Bab 10 Pesta di Kediaman Marquis
Raja Xiang panik sekaligus ketakutan. "Tidak, tidak, tidak ...."
Di antara para putra Kaisar, kekuatan bertarung Raja Yi lah yang paling menakutkan. Dia memiliki kemampuan seni bela diri tinggi dan eksekusinya yang paling kejam.
Tidak peduli siapa pun yang jadi pasti akan berakhir dengan dihajar habis-habisan olehnya. Jika wajah orang itu belum hancur, dia tidak akan berhenti.
Raja Xiang menarik kakinya dan melarikan diri.
"Kembali ke sini!" Zhan Beihan mencengkeram kerah bajunya dan menyeretnya kembali.
"Kak! Kakak tolong!" Raja Xiang sangat ketakutan.
Putra Mahkota menikmati tehnya dengan damai, lalu berkata pelan, "Aku tidak bisa menyelamatkanmu. Terima saja kematianmu."
Raja Xiang. "..."
Raja Xiang. "Adik Kelima, selamatkan aku!"
Raja Cheng menunduk dan menyeruput tehnya, pura-pura tidak dengar.
Dia juga bukan lawan yang sebanding untuk Kakak Ketiga. Kakak Kedua, semoga kamu baik-baik saja ....
"Jangan! Kak, selamatkan aku! Jangan pukul wajahku! Aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan, Kak!" Raja Xiang melihat Zhan Beihan mengangkat tinjunya dan meninju wajahnya. Seketika, dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Putra Mahkota tersenyum puas. "Kamu sudah mengatakan akan melakukan apa pun yang aku inginkan."
Zhan Beihan juga berhenti, menatap Raja Xiang yang sudah ketakutan dengan tatapan dingin. Dia mengangkatnya, lalu menjatuhkannya ke kursi. Dia pun duduk setelahnya.
Rangkaian tindakan itu dilakukan dengan begitu mulus, membuat Raja Xiang membeku.
Pada saat ini, jika dia masih tidak tahu bahwa dia telah ditipu oleh saudara-saudaranya. Sia-sia saja dia menjadi putra Kaisar selama ini.
"Nona Muda Kedua Kediaman Marquis Nan Yang bernama Shen Yuting. Aku dengar bahwa dia cukup dekat denganmu. Hari ini, saat pergi ke Kediaman Marquis nanti, aku akan menilainya menggantikan Ayah. Jika dia cukup baik, aku akan melaporkan bahwa Ayah bisa menikahkan kalian." Putra Mahkota berkata sambil tersenyum, mengatakan tujuannya yang sebenarnya.
Mereka memaksanya untuk menikah.
Perkataan Raja Xiang tertahan di tenggorokan. "Aku ... aku tidak setuju."
Putra Mahkota menyela sambil tersenyum, "Menikah atau berlatih dengan Beihan, kamu bisa memilih sendiri."
Intinya, dia harus menikah!
Atau dihajar habis-habisan sampai wajahnya tidak berbentuk.
Silakan dipilih.
Raja Xiang. "..."
Hari ini dia seharusnya tidak keluar.
Kediaman Marquis Nan Yang terletak di utara Kota Jing. Di kedua sisi jalan besar terdapat kediaman keluarga yang tinggi, yang memiliki halaman luas.
Pola Kota Jing Negara Bei Qin menekankan bahwa bagian selatan dihuni oleh keluarga terhormat, bagian utara dihuni keluarga bangsawan.
Selatan adalah tempat bagi para putra Kaisar dan kediaman para anggota kerajaan. Utara adalah tempat sejumlah besar abdi dalem bangsawan berkumpul. Tetapi jika status mereka sedikit lebih rendah, mereka bahkan tidak bisa melewati gerbang pengawasan Jalan Utara dan Jalan Selatan, jadi hanya bisa berada di timur, berbaur dan hidup bersama orang biasa.
Jalan Utara hari ini dipasang karpet merah dan penuh petasan. Suasana sangat meriah.
Kaisar secara pribadi memperhatikan ulang tahun Marquis Tua Nan Yang yang ke 60, yaitu dengan mengirim Putra Mahkota dan beberapa pangeran untuk merayakannya.
Telinga para abdi dalem yang mulia selalu tajam, jadi mereka sudah mendengar akan kabar ini. Meskipun mereka sedikit meremehkan Kediaman Marquis Nan Yang, mereka tetap datang dan membawa banyak hadiah, mengucapkan selamat ulang tahun sambil tersenyum.
Di bagian depan Kediaman Marquis Nan Yang dipenuhi oleh banyak kereta kuda yang mewah. Kepala pengurus yang bertanggung jawab untuk menerima tamu tersenyum sampai wajah mereka kaku, tidak berani bersikap asal.
Aula utama Kediaman Marquis penuh dengan para tamu.
Marquis Tua mengenakan pakaian pesta. Dia memegang tongkat di tangan, tersenyum dan duduk di kursi utama.
Para tamu yang tak terhitung jumlahnya datang untuk memberi ucapan selamat. Mereka memberikan hadiah, semua jenis pujian dan kekaguman. Kata-kata yang mereka ucapkan menghibur semua orang di aula, membuat mereka tertawa puas.
"Ei, kenapa kita tidak melihat Marquis?" tanya seseorang sambil tersenyum.
Tawa segera bergema di luar aula.
"Marquis datang bersama istri dan putri-putrinya untuk memberikan selamat kepada Marquis Tua."
Setelah perkataan itu terlontar, Marquis Nan Yang yang berwajah ceria masuk bersama Selir Hua yang berpenampilan menawan di sisinya. Mereka datang bersama ketiga putri yang usianya sepantaran.
Kerumunan orang tertawa.
Kediaman Marquis Nan Yang terkenal dengan banyak berita yang kurang menyenangkan.
Entah nasib buruk macam apa yang mereka dapatkan, istri yang dinikahi Marquis Nan Yang hanya melahirkan anak perempuan.
Semua istri yang dinikahi Marquis Nan Yang memberinya tujuh anak perempuan. Selain Nona Ketiga, Shen Wan, yang dilahirkan oleh istri sah, yang lain dilahirkan oleh seorang selir. Ketujuhnya perempuan, tanpa ada satu laki-laki pun.
Sekarang, putri pertama sudah menikah dan sudah menjadi seorang ibu. Sementara itu, usia putri bungsu belum genap sepuluh tahun.
Yang datang untuk memberikan ucapan selamat adalah Nona Kedua, Nona Keempat dan Nona Kelima. Usia mereka sepantaran. Kebetulan, mereka sudah mencapai usia untuk menikah.
Biasanya, ucapan selamat ulang tahun harus dilakukan oleh anak laki-laki, tetapi tidak ada anak laki-laki di Kediaman Marquis Nan Yang, jadi para perempuan lah yang melakukannya.
"Semoga Ayah diberkati kesehatan dan umur yang panjang." Marquis Nan Yang berlutut di atas bantal empuk dan bersujud tiga kali kepada Marquis Tua.
"Semoga Tuan Besar panjang umur dan sehat selalu." Selir Hua juga memimpin anak-anak perempuannya untuk bersujud dan memberikan penghormatan.
Marquis Tua dalam suasana hati yang baik. "Aku menerima ucapan kalian, bangunlah."
Mereka dibantu untuk berdiri.
Marquis Tua melirik ke arah cucu-cucunya dan bertanya, "Kenapa cucu ketiga tidak terlihat? Bukankah kalian sudah memerintahkan seseorang untuk menjemputnya, kenapa dia masih belum datang?"
Nona Ketiga, Shen Wan adalah satu-satunya anak dari istri sah dan memiliki perjanjian pernikahan dengan Kediaman Marquis Zhen Bei. Meskipun sejak kecil keberuntungannya kurang baik dan tidak bisa dibesarkan di rumah, tetapi karena perjanjian pernikahan yang begitu dipentingkan oleh Marquis Tua, Marquis Tua secara khusus meminta Marquis Nan Yang pergi ke desa untuk menjemputnya kembali sebelum acara ulang tahun dilangsungkan.
Jika bukan karena Marquis Tua yang mengingatkan, Marquis Nan Yang sudah lupa bahwa dia memiliki putri sah yang telah dibuang di pedesaan selama lebih dari sepuluh tahun.
Senyum di wajah Selir Hua berubah kaku, dia diam-diam mencubit Marquis Nan Yang.
Marquis Nan Yang buru-buru menjelaskan, "Ayah, setengah bulan lalu aku sudah mengirim seseorang untuk menjemputnya, mungkin tertunda di jalan karena sampai sekarang dia belum sampai di Kota Jing."
"Tertunda sampai selama ini?" Marquis Tua mengerutkan alisnya dengan tidak senang.
Selir Hua menimpali, mencoba memperkeruh suasana, "Tuan Besar, mohon pengertiannya. Shen Wan tumbuh besar di pedesaan, jadi sedikit sulit diatur dan perasaannya kepada Kediaman Marquis tidak cukup mendalam. Dia bahkan tidak bersedia saat tiba-tiba dijemput dan diminta kembali. Aku dengar dari bawahan bahwa Shen Wan hidup dengan bebas di pedesaan, jadi tidak ingin kembali dan hidup penuh aturan di Kediaman Marquis. Karena itulah dia melarikan diri. Butuh banyak usaha untuk menemukan kembali, jadi kedatangannya tertunda cukup lama ...."
Mendengar ini, wajah Marquis Tua makin terlihat muram. "Benar begitu? Sangat tidak pantas!"
Gadis yang belum menikah, gadis yang harus dibesarkan di pedesaan karena keberuntungannya yang tidak baik, dia harusnya tetap berada di rumah dan tidak pergi ke mana pun. Dia harusnya menjaga sikapnya, tetap patuh dan tidak bertindak seenaknya.
Keluarganya mengirim seseorang untuk menjemputnya, dia bahkan berani melarikan diri. Dibesarkan di pedesaan membuatnya tumbuh menjadi gadis liar.
Nona Kedua, Shen Yuting, berkata sambil tersenyum, "Kakek, jangan marah. Adik Ketiga memang tidak patuh. Jika kembali nanti, dia harus didisiplinkan dengan baik. Kakek masih punya aku, cucu perempuan yang begitu membanggakan. Aku harap Kakek panjang umur dan sejahtera. Selamat ulang tahun, Kakek."
Dia mengucapkan sejumlah kata-kata manis, lengkap dengan penampilan yang baik dan patuh.
Mendengar ucapannya, Marquis Tua pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan puas. "Harusnya seperti ini sikap dari putri Keluarga Shen."
Lalu, Marquis Tua mendesak, "Ketika Shen Wan kembali, kalian harus mendisiplinkannya dengan serius. Jangan sampai dia membawa sifat liarnya dari pedesaan itu ke rumah dan mengajarkan hal buruk kepada kakak dan adik-adiknya."
"Aku mengerti." Marquis Nan Yang langsung merasa lega.
Selir Hua tersenyum, tetapi dalam hati dia merasa sangat senang. Gadis sialan Shen Wan harusnya sudah mati, bukan?
Mendisiplinkannya? Biarkan ibu kandungnya yang berumur pendek saja yang mendisiplinkannya di alam sana.
"Gawat, Tuan." Bawahan berlari dengan panik.
Marquis Nan Yang bertanya dengan muram, "Kenapa sampai panik begitu?"
"Nona ... Nona Ketika menerobos masuk dengan membawa mayat!" Bawahan itu berlutut dan melaporkan dengan tidak percaya.
