Pustaka
Bahasa Indonesia

Beyond the Destiny

154.0K · Tamat
Phoenix
118
Bab
219.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

TAMAT 118 BAB Di usia 25 tahun, Eleanor Zhu tertidur panjang. Jiwanya menjalani perjalanan waktu, mengarungi dimensi dan masuk ke tubuh Zhu An Chi. Tubuh yang telah ditinggal jiwa pemiliknya. Menjadi Zhu An Chi, putri dari seorang selir, dirinya diberi titah untuk menikahi Putra Mahkota, menjadi seorang permaisuri. Apakah itu suatu keberuntungan? Tidak. Sebab, An Chi akan dinikahkan dengan Putra Mahkota idiot dan dijadikan tumbal pada malam pertama. Namun, dengan jiwa Eleanor di dalam tubuh itu, apakah semua berjalan sesuai dengan rencana mereka yang ingin mengorbankannya? Follow IG @authorphoenix_

Pengembara WaktuFantasiWanita CantikTuan MudaRomansaDewasaZaman Kuno

Bab 1 . Putri Tidur

PLAKKK!

Tubuh Zhu An Chi tersungkur ke tanah, di halaman belakang kediaman Zhu. Nyonya Besar Zhu melayangkan tamparan tepat ke wajah cantik itu.

'SIAL' maki Eleanor, jiwa lain yang ada di dalam tubuh itu. Ya, Eleanor berasal dari zaman dan masa yang berbeda. Sejak berumur 5 tahun, dirinya sudah mengalami keanehan ini, lebih tepatnya disebut penyakit. Sindrom putri tidur, itu penyakit yang dideritanya.

Zhu An Chi mengangkat wajahnya yang berderai air mata. Menyentuh pipinya yang bengkak, dengan tangan gemetaran.

"T-tapi–"

PLAKKK!

Tamparan lain melayang ke pipi yang sebelah lagi. Ya, tamparan dari Nyonya Besar Zhu. Istri tua dari Jendral Zhu Ju Long, Jenderal Kerajaan Yangzhou, yang juga ayah dari Zhu An Chi. Hanya saja, dirinya terlahir dari seorang istri muda yang sudah meninggal.

"DASAR JALANG!" raung Zhu Jia Li, saudari tertua dan merupakan putri dari Nyonya Besar.

"Selain jalang, kamu juga tidak tahu malu! Bagaimana kamu bisa menginginkan suami saudarimu? Tidakkah kamu merasa malu?" lanjut Zhu Jia Li dengan nada menghina.

'Kamu bodoh! Mengapa kamu masih mencintai Pangeran Ketiga pengecut itu! Dia bahkan sudah menikah dengan Kakak keduamu! Sialnya, setiap dia datang akalmu hilang dan menjadi seperti ini!' gerutu Eleanor. Di dalam tubuh ini, Eleanor hanya mengamati, tidak dapat melakukan apa pun. Bahkan, Eleanor yakin Zhu An Chi sama sekali tidak dapat mendengarkannya. Namun, Eleanor dapat melihat dan merasakan semua penderitaan wanita ini. Dari usia 5 tahun, jiwanya keluar masuk tubuh ini dan mereka tumbuh dewasa bersama. Ya, mereka memiliki usia dan wajah yang sama. Satu lagi, marga mereka sama yaitu Zhu.

"Tapi, seharusnya aku yang menikah dengan Pangeran Ketiga, bukan Kakak kedua!" protes Zhu An Chi dengan suara bergetar.

'Kamu cari mati!' desis Eleanor, mulai merasa takut. Bagaimana tidak, dirinya dapat merasakan apa yang dirasakan tubuh ini. Dua tamparan tadi, membuat wajahnya kesakitan dan telinga berdengung. Ini aneh, tetapi itulah kenyatannya. Saat ini, apa yang akan segera terjadi sudah dapat diperkirakan. Hukuman pukulan di ruang bawah tanah, ya itu yang terjadi pada saat Zhu An Chi berani menjawab.

"PELAYAN! BAWA ZHU AN CHI KE RUANG BAWAH TANAH!" teriak Nyonya Besar lantang.

Wanita di usia akhir 40-an dan bertubuh gempal, segera berlari menghampiri Nyonya Besar. Pelayan itu memberi hormat, lalu menarik lengan Zhu An Chi dengan kasar.

'Hei, hati-hati!' gerutu Eleanor, saat ditarik begitu kasar.

Seperti biasa, Zhu An Chi patuh.

"Ingat! Jangan ada luka berdarah!" pesan Nyonya Besar.

"Baik, Nyonya."

Lalu, dengan kasar tubuh Zhu An Chi yang mungil diseret, ke ruang bawah tanah untuk menerima pukulan yang begitu menyakitkan.

"Mengapa tidak boleh berdarah?" tanya Zhu Jia Li kepada Nyonya Besar, ibunya.

"Tidak perlu bertanya! Bersabarlah, pada saatnya nanti kamu yang akan diuntungkan," ujar Nyonya Besar santai.

Saat diseret ke ruang bawah tanah, jiwa Eleanor pun meninggalkan tubuh Zhu An Chi.

***

Agt 1, 2021

Mengintip di balik tembok dan menangis kencang. Ada keinginan untuk melukai diri sendiri. Apakah pada akhirnya, dia menyerah? Menyerah, dengan memilih mengakhiri hidupnya sendiri?

Bodoh! Ya, bodoh. Bagaimana dia mencintai suami wanita lain. Zu An Chi, wanita bodoh.

Eleanor, selesai menulis dan menutup buku diary dengan kesal, lalu melempar asal.

"Apakah dia melakukan hal bodoh lagi?" tanya Bibi Luo, pelayan dan pengasuh Eleanor sejak kecil.

Eleanor menenggak jus buah yang telah disiapkan Bibi Luo untuknya. Lalu, menyantap sarapan sehat yang telah dihidangkan di hadapannya.

"Sia-sia aku tertidur dan melewatkan hidupku, hanya untuk melihat kehidupan merana wanita itu!" gerutu Eleanor kesal dan mulai mengatur jam tangan digital canggih, yang selalu terpasang di pergelangan tangannya.

"Seharusnya kamu tidak perlu lagi begitu kesal! Bukankah kamu sudah melihat kehidupannya sejak dua puluh tahun yang lalu. Lihatlah lemari itu, sudah dipenuhi begitu banyak buku diary tentang wanita itu!" ujar Bibi Luo menatap ke arah lemari kayu di ruang depan, sambil merapikan peralatan makan, setelah Eleanor selesai sarapan.

"Cukup untuk membahas wanita itu! Pukul berapa pria itu datang?" tanya Eleanor sambil melompat turun dari kursi tinggi di depan meja dapur.

"Pukul 1 siang. Tadi, Sekretaris Han sudah memastikannya kembali," jawab Bibi Luo.

Eleanor mengangguk dan meninggalkan dapur, menyusuri koridor panjang kastil ini.

Ya, kastil! Kastil yang dibangun di tengah hutan, dengan luas 4 hektar, lengkap dengan berbagai fasilitas canggih. Ini adalah penjara megah, di mana Eleanor Zhu tinggal, jauh dari kehidupan normal.

Eleanor Zhu adalah putri tunggal dari multi jutawan Arron Zhu. Ibunya, Isabella Zhu sudah meninggal dunia 10 tahun yang lalu.

Eleanor, berlari kecil saat tiba di halaman belakang kastil ini. Rutinitas sehari-hari adalah berlari dan berkuda. Kedua rutinitas itu adalah hobi utama Eleanor. Tentu diluar itu, ada begitu banyak kegiatan fisik lain yang juga disukainya seperti menembak, panjat tebing, renang, balap gokart dan banyak lagi.

Benar, kastil ini memiliki semua fasilitas itu. Lahan untuk pacuan kuda, lintasan gokart, lahan untuk latihan menembak, bahkan dibangun tembok setinggi 20 meter untuk latihan memanjat.

"Selamat pagi, Nona."

Paman penjaga istal kuda menyapa ramah, saat melihat kedatangan Eleanor.

"Apakah Khan sudah siap?" tanya Eleanor kepada Paman Ong. Paman Ong sendiri sudah mengabdi kepada Keluarga Zhu selama puluhan tahun.

"Sudah, Nona. Mohon, tunggu sebentar," jawab Paman Ong sopan dan masuk ke dalam istal.

Tidak lama, Paman Ong keluar bersama seekor kuda hitam yang gagah. Khan, ya nama kuda itu adalah Khan. Kuda itu merupakan hadiah dari ayahnya, saat ulang tahun ke-5. Saat di mana, kehidupan Eleanor masih normal.

Eleanor melompat naik ke punggung Khan. Kuda ini, ya kuda ini satu-satunya mahluk hidup yang mampu memprediksi kapan dirinya akan jatuh tertidur. Jadi, kegiatan berkuda yang satu-satunya dapat dilakukan Eleanor sendirian, tanpa harus didampingi seorang profesional.

Khan berderap sesuai dengan instruksi tali kekang, yang dikendalikan oleh Eleanor. Derap kaki Khan yang kokoh, membawa Eleanor mengelilingi lahan yang luas.

Bencana kehidupan Eleanor dimulai, saat dirinya berusia 5 tahun. Dirinya akan mendadak tertidur, kapan saja dan di mana saja. Sebenarnya, ini tidaklah aneh. Sebab, Keluarga Zhu adalah keluarga terkutuk.

Walaupun memiliki kerajaan bisnis yang begitu kuat serta kekayaan yang melimpah, tetapi tidak mempengaruhi garis keturunan Zhu yang amat terbatas. Anak laki-laki yang lahir dalam garis keturunan, akan berusia pendek. Sedangkan untuk anak perempuan, mereka juga akan mati muda karena penyakit. Ya, cukup disayangkan kekayaan yang melimpah hanya dinikmati segelintir orang.

Untuk itulah, Keluarga Zhu terkenal sebagai multi jutawan yang berhati mulia. Mereka selalu memberikan sumbangan dalam nilai gila-gilaan, setiap tahunnya. Tentu itu dilakukan, agar terciptanya karma baik.

Karma baik? Mengingat hal tersebut, membuat Eleanor tersenyum sinis. Sebagai raja bisnis di bidang teknologi, terutama perangkat lunak membuat keluarga mereka berpikir berdasarkan logika. Namun, kenyataan akan penyakit langkanya, membuat ayahnya mulai mempercayai takhayul.

Eleanor membuang jauh-jauh pikiran itu dan memacu Khan semakin kencang. Membiarkan angin dingin menerpa wajahnya. Berharap, ya berharap dirinya dapat hidup normal suatu hari nanti.

Eleanor memacu Khan semakin kencang. Tubuhnya selalu dibalut pakaian olahraga canggih, yang dirancang oleh perusahaan teknologi Zhu. Ya, bahan yang digunakan membuat tubuh pemakai selalu nyaman. Bagaimana tidak? Pakaian mampu menyesuaikan dengan suhu tubuh si pemakai. Setiap hari, hanya pakaian olahraga inilah yang selalu dikenakan oleh Eleanor. Termasuk, sepatu dan topi yang selalu menutupi rambut indahnya.

Khan tiba-tiba melambatkan derap kakinya dan berhenti, lalu menekuk kaki bagian depan, agar penunggangnya dapat turun.

Eleanor melompat turun.

"Jangan lagi! Aku bahkan belum menjalani kehidupanku untuk satu hari! Siang ini, aku juga memiliki janji kencan!" gerutu Eleanor sambil mulai mengatur jam tangan canggih yang selalu terpasang di pergelangan tangannya.

Waktunya tinggal 30 detik sebelum tertidur. Eleanor menyalakan alarm dari jam tangannya, itu akan memberi kabar dan lokasi di mana dirinya berada.

Eleanor kesal dan matanya mulai menghangat. Sial, kencannya harus dibatalkan. Sudah sangat sulit membujuk aktor itu, untuk bersedia menjadi teman kencannya selama 3 jam. Sekretaris Han bahkan membayar amat mahal untuk kencannya itu. Ya, hidup Eleanor amatlah kesepian. Dirinya ahli dalam segala hal, tetapi satu hal yang masih belum dikuasainya yaitu percintaan. Untuk itu, dirinya akan memilih pria yang cukup tampan untuk berlatih dengan mereka, tentu itu adalah seperti kontrak bisnis. Eleanor adalah pihak penyewa jasa dan pria pilihannya, adalah pihak penyedia.

Eleanor tidur telentang di atas hamparan rumput. Menyipitkan mata menatap ke arah langit yang begitu cerah, dengan Khan tetap berada di sampingnya. Itulah mengapa Eleanor amat menyayangi Khan. Khan tahu kapan dirinya akan segera tertidur dan selalu mendampinginya, menunggu sampai orang-orangnya datang.

Rasa kantuk mulai menyelimutinya dan tanpa peringatan Eleanor langsung terlelap, terlelap begitu dalam.

Sekretaris Han dan Bibi Luo, serta beberapa perawat tiba di lokasi dan melihat Eleanor sudah terlelap.

"Bangun tenda di sekeliling Nona dan sesuaikan suhu disekitarnya. Sterilkan rumput di mana Nona terlelap."

Sekretaris Han, pria paruh baya yang merupakan orang kepercayaan Tuan Arron Zhu, sudah mendampingi Eleanor sejak dulu. Pria tua itu yang akan mengurus segala sesuatu terkait Eleanor Zhu.

"Seandainya kita dapat memindahkan tubuhnya, bukankah itu lebih baik?" gumam Bibi Luo sambil menghapus air matanya. Ya, dirinya amat menyayangi Eleanor dan amat bersimpati akan apa yang terjadi pada putri majikannya itu.

"Apa kamu lupa yang terjadi dulu, saat kita memindahkan tubuhnya?" tanya Sekretaris Han, sambil memastikan para perawat bekerja dengan benar.

"Aku ingat! Itu lah saat pertama kali kutukan ini dimulai!"

Sindrom putri tidur, ya itulah diagnosa yang diberikan oleh para pakar. Namun, satu hal yang berbeda terhadap Eleanor Zhu, meskipun tertidur begitu lama tetapi tidak ada yang salah dengan ingatannya, seperti penderita pada umumnya.

Eleanor Zhu tertidur dan bermimpi panjang. Bahkan saat terbangun, Eleanor mampu mengingat semua mimpinya dan apa yang dilakukannya terakhir kali. Semua pakar amat tertarik pada penyakitnya, beruntung Eleanor adalah putri multi jutawan, jadi dirinya tidak akan berakhir sebagai objek penelitian.

Mulai usia 8 tahun, Eleanor mulai menuliskan semua mimpinya itu di dalam diary. Jiwanya masuk ke tubuh seseorang yang bernama Zhu An Chi, di zaman yang berbeda. Setiap tertidur, maka dirinya akan berada dalam tubuh gadis itu. Gadis yang seumuran dengannya, gadis dengan rupa yang sama persis dengan dirinya. Hanya saja, gadis itu amat malang dan bodoh. Selama di dalam tubuh gadis bodoh itu, Eleanor tidak dapat melakukan apa pun. Dirinya layaknya seorang penonton. Ya hanya menyaksikan dan merasakan penderitaan gadis itu, tanpa dapat melakukan apa-apa.

Saat Eleanor tertidur, tubuhnya tidak boleh dipindahkan. Sebab, itu akan melukai organ dalam tubuhnya. Dulu, ya dulu pertama kali dirinya tertidur saat berusia 5 tahun, di dalam ruang kelas, sekolah internasional termahal di negara ini. Pihak sekolah memindahkan tubuh Eleanor dan mengantarnya ke rumah sakit. Tubuhnya berakhir babak belur. Organ dalam terluka, tulang rusuk dan kaki patah. Dokter yang menangani Eleanor kecil, mengira bocah itu terjatuh dari gedung tinggi.

Mulai saat itulah, Eleanor akan tertidur kapan dan di mana saja. Dirinya tidak lagi dapat melakukan kegiatan apa pun dan berakhir dengan menjalani serangkaian tes.