Benar, ini aku. Lama tidak bertemu, Esther."

"Kapan kau keluar dari rumah sakit jiwa?" tanya Esther.

Rumah sakit jiwa? Kaiser menatap Luana, apakah sebelumnya Luana pernah dirawat di rumah sakit jiwa.

"Kenapa? Apakah kau tidak senang aku keluar dari rumah sakit jiwa, Esther?" Luana menatap Esther dengan santai.

"Kenapa kau tidak kembali ke rumah setelah keluar dari rumah sakit jiwa?" tanya Ian -ayah Luana.

"Rumah? Rumah mana? Aku telah kehilangan rumahku sepuluh tahun lalu." Luana membalas ucapan ayahnya.

"Luana, bagaimana kau bisa bicara seperti itu. Rumah keluarga Hill selalu menjadi rumahmu," seru Shopia dengan lembut.

Luana tertawa geli. "Sandiwara Nyonya Shopia masih tidak berubah, apakah Nyonya Shopia tidak muak?"

Esther tidak ingin makan malam ini dirusak oleh Luana, jika diteruskan Luana mungkin akan mengatakan hal-hal yang tidak ingin ia dengar.

"Luana, karena kau sudah ada di sini mari makan malam bersama kami."

Luana tidak sungkan. Ia segera duduk. Hal ini membuat Esther merasa kesal, Luana seharusnya pergi bukan malah menerima tawaran darinya.

Melihat Kaiser yang mengernyitkan dahinya, Ian segera memperkenalkan Luana.

"Kaiser, ini adalah Luana, putri sulungku."

Kaiser menatap Luana sejenak, sekarang ia mengerti kenapa Luana menolak uang darinya dan dari mana wanita itu bisa memiliki mobil super edisi terbatas, rupanya Luana adalah putri sulung keluarga Hill.

Meski keluarga Hill tidak sekaya keluarga Lysander, tapi keluarga ini cukup diperhitungkan di kalangan atas.

"Saya tidak tahu jika Esther memiliki saudari perempuan."

"Kaiser, Luana dirawat di rumah sakit jiwa selama beberapa tahun ini, jadi Luana tidak pernah tampil di depan umum." Esther memberitahu Kaiser. Ia ingin memperjelas bahwa Luana adalah wanita dengan gangguan kejiwaan.

"Jadi, siapa dia?"

"Dia adalah Kaiser, calon tunangan Esther." Ian memberitahu Luana.

"Ah, seperti itu." Luana kemudian mengulurkan tangannya. "Luana, senang bertemu denganmu, Calon adik ipar." Luana kemudian tersenyum ringan.

Kaiser menerima uluran tangan itu. "Kaiser."

Luana tidak melepaskan jabat tangan itu, ia menggunakan jari telunjuknya untuk menggoda telapak tangan Kaiser, tapi Kaiser segera menarik tangannya.

"Baiklah, mari kita mulai makan malam," seru Ian.

Luana makan dengan tenang, begitu juga dengan Kaiser, tapi tiga orang lainnya, mereka merasa tidak nyaman dengan kedatangan Luana yang tiba-tiba.

Kaki Luana bergerak, menggoda kaki Kaiser dengan nakal.

Kaiser meletakan pisau ke piring, tangan pria itu kemudian menekan paha Luana.

Senyum kecil tampak di wajah Luana. Wanita itu menghentikan aksinya dan makan dengan tenang.

Biasanya ia tidak akan tahan dengan keluarga bahagia di depannya, tapi kali ini dan seterusnya ia akan menahannya untuk menghancurkan ketenangan keluarga ini.

tbc

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel