Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Suasana baru

Bab 2 Suasana baru

Pagi itu ibu Sukma keluar rumahnya sambil membawa seorang bayi untuk ia jemur.

Bayi merah itu menggeliat di pangkuan bu Sukma,sebagai respon tubuhnya akan sinar hangat dari matahari di pagi itu.

Sementara pandangan Sukma beralih pada rumah di sampingnya?. Ada sebuah mobil yang parkir di depan rumah itu,tak lama kemudian mucul wanita paruh baya dan di ikuti gadis muda di belakangnya sambil menenteng sebuah tas dan koper yang lumayan besar.

Beberapa saat kemudian mobil itu melaju meninggalkan dua orang yang baru saja di turunkannya.

"Ratih..." Sapa bu Sukma pada salah satu perempuan itu.

"Sukma.."

Lalu perempuan itupun menghampiri bu Sukma.

"Kamu apa kabar Rat? Kenapa tidak pernah pulang ?" Tanya bu Sukma antusias melihat sahabatnya yang lama tak bertemu.

"Baik Sukma,kamu sendiri apa kabarnya?"

"Ya seperti ini Rat,tua sendirian.Anakku satu-satunya merantau ke Jakarta."

"Owh,sudah sekarang tidak usah khawatir aku temani.Aku sudah tidak bekerja di Bandung lagi."

"Maksudmu?"

"Aku sudah tua,ingin di rumah saja.Fokus ibadah cari bekal untuk mati nanti."

"Waduh gayamu tua Rat,orang perawan ting-ting." Canda bu Sukma pada sahabatnya itu.

Note : Bibi Ratih tidak pernah menikah seumur hidupnya.

"Ish,ya biarin.. hahaha.."

Pandangan bu Sukma beralih pada gadis remaja yang masih berdiam diri di tempat ia turun dari mobil tadi.

"Itu siapa Rat?" Tanya bu Sukma penasaran.

Bi Ratihpun melihat ke arah pandang bu Sukma,

" Itu Sifa anak mantan majikanku."

"Owh liburan ya?"

"Ssttt tidak,dia mau tinggal di sini denganku."

"Lho kok bisa ?"

"Ceritanya panjang, kapan-kapan aku ceritanya ya! " Bi Ratih beralih pada gadis yang di tunjuk bu Sukma, " Non Sifa,sini! " Panggil bi Ratih pada gadis muda tadi.

Setelah itu Sifa mendekat dan bibi Ratih lantas mengenalkannya pada bu Sukma " Kenalkan non,beliau namanya bu Sukma,dia tetangga kita."

"Sifa bu..."

Engee...engeeee... (tangisan bayi )

pandangan Sifa beralih pada bayi yang tiba-tiba menangis itu.

"Sstttt..sayang...cup..cup..."Bu Sukma berusaha menenangkan bayi itu dengan memberinya susu namun bayi itu enggan berhenti menangis,malah tangisnya terdengar makin kencang.

Sukma lalu menimang-nimang bayi itu tapi tetap saja bayi itu menangis," Cup sayang..."Bu Sukma nampak kebingungan.

"Maaf bu boleh Sifa gendong?" Tanya Sifa takut-takut tak di perbolehkan.

"Bisakah non cantik? "

"Coba bu,sini! "

Lalu bu Sukma memberikan bayi itu pada Sifa,dan di luar dugaan bayi itu langsung terdiam.Bahkan mulut bayi itu tampak mencari-cari sumber makanannya.

"Oh,dedek ingin minum ya?" Ucap Sifa," Sini bu botolnya.." Kemudian Sifa memberikan botol susu itu pada si bayi.

"Wah,kok bisa ya?Raffa langsung diam ?" Bu Sukma terheran.

Setelah Raffa menghabiskan botol susunya,bayi itu pun tertidur. Pelan-pelan Sifa memberikan bayi itu pada bu Sukma,namun baru beberapa detik bayi itu kembali menangis.

Sifa lalu mengambil alih bayi itu lagi ke dekapannya dan lagi-lagi Raffa langsung terdiam.

"Waduh,sepertinya Raffa Suka sama kamu non? "

Sifa, gadis itu tersenyum,"Bu boleh saya yang tidurkan dedek ke tampat tidurnya? "

"Owh,ya boleh ayok ke dalam."

"Syukurlah,dedek bobok juga"Ucap Sifa saat ia berhasil menidurkan bayi Raffa di kasur.

"Bu Sifa pamit pulang dulu ya nanti Sifa ke sini lagi.Sifa mau mandi dulu."

"Iya nak,terimakasih ya sudah bantu ibu."

"Tidak apa-apa bu,Sifa seneng dan Sifa sayang sama dedek."

Deg...

Dalam hati bu Sukma merasa miris,kenapa gadis ini yang baru saja bertemu dengan Raffa bisa langsung sayang pada Raffa,sedangkan ibu kandungnya tak menginginkannya.

..........

Sudah satu bulan Sifa tinggal di kampung Asri ini.Selama itu juga ia selalu membantu bu Sukma mengasuh bayi Raffa.Bahkan bisa di bilang Sifa layaknya seorang ibu dalam mengasuh Raffa.

"Bagaimana sekolah barunya non?" Tanya bu Sukma saat Sifa selesai menidurkan Raffa di ranjangnya.

"Betah bu,teman-temannya pada ramah."

"Ya itu orang Jawa sini itu emang ramah tamah."

"Ngomong-ngomong non Sifa kelas berapa? "

"Kelas 2 SMA bu."

"Owh,ibu kira masih SMP badannya mungil."

"Sifa pendek ya bu? hehehe,oya bu panggil Sifa saja ya! Bibi Ratih juga sudah biasa panggil Sifa kok.Kan sekarang Sifa bukan siapa-siapa lagi " Tiba-tiba raut wajah Sifa kembali sedih.

"Eh makasih banget ya Fa selama ini sudah mau bantuin ibu rawat Raffa." Bu Sukma mencoba mengalihkan pembicaraan ketika menyadari raut sedih gadis di depannya.

"Oh ya bu,selama ini kok Sifa tidak pernah lihat mama Raffa,kemana ya?" Tanya Sifa penasaran.

"Eh,itu sudah meninggal."

"Owh,maaf ya bu Sifa tidak tahu. "

"Tidak apa,papa Raffa itu yang anak ibu.Sekarang lagi merantau,kemarin telpon katanya mau berangkat ke Jerman."

"Wah jauh sekali bu kerjanya? "

"Iya,rezeki dari kantor di tugaskan ke sana."

"Ibu sedih ya?." Tanya Sifa ketika raut wajah bu Sukma berubah sendu.

"Ya seperti itu Fa,ibu jadi tidak tahu entah kapan ketemu sama Daffa, putra ibu satu-satunya.Rafa juga tidak tahu kapan akan ketemu papanya lagi."

"Bu,jangan sedih ya! Kan ada Sifa yang nemenin ibu sama Raffa,ada bi Ratih juga."

"Makasih ya Sifa. Ibu jadi merasa punya anak perempuan."

"Sifa juga berterimakasih kalau ibu mau anggap Sifa anak ibu."

Merekapun berpelukan hangat

..........

Perkenalkan

Namaku Sifa Ayu Darmawan

aku lahir di bandung 17th lalu.

Kini aku duduk di bangku kelas 2 SMA Sebentar lagi kelas 3.

Sebulan lalu aku pindah ke Jogja ke kampung bi Ratih,orang yang membantu bunda mengasuhku sejak bayi.

Soal orang tuaku,bundaku baru saja meninggal beberapa bulan lalu karena sesuatu yang tidak bisa aku ceritakan sekarang.

Jangan tanyakan soal ayahku,aku tak mau membahasnya.

Oya,saat ini aku sedang di rumah ibu Sukma. Beliau adalah tetangga sebelah rumah bi Ratih. Beliau wanita paruh baya yang sangat baik. Ia tinggal dengan seorang cucunya yang masih bayi.

Raffa nama bayi nya.Bayi laki-laki mungil yang membuatku jatuh cinta saat pertama melihatnya.

Dan senangnya aku bayi itupun berasa nyaman bersamaku.

Aku sangat sayang pada Raffa.Di sela kesibukanku sekolah, aku selalu sibukan diriku dengan mengurus Raffa.Kadang aku bahkan menginap di rumah bu Sukma saat bu Sukma sakit atau ada keperluan lain.

Kadang orang yang tak tahu mengira Raffa adalah anakku. Hehehe lucu sekali,dengan tubuhku yang mungil ini apa mungkin aku sudah pantas menjadi seorang ibu.

Aku kasihan sekali pada Raffa,karena bayi semungil ini sudah harus kehilangan ibunya.Aku saja masih sering merasa sedih kalau ingat bundaku yang sudah meninggal.

Raffa sangat tampan.Mungkin dia mirip papanya karena di rumah bu Sukma ada beberapa foto anak laki-laki kecil yang kata bu Sukma itu foto Daffa putranya saat SD.Hanya itu foto nya,katanya sejak remaja putranya sangat susah di minta berfoto.

Beda dengan aku yang sangat suka sekali selfie..hehehe

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel