Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Teringat kembali kenangan masa lalu

Shanghai.

Restoran Jing Xuan

Pukul 08.00 waktu setempat.

Seorang wanita cantik yang penuh semangat sedang sibuk membersihkan semua meja yang ada di dalam restoran itu dan saat ini, restoran itu baru saja dibuka dan belum ada satu pelanggan pun yang datang.

Sehingga, wanita cantik itu masih dengan santai membersihkan satu persatu meja dengan sangat teliti dan sangat serius. Entah kenpa6, tiba-tiba saja hatinya terasa sedih, ketika dia membersihkan satu meja yang berada di pojok yang posisinya tepat di dekat jendela besar yang mengarah ke arah taman belakang restoran itu. Taman itu tertata rapi dan terlihat sangat indah, karena taman itu sengaja di buat untuk menarik perhatian para pengunjung di restoran itu.

Namun, keindahan taman itu dan meja tempat yang memiliki sebuah kenangan di meja itu pun, membuat wanita cantik itu menghentikan gerakannya dan tiba-tiba saja. Dadanya terasa sesak, seperti ingin menangis seolah kejadian itu baru saja terjadi.

"Hah! Kenapa bisa aku ... Mengingat itu kembali? Kenapa?" Ucapnya sambil meremas keras dadanya, berusaha untuk menenangkan dirinya yang merasa dadanya sangat sesak serta hatinya kembali seperti dihantam oleh sebuah batu besar yang menindih kuat dadanya itu.

"Tidak! Aku tidak boleh seperti ini terus! Aku ... Aku harus melupakan semua kejadian itu, kejadian itu sudah satu tahun berjalan dan aku ... Aku harus bisa melupakannya! Harus!" Ucap wanita cantik itu, sambil memejamkan matanya dan berusaha untuk menarik napas panjang, agar hatinya kembali tenang.

Namun, saat itu pula.

Bayangan masa lalu saat berada di tempat itu kembali berputar kembali di kepalanya dan suara pria itu, terdengar sangat jelas, seolah kejadian itu terulang kembali saat ini.

"Ran! Ayo kita akhiri hubungan ini! Keluarga kamu sudah hancur dan keluargaku terus mendesak aku untuk mengakhiri pertunangan kita. Maaf! Maafkan aku Ran, aku juga tidak menginginkan ini semua! Aku ... Aku masih sangat mencintai kamu. Tapi ... Aku juga tidak bisa membantahnya, karena ... Karena aku juga masih bergantung dengan keluargaku. Aku ... Aku minta maaf Ran! Aku minta maaf!" Ucap seorang pria yang dahulu adalah pria yang sangat dia cintai bahkan mereka juga sudah terikat oleh sebuah pertunangan yang direstui oleh kedua keluarganya.

Namun, karena ayahnya meninggal, kehancuran perusahaan keluarganya sampai bangkrut serta kakak laki-lakinya yang brengsek, membuat wanita yang bernama Liu Ran harus menanggung semuanya bahkan dia harus kehilangan segalanya, termasuk pria yang sangat dia cintai dan saat itu membuat dirinya hancur dan sangat depresi.

Mengingat kejadian itu, Liu Ran kembali merasakan perasaan benci serta dendam yang sangat dalam kepada mantan tunangan yang dulu sangat dia cintai itu.

"Zhan Han! Kenapa bisa dulu aku bisa jatuh cinta padamu? Kenapa? Mengapa bisa ... Kamu meninggalkan aku disaat aku sangat membutuhkan kamu saat di sisiku dan ... Apa yang dulu kamu janjikan padaku, jika kamu akan selalu ada untuk aku?! Tapi ... Ternyata semua itu hanyalah kebohongan semata, kamu tetap saja meninggalkan aku bahkan begitu cepatnya kamu mencari pengganti aku dan segera bertunangan dengannya. Ckckckck ... Dasar pria brengsek! Aku sungguh menyesal sudah pernah menyerahkan hatiku padamu! Aku sungguh sangat menyesal!" Ucap Liu Ran yang tanpa sadar memukul meja dengan kerasnya serta matanya pun memerah, untuk menahan air mata yang hampir saja jatuh membasahi pipinya.

Brakkkk ....

Suara keras itu, langsung mengejutkan karyawan lainnya, termasuk salah satu sahabatnya yang juga bekerja di tempat yang sama dengan Liu Ran.

"Ada apa ini? Kenapa ada suara gaduh di meja sebelah pojok?" Ucap salah satu pelayan yang mendengar suara itu kepada Jia Li.

Jia Li yang sangat mengenal sahabatnya itu pun langsung mengetahui, jika itu adalah Liu Ran, karena selama ini Liu Ran tidak pernah mau membersihkan atau mau menyentuh meja itu.

Sehingga, sangat jelas apa yang terjadi hari ini pasti adalah ulahnya.

"Ahh! Itu pasti ... Itu pasti RanRan! Kalau begitu ... Aku akan menemui dia, tolong gantikan aku mengerjakan ini, bisakah kamu membantu aku?" Pinta Jia Li kepada rekannya.

"Oh iya! Aku akan menggantikan kamu, cepat temui RanRan, sepertinya dia memang dalam masalah," jawabnya dengan bijak.

Membuat Jia Li merasa sangat senang.

"Terima kasih atas bantuannya. Kalau begitu, aku akan menemui RanRan sekarang," ucap Jia Li yang segera pergi menuju tempat Liu Ran berada dan benar saja, dia yang sudah sampai pun melihat Liu Ran sedang menundukkan kepalanya dan seluruh tubuhnya gemetar, karena dia sedang menahan semua perasaan rumit di dalam hatinya.

Melihat itu, Jia Li pun segera datang menghampirinya dan secepatnya, Jia Li menepuk pelan bahu Liu Ran.

"RanRan, kamu baik-baik saja kan? Kamu pasti ...." Jia Li yang mengetah6 sejarah tentang meja itu pun, langsung ikut merasa sedih dengan keadaan sahabatnya itu.

"RanRan! Apakah kamu belum bisa melupakan dia? Apakah kamu masih memiliki perasaan untuknya?" Tanya Jia Li.

Liu Ran pun segera mengangkat kepalanya, lalu menatap Jia Li sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidak! Aku tidak memiliki perasaan apapun lagi padanya, hanya tersisa perasaan benci saja. Tidak ada yang lainnya. Hanya saja ... Aku tiba-tiba mengingat saat di mana dia memutuskan hubungan kami dengan mudahnya dan saat itu, dia sudah mengingkari janjinya terhadap aku, jadi aku ...." Belum selesai dia bicara.

Jia Li segera menyelanya.

"Syukurlah kalau kamu sudah tidak memiliki perasaan apapun. Aku tadi sempat merasa khawatir takut kamu menyakiti diri kamu lagi. Apalagi sudah satu tahun kalian berpisah sejak saat itu dan kejadian yang menimpa keluarga kamu, juga adalah pukulan terberat untuk kamu. Tapi ... Syukurlah karena kamu sudah bangkit dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Aku berharap, jika RanRan bisa terus memiliki semangat dan jangan lagi menyerah, karena masih ada aku dan mama kamu yang akan terus ada disamping kamu. Jadi ... Jangan bersedih lagi, ya!" Ucap Jia Li yang selalu memberi semangat kepada Liu Ran.

Liu Ran pun tersenyum kembali sambil menganggukkan kepalanya.

"Kamu benar Li! Aku harus terus semangat demi mama dan aku harus menjadi semangat untuknya agar mama bisa secepatnya bangun dari komanya," jawab Liu Ran yang kembali tersenyum dan dia pun segera melupakan perasaan sedih yang sebelumnya, melanda hatinya.

"Li! Terima kasih sudah menjadi sahabat yang paling baik di dunia ini di saat semua orang meninggalkan aku. Hanya kamu yang tetap di sampingku! Aku ... Aku sangat menyayangimu Li, aku sangat menyayangimu!" Ucap Liu Ran yangd segera memegang tang Jia Li, lalu menggenggam erat tangannya.

Sehingga, keduanya pun langsung tertawa bersama dan kembali bersemangat untuk melakukan pekerjaan hari ini hingga selesai.

"Aku juga sangat menyayangi kamu RanRan! Tanpa kamu dulu, aku mungkin tidak akan bisa menyelesaikan kuliah aku dan tanpa kamu juga, aku tidak akan memiliki teman di kampus, karena ... Semua orang saat itu meremehkan aku yang miskin ini. Tapi hanya kamu RanRan, hanya kamu yang mau menjadi teman aku. Jadi aku juga sangat berterima kasih, karena kamu mau menjadi temanku dan aku ... aku juga sangat menyayangi kamu, RanRan! Aku juga sangat menyayangi kamu," ucap Jia Li yang akhirnya keduanya tertawa bersama dan saling memberi semangat satu sama lainnya.

"Hehehehe ... Li, kalau aku pria, aku pasti ingin menikah dengan kamu. Tapi sayangnya kami adalah wanita, jadi kamu tidak bisa aku nikahi," ucap Liu Ran dengan nada bercanda.

"Oh ya! Sayang sekali, ya! Padahal aku juga ingin sekali menikah dengan kamu. Tapi sayangnya kamu ... Juga seorang wanita dan juga kamu ... Sekarang tidak lajang lagi, jadi aku ... Ahhh! Aku sangat patah hati sekali!" Ucap Jia Li sambil tertawa.

"Hehehehe ... Jangan sebut dia saat kita bersama! Bukankah kamu tahu hubungan aku dan dia tidak seperti hubungan yang normal dan ...." Belum selesai Liu Ran bicara.

Tiba-tiba saja.

Terdengar suara ricuh dari pintu depan restoran itu dan suara itu, membuat Liu Ran dan Jia Li saling menatap satu sama lainnya.

"Itu ... Kenapa ramai sekali? Ada apa ya?" Ucap Jia Li yang sangat penasaran.

"Aku juga tidak tahu, kalau begitu ... Ayo kita lihat saja!" Jawab Liu Ran yang secepatnya menyelesaikan pekerjaannya.

"Ayo Li! Aku ingin melihatnya," ajak Liu Ran yang segera menarik tangan Jia Li dan pergi meninggalkan tempat itu, lalu keduanya pun segera berjalan ke arah pintu depan, karena keduanya merasa sangat penasaran.

Hingga.

Saat keduanya sudah sampai, keduanya pun melihat begitu banyak wartawan yang datang dan mengelilingi sebuah mobil hitam yang terlihat sangat familiar untuk Liu Ran.

Bahkan atasan mereka pun, turun tangan untuk menyambut tamu yang terlihat sangat penting itu.

"Siapa yang datang? Kenapa sampai seperti ini? Apakah yang datang itu seorang pejabat? Ataukah mungkin seorang presiden?" Ucap Jia Li yang semakin penasaran.

Tapi Liu Ran malah merasakan perasaan tidak nyaman di dalam hatinya.

"Kenapa aku merasa mengenal mobil hitam itu? Mobil itu terlihat sangat familiar sekali," gumam Liu Ran yang semakin penasaran.

Hingga.

Saat orang di dalam mobil itu keluar, Liu Ran pun langsung terkejut dan saat itu pula, jantungnya seperti hendak berhenti saat itu juga.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel