Pustaka
Bahasa Indonesia

Dark Obsession

135.0K · Tamat
Shineamanda9
90
Bab
9.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

Obsessi! Merupakan satu kata yang tidak bisa dilepaskan dari seorang Markus Gringer Grint. Mengenal Megan, membuatnya merasa begitu berharap. Lantas, ia di tolak dan membuat Maskus geram. Ia bertindak kasar, mendekati Megan dengan segala cara termasuk memisahkan hubungan Megan dengan Axel Damiano, kekasih Megan. Mereka menjalani hubungan diam-diam selama dua tahun. Sungguh, Markus membuat Megan terjerat dan semakin merasa sesak. Perlahan, setiap rahasia Markus terbongkar satu persatu. Rahasia mengerikan yang di simpan rapat Markus, termasuk sebagai pendiri Blindberg, kelompok Elit Global yang mencoba melakukan spionase terhadap banyak negara dan menciptakan Komputer Quantum untuk memasang chip pada setiap manusia, agar mereka patuh dan tunduk pada alat yang mereka jual. •••"Kau memerkosa ku, Markus!""Anggap saja, itu awal untukmu. Kau a okkan terbiasa dengan hidupmu!""Kau gila! Benar-benar gila, Markus!"

RomansaMetropolitanBillionaireDewasaPerselingkuhanCinta Pada Pandangan PertamaSweetBaperThrillerMengandung Diluar Nikah

Prologue

bbbd

Sederet pelayan berjejer di pekarangan mansion milik keluarga Morgan. Mereka tersenyum tipis, memerhatikan tiga buah mobil jenis SUV masuk ke dalam pekarangan, dan menyambut ramah atas kedatangan tamu yang di undang hari ini, Sabtu 12 Januari 2019.

"Sir, kita sudah sampai!"ucap seorang wanita cantik dengan pakaian abu-abu gelap. Menatap tegas, tanpa berpaling dari arah pelayan yang berjalan mendekat, sekadar memberi penghormatan.

Dua puluh detik kemudian, seorang pria tegap dengan rambut hitam lebat keluar dari mobil setelah seseorang membukakan pintu untuknya. Jesus! Dia terlihat seperti pangeran tampan, kekar dengan balutan kemeja putih dan celana kain coklat. Rahang tegasnya ditumbuhi bulu halus, menutupi bibir merah yang sensual.

"Morning sir,"sambut kepala pelayan, mempersilakan pria tersebut masuk.

"Wait here!"ucap pria tersebut pada seluruh bodyguard dan asisten cantiknya. Taylor Britania.

"Welcome home, Markus!"sambut pemilik Mansion dengan senyuman lebar.

"Alexander. No! Ini bukan rumah, tapi istana!"ucap Markus ramah.

"Kau berlebihan untuk mengatai mansion kecilku ini,"balas Alexander menarik pinggul seorang wanita yang sejak tadi terdiam, hanya melempar senyuman kecil yang ikut menyambut.

"Kenalkan dia istriku, Lorna Morgan!"

"Sepertinya kau bukan hanya mengganti nama marga istrimu, tapi menyingkatnya!"kekeh Markus melihat Lorna sedikit menunduk dengan senyuman yang menawan.

"Aku hanya tidak ingin semua orang tahu nama lengkap istriku,"balas Alexander seraya mempersilakan pria itu duduk di sofa mahalnya, dan melihat pelayan menyuguhkan air serta camilan yang cukup banyak.

"Yah! Aku pahami kekhawatiran mu, Alexander. Hanya kau, pengusaha yang memiliki kekayaan di atas 300 miliar dollar, aku yakin, ada banyak tangan yang ingin mengambil pundi-pundi uang tersebut,"balas Markus seraya melempar senyuman khas.

"Belum seberapa, aku harus lebih naik,"balas Alexander angkuh. Hingga ia merasakan Lorna mencubit lengannya sedikit.

"Ah ya, dimana putrimu, Caroline?"tanya Markus, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan besar yang memiliki plat emas di tiap sudut dinding nya. Khas keluarga Morgan yang selalu lekat dengan emas.

"Sebentar lagi dia akan turun,"ucap Alexander, melirik ke arah Lorna dan melihat wanita itu mengerutkan keningnya rapat.

"Aku akan menjodohkan nya dengan Caroline,"jelas Alexander tegas.

"What?"

"Kau tidak memberitahu istrimu sebelumnya, Alexander?"tanya Markus, menangkap kegusaran Lorna.

"Kejutan, dia akan suka jika putrinya hidup—"

"Dad..."tegur Caroline saat ia baru saja keluar dari elevator kaca yang ada di kanan ruang tamu.

"Hey Queen, kemari lah,"ucap Alexander menepuk sudut kursi yang ada di sebelahnya. Namun, Caroline lebih memilih untuk duduk di tempat lain, sedikit lebih jauh.

Lorna tampak gusar, ia melepaskan pautannya dari Alexander dan menatap wajah Caroline dan Markus bergantian. "Apa yang ingin kau bicarakan denganku, dad?"tanya Caroline memecah keheningan, membuat Markus melempar senyuman bersahabat nya kembali.

"Caroline, kau tahu siapa Markus kan? Dia—"

"Pengusaha coklat yang bisa terkenal—"

"Pengusaha terkaya yang ada di Italia, dan Markus memiliki—"

"Jadi, apa tujuan nya dad?"potong Caroline menampilkan sikap dingin dari nya. Ia cukup tahu, keinginan daddy nya.

"Menjodohkan mu dengannya,"jelas Alexander, Caroline langsung berdiri, menatap ke arah Markus tajam.

"Are you crazy? Kau ingin aku menikahi lelaki tua yang umurnya mungkin setengah abad, dad?"tanya Caroline asal, membuat Alexander merasa tidak enak.

"Caroline! Aku tidak pernah mengajarimu—"

"Alexander kau tidak perlu memaksanya!"ucap Markus.

"Yes! Kau benar, siapa namamu tadi? Kukus, bungkus, atau siapapun itu terserahlah."

"Markus!"

"Maksudku begitu, saran ku cari wanita yang seumuran mu, kau punya segalanya dan kau bisa mendapatkan apa yang kau—"

"Caroline!"sentak Alexander lantang hingga gadis itu melirik tegas ke arahnya.

"Alexander sudahlah, kembali ke kamarmu Caroline,"ucap Lorna memberi pengertian agar tidak terjadi pertengkaran yang lebih besar untuk kesekian kalinya.

"Aku harap ini terakhir kalinya, dad!"ucap Caroline melirik ke arah Markus sejenak. "I'm sorry!"ucapnya pelan, lantas, memutar tubuhnya untuk segera menjauhi semua orang dengan tangan terkepal.

"Maaf atas tingkah putriku,"ucap Lorna tanpa menunggu Alexander yang mengatakannya.

"Tidak masalah, aku yang menawarkan diri untuk mengenal putrimu, Caroline benar, aku harusnya menikahi wanita seusiaku,"ucap Markus membuat Lorna mengangguk pelan.

Tap!!

Elevator kembali terbuka, membuat semua orang menoleh ke arah benda tersebut termasuk Markus. Pria itu terdiam, saat melihat sosok gadis dengan rambut hitam pekat, ia tersenyum kecil lantas menyorot ruangan dengan mata hijaunya yang indah. Megan Axtar Hodgue.

"Gadis itu, apa dia anakmu, Alexander?"tanya Markus tanpa mengalihkan perhatiannya sedetikpun.

"Bukan. Dia anak sahabatku, kami tinggal bersama sejak dia kecil,"ucap Lorna mengambil alih pembicaraan. Melirik Markus yang menatap sosok gadis itu hingga hilang dari pandangannya. Sial! Jantung nya berdebar cepat, hanya karena senyuman yang baru saja ia lihat. Tidak seperti biasanya.

"Mr. Grint,"tegur Lorna membuat Markus kembali menoleh dengan keadaan salah tingkah.

"Ah ya! Sepertinya mansion ini cukup ramai,"balas Markus pelan, sambil menelan ludahnya dan menahan napas.

"Lain kali kita bisa bicara lagi,"ucap Alexander mulai muak dengan interaksi antara Markus dan Lorna. Ia masih bersikap posessif, bahkan sangat-sangat ketat pada wanita tersebut.

"Sure, yang jelas tidak untuk perjodohan putrimu,"kekeh Markus, membuat Alexander melebarkan senyuman hangat.

"Mau ku antar kau keluar?"tanya Alexander datar, Markus mengangguk dan segera berdiri dari tempatnya.

"Thanks Mrs. Morgan atas jamuan nya,"ucap Markus.

"Kau tidak menyentuhnya sedikitpun,"balas Lorna melebarkan senyumannya. Hingga mendapatkan lirikan tajam dari Alexander. Markus mengulum senyuman dan mulai melangkah untuk meninggalkan mansion.

"Senang kau bisa berkunjung ke mansion ku, Markus,"ucap Alexander saat ia berada di pintu besar yang terbuka lebar.

"Yah! Aku juga senang karena kau mengundangku ke istana ini,"Markus mengeluh pelan, melihat Alexander mengangguk datar. Hingga ia memutar tubuh dan mulai berjalan menjauh bersama bodyguard nya.

Deg!!

Markus berhenti melangkah, saat kembali melihat gadis yang ia lihat di dalam tadi berdiri di sudut tangga, sibuk dengan ponselnya.

"Okay, aku akan ke sana sebentar lagi,"ucap Megan di panggilan telpon, ia mematikan panggilan dan melirik ke arah Markus.

"Hay si—"ucapan Markus terputus, saat Megan memutar bola matanya malas. Lalu menuruni anak tangga. Megan memasuki sebuah sportcar Pagani Huayra Roadster tanpa atap berwarna blue metalic, memutar kemudi mobil nya dengan cepat dan lebih dulu meninggalkan mansion.

"Megan Axtar hodgue, dia anak dari pensiunan Dr. Milla Bronova Hodgue dan Billy Hodgue, mantan kepala bodyguard keluarga Morgan!"ucap Taylor setelah penat menekan iPad yang selalu ia bawa untuk mencari informasi cepat. Markus melirik, menarik iPad tersebut dari Taylor dan menatap foto besar yang terpajang di benda canggih tersebut.

"Cari informasi gadis ini lebih banyak!"pinta Markus tegas, seraya mengusap foto pajangan tersebut.

"Baik, sir. Aku akan melaporkannya dalam dua jam,"ucap Taylor pelan, meraih iPad nya kembali dari tangan Markus, dan mereka mulai bergerak menuju mobil lalu beranjak pergi.

••••

hola, semoga suka dengan kisah ini.

untuk mengenal shine lebih jauh follow Ig : shineamanda9 yah :)