Pustaka
Bahasa Indonesia

Dark Shadows

67.0K · Tamat
Yuyun Batalia
46
Bab
36.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Apa yang kau rasakan saat di hari pernikahanmu kau diculik? Dan ketika kau sadar kau sudah menjadi istri dari pria yang sangat kau benci? Marah? Dendam? Atau kau merasa ingin mati? Inilah yang terjadi pada Kara. “Hal yang paling aku benci di dunia ini adalah kau! Pria terkutuk yang sudah menghancurkan duniaku!” -Karalyn Rexann Mckayla                Jahat, kejam, ingin menang sendiri dan terlalu mendominasi. Dia adalah seseorang yang Kara kenal bernama Key Reagan Maxwell. Namun pada kenyataannya, Reagan berbanding terbalik dengan penilaian Kara. Pria itu memiliki hati yang lembut dan bijaksana.                “Aku mencintainya, tapi dia membenciku. Sebenarnya ini bukan salahnya, tapi juga bukan salahku. Salahkan saja ‘dia’ yang mengacau semua yang sudah aku susun dengan baik. Ya, benar, semua ini memang salahnya.” -Key Reagan Maxwell                “Ini bukan salahku. Salahkan saja Reagan yang bergerak terlalu lama. Dia memang payah, pengecut dan sialnya dia adalah sebagian dariku.” -Dark Shadows         Ini kisah antara Kara dan Reagan di tengah bayangan kegelapan. Kisah yang diinginkan oleh Reagan namun tidak oleh Kara. Kisah yang tak mampu dilakukan oleh Reagan namun mampu dilakukan oleh si bayangan kegelapan.

RomansaPresdirBillionaireIstriCinta Pada Pandangan PertamaPernikahanMemanjakanThriller

Prolog

Sebuah acara pernikahan sudah siap dilaksanakan. Ballroom mewah hotel itu disulap menjadi seperti negeri di atas awan. Sepertinya pasangan yang akan menikah ini sangat menyukai warna putih dan biru langit.

Seorang mempelai pria sudah tampan dengan tuxedo dan dasi kupu-kupu yang melekat di kerah kemejanya. Kini pernikahan itu hanya tinggal menunggu mempelai wanita.

"Menikah? Kara?" Seorang pria dengan setelan berwarna hitam menatap tajam ke arah pelaminan yang dihias dengan indah. "Langkahi dulu mayatku barulah dia bisa menikah." tambahnya.

Detik selanjutnya ia segera melangkah meninggalkan ballroom itu. Ia menyusuri koridor hotel dan berhenti di depan sebuah ruangan. Senyuman licik terlihat di wajah aristokratnya, ia melihat ke kiri dan kanan memastikan kalau tak ada orang di sana.

"Kau!!" wanita cantik yang memakai gaun putih itu menatapnya tajam.

"Selamat pagi, Sayang." Dia menyapa wanita di depannya. "Mau apa kau di sini!! pergi sebelum aku memanggil security!!" aura kebencian dari wanita itu mendominasi di dalam ruangan.

"Mau apa??" pria tadi mengernyitkan dahinya, detik selanjutnya ia tersenyum tipis, benar-benar tipis. "Aku datang untuk menculik sang pengantin wanita." suaranya serak.

"Dasar sakit jiwa!! pergi dari sini sialan!!"

"Oh, Kara sayang, berhentilah mengusirku darimu karena aku akan selalu ada di manapun kau berada." dia mendekati wanita yang ia panggil Kara itu.

"Menjauh dariku!! TOLONG!! TOLONG!!" Kara berteriak, ia mulai terancam.

"Tak akan ada yang bisa menolongmu Kara. Kau hanya akan jadi pengantinku bukan pria sialan dengan wajah memuakan itu!" semakin Kara menjauh pria itu semakin mendekat.

"Seth!! pria yang kau sebut memuakan itu namanya Seth!!" Kara tidak terima calon suaminya di sebut sebagai pria memuakan.

"Persetan dengan namanya, Kara!!" Pria itu muak dengan Kara yang terus berputar-putar di ruangan itu, ia segera menangkap tubuh Kara.

"Mau apa kau sialan!! lepaskan aku!!!" Kara memberontak dari pria yang menangkapnya. "Aku sudah mengatakan apa kemauanku, Kara. Aku mau kau!"

"Ehmp-ehmp..." Beberapa detik kemudian Kara sudah tidak sadarkan diri. "Kau hanya milikku, Kara. Tidak akan pernah aku izinkan ada pria lain yang memilikimu." pria itu menggendong Kara dan meletakannya ke atas ranjang. Pria itu mengganti gaun pernikahan Kara dengan dress yang sudah ia siapkan.

Pria itu mengambil ponsel Kara. Mengetik sebuah pesan lalu setelahnya segera membawa Kara keluar dari ruangan itu. Ia berdiri di depan lift, lalu segera masuk ke dalam sana. di sebelahnya lift terbuka 4 orang wanita keluar dari sana. Wanita-Wanita itu adalah teman-teman Kara yang tadi menemani Kara tapi karena ada urusan mereka keluar dari ruangan Kara.

Pesan yang tadi pria itu ketik adalah pesan yang di tujukan kepada Seth calon suami Kara.

Aku tidak bisa menikah denganmu karena aku mencintai pria lain. selamat tinggal. Pesan itu sangat singkat tapi bisa membuat Seth membenci Kara selamanya.

Sebuah mobil limousine menunggu di depan pintu masuk hotel.

"Sudah beres, Lee, nyalakan kembali CCTV di daerah ini." ujar pria tadi ke pria berdarah Korea di depannya.

"Baik, Tuan." Pria berdarah Korea itu segera merogoh sakunya mengeluarkan ponsel dari sakunya.

"10 detik lagi, nyalakan CCTV di daerah ini!" perintahnya. Setelah mendapat jawaban Lee segera memutuskan sambungannya.

Lee masuk ke dalam mobil itu saat sang tuan sudah masuk ke dalam sana bersama calon nyonya-nya.

"Semua sudah kau siapkan, bukan?" pria itu menatap Lee dari kaca spion.

"Sudah, Tuan." Balasan Lee tak membuat pria itu tersenyum puas, ia hanya memeperlihatkan wajah dinginnya yang benar-benar datar.

"Karalyn Rexann Mckayla, kau akan segera menjadi satu-satunya ratu di kediaman Maxwell." pria itu menatap Kara yang masih tidak sadarkan diri akibat obat bius.