Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bertemu calon mertua

"Saya mau jemput Zahra Tante sebenarnya kita udah janjian tadi di kantor kok" jawab Raka dengan tersenyum

"Iya saya sudah tau katanya dia sama bosnya juga dan anaknya terus mana bosnya dan anaknya itu" kata bundanya yang celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri

"Kalo udah tau kenapa nanya coba" gumam Raka

"nanti bosnya langsung ke sana Tante nunggunya sama anaknya juga" Raka pun melihat Zahra yang menggunakan gamis dan jilbab nya

"Masya Allah Cantik" Raka kagum dengan pesona Zahra

"Anak bunda emang cantik dari dulu siapa dulu bundanya dong" dengan bangganya bundanya itu

"Ayo katanya mau berangkat" ajak Zahra

"Tante aku izin bawa anak Tante dulu yah nanti dikembalikan kok tenang saja saya kembalikannya dengan aman kok gak sampai lecet" kami pun tertawa bersama

"Aku pamit Bun tadi aku udah salim sama ayah didalam" Zahra mencium tangan bundanya dan masuk ke dalam mobil Raka sampai di cafe kita menunggu Vino dulu disini kemudian vino pun datang dia kaget jika rak juga bersama Zahra dan Zahra pun kaget kedatangan vino dia tidak tau jika bosnya juga ikut bersama kita

"Bunda" panggil anak kecil itu yang dibawa oleh vino langsung memeluk Zahra dia kaget anak kecil itu langsung memeluknya

"Bunda" Zahra kaget mendengar anak kecil itu memanggilnya bunda

"Vani dia itu bukan bunda kamu" kata vino yang mendekati anaknya itu yang sedang memeluk Zahra dan mencoba melepaskannya tapi Vani memberontaknya

"Vani" bentak vino kemudian Vani pun terdiam dan mengeratkan pelukannya itu

"Udah gapapa pak kasihan dia mungkin dia kangen bundanya" lirih Zahra dengan mengusap kepala anak kecil itu

"Bunda kemana aja aku kangen sama bunda" ujar anak kecil itu dengan tangisannya

"Gak kok bunda gak kemana-mana bunda ada disamping kamu kok" Zahra menenangkan anak kecil itu

"Bunda ayo kita pulang kita main bareng-bareng lagi sama ayah" bujuk Vani dengan memegang tangan Zahra

"Rak lu bawa Vani dulu gw mau bicara sama Zahra penting menyangkut masalah Vani gw gak akan mengambil Zahra tenang aja" bisik vino dengan Raka kemudian Vani pun diajak main sama Raka tadinya dia menolak

"Vani sama om dulu yuk bunda sama ayah mau bicara dulu" bujuk Raka lalu Vani pun menggeleng terpaksa jika Zahra harus membujuknya lagi

"Sayang kamu sama om Raka dulu yah bunda mau bicara sama ayah dulu" rayu Zahra dengan mencium anak kecil itu

"Tapi bunda gak akan ninggalin vani lagi kan" tanya Vani dengan mengalirkan air matanya itu

"Gak kok jangan nangis yah bunda sedih liat kamu nangis" Zahra menghapuskan air mata Vani dengan kedua tangannya lalu Vani pun mengangguk dan pergi main bersama Raka

Dan disini kami tinggal berdua yaitu Vino dan Zahra yang masih suasan hening

"Maaf yah tadi Vani sebut kamu bunda" maaf vino

"Ya gapapa kalo boleh tau kenapa Vani sebut saya bunda pak" tanya Zahra

"Karena kamu mirip dengan bundanya Vani" jawab vino

"Memangnya bundanya Vani Kemana" kata Zahra

"Bundanya Vani sudah meninggal bersama Ayahnya"

"Ayahnya? bukannya bapak ayahnya Vani yah"

"Bukanlah saya masih jomblo saya belum pernah menikah sama sekali" vino hanya tertawa mendengar ucapan Zahra

"Maaf pak saya tidak tau" lirih Zahra dengan menundukkan kepalanya

"Gapapa ok saya lanjutkan orang tuanya Vani meninggal karena kecelakaan pesawat bundanya Vani itu Tante saya jadi Vani adalah keponakan saya" jelas vino

"Terus kenapa Vani memanggil bapak ayah" tanya Zahra

"Karena saya sudah menganggap dia anak saya walaupun bukan darah daging saya sendiri tapi saya sayang sama dia waktu itu kekasih saya tidak suka dengan Vani karena menurut dia Vani itu menyusahkan saja dan akhirnya saya putuskan kekasih saya karena dia hanya memanfaatkan harta saya saja tapi ketika Vani bertemu kamu dia senang melihat kamu dan kamu pun baik penyayang anak kecil menurut saya" jawab vino yang sedang menceritakan masa lalunya

"saya boleh minta tolong sama kamu" vino bingung harus minta tolong dengan siapa lagi karena cuma Zahra satu-satunya yang bisa nolongin dia mengenai Vani

"Minta tolong apa pak Insya Allah saya akan bantu"

"Apa kamu mau menikah dengan saya" pinta vino dengan ragu Zahra pun syok mendengar permintaan vino bosnya itu

"Menikah? Maaf pak kita belum saling kenal baru kemarin kita ketemu pak" ujar Zahra

"Tapi cuma kamu yang bisa nolongin saya gak mungkin saya menikah dnegan yang lain takutnya saya salah pilih lagi saya gak mau buat Vani menangis lagi" lirih Vino

"Maaf pak saya gak bisa" rasanya Zahra gak bisa menikah dengan vino Karena dia gak mau nyakitin salah satu diantara mereka berdua Zahra tidak mau merusak hubungan persahabatan mereka berdua

"Kenapa, apa karena kamu kekasih Raka iya atau kamu menyukai Raka" tebak Vino

"Bukan itu pak kalo saya pilih salah satu diantara kalian berdua pasti sama saja saya menyakiti salah satu diantara kalian"

"Kalo masalah Raka biar saya yang urus Ra" bujuk vino

"Maaf sekali lagi saya gak bisa pak permisi" pamit Zahra kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan tapi dia mendengar vino menyatakan perasaannya lalu didengar oleh Raka yang baru saja menghampiri mereka berdua

"Saya mencintai kamu Ra" vino menyatakan perasaannya Zahra pun berhenti berjalan Raka yang baru menghampiri mereka berdua mendengar ucapan vino yang menyatakan perasaannya

"Saya gak percaya baru kemarin bapak bertemu dengan saya dan kenapa malah menyatakan perasaannya" ujar Zahra yang menengok ke arah belakang

"Itu gak mungkin" gumam Raka yang mengeluarkan air matanya

"Ini atas kehendak Allah Ra saya sudah mulai mencintai kamu Ra saya juga ingin berubah Ra demi kamu" balas Vino

"Jangan berubah karena saya pak tapi karena Allah" lirih Zahra kemudian meninggalkan vino yang terdiam disitu vani yang melihat bundanya pergi langsung menghampiri bundanya tapi telat bundanya telah pergi

"BUNDA" teriak Vani dengan tangisan mengejer dan vino langsung memeluknya

"Gw gak percaya kalo lu juga suka sama Zahra katanya gak suka teman makan teman tapi apa lu malah hianatin gw vin gw benci sama lu" Raka pun meninggalkan vino dengan anaknya itu

"Bunda ayah Hiks... Hiks..." Tangisan Vani semakin kencang

"Sabar nanti kita bujuk bunda ya biar bisa bersama-sama lagi sama kita" lirih Vino dengan memeluk Vani erat vino gak percaya jika akhirnya akan begini dia juga sudah hianatin sahabatnya sendiri dia sudah bilang kalo dia gak akan mengambil milik Raka tapi apa vino malah merebut Zahra darinyaZahra langsung pulang ke rumahnya dengan mengeluarkan air mata orang tuanya pun melihat anaknya baru datang dan Zahra langsung berlari ke kamarnya

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel