Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Panggil Bantuan Saja

Casandra tercengang melihat pria itu.

Bastian tampak bingung.

Balin!

Balin ada di sini!

Saat melihat kondisi Casandra, Balin segera ke depan dan memeluknya. Air matanya jatuh, napasnya sesak dan dia berkata dengan lembut, "Sandra, aku ada di sini!"

Saat melihat Balin, pertahanan diri Casandra tiba-tiba hancur. Semua kesedihannya tumpah seperti air pasang.

"Ba … lin."

Dalam sekejap, kesedihan dan kegembiraan Casandra bersatu dan dia pingsan dalam pelukan Balin.

"Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja. Aku ada di sini, jangan takut, tidak ada yang akan menindasmu lagi."

Balin menepuk pundak Casandra dengan lembut, membaringkannya ke ranjang dan menyelimutinya dengan jaket militernya, lalu melihat ke arah Bastian.

Tatapannya penuh amarah!

Tatapan ini seperti naga marah dan sejahat iblis!

Tatapan ini mengetarkan langit dan bumi!

Semua kemarahan dan aura pembunuhan akhirnya keluar dari sela gigi Balin menjadi tiga kata!

"Kamu … cari … mati!"

Bastian masih tercengang karena latar panggilan video yang baru saja tersambung di belakang Balin ada di barat daya.

Ini baru berapa lama, kenapa Balin bisa muncul di sini?

Bastian masih bingung, tapi Balin sudah menonjok wajahnya.

Bastian hanya melihat tinju besar yang tiba-tiba muncul di depannya.

Dia merasa kepalanya seperti akan meledak dan matanya berkunang-kunang.

Pukulan itu membuatnya bingung dan jatuh di lantai.

"Kamu berani memukulku?! Balin, kamu akan mati, seluruh keluargamu akan mati!"

Bastian bangkit dari lantai dan menyeka wajahnya. Tangannya penuh darah, beberapa giginya lepas dan dia berkata dengan marah, "Aku baru pertama kali dipukul orang, bahkan ayahku tidak pernah memukulku. Balin, kamu berani memukulku! Aku bersumpah akan memainkan istrimu sampai mati di depanmu!"

"Kamu berani menyiksa istriku!"

Ekspresi Balin terlihat suram, matanya penuh aura pembunuhan lalu dia melayangkan dua pukulan ke wajah Bastian lagi!

Kedua pukulan ini membuat wajah Bastian robek, dia baru sadar kembali setelah beberapa waktu dan segera berlutut minta ampun.

"Jangan, jangan pukul aku lagi. Aku yang salah, Keluarga Wongso yang mengantarnya kemari, tidak ada hubungannya denganku …"

Balin tidak mengatakan apa-apa, wajahnya sesuram dewa kematian dan melayangkan pukulan lagi.

"Jika berani, biarkan aku memanggil orang! Kamu akan mati mengenaskan!"

Bastian menangis kesakitan, wajahnya hancur dan mulutnya berdarah.

Dia akan mati dipukul Balin jika terus berlanjut!

Balin menendangnya sehingga dia memuntahkan darah dan berkata dengan penuh amarah, "Aku akan memberimu kesempatan memanggil orang ke sini!"

Bastian buru-buru mengambil ponselnya untuk menelepon Keenan Caso kakaknya, lalu berkata sambil menangis saat teleponnya terhubung, "Kakak, aku berada di lantai 12 Klub Red Dust. Cepat datang, aku hampir mati dipukul. Cepat datang, bawa pengawal keluarga kita ke sini!"

Keenan, Tuan muda pertama Keluarga Caso sangat marah karena ada yang berani memukul adiknya!

Berani sekali orang itu!

Bukankah orang yang berani menantang Keluarga Caso di Kota QT cari mati?

Tuan muda pertama Keluarga Caso datang bersama puluhan pengawal berbaju hitam.

Emosi Keenan langsung meledak saat melihat adiknya terluka parah dan berkata dengan marah, "Berengsek, kamu cari mati, aku bahkan tidak tega memukul adikku, tapi kamu berani memukulnya! Aku tidak peduli siapa kamu, aku tidak bermarga Caso kalau tidak membunuhmu hari ini!"

"Lumpuhkan dia dulu, biarkan adikku sendiri yang balas dendam. Jangan membunuhnya!"

Namun, saat berikutnya Keenan merasa merinding karena tidak pernah melihat adegan yang tidak bisa dia lupakan seumur hidup ini.

Dia melihat belasan pengawalnya dipukul pingsan oleh Balin dalam sekejap mata dengan tangan atau lengan yang patah.

Napas Keenan menjadi cepat dan mundur tanpa sadar!

Siapa sebenarnya orang ini?

Siapa orang yang adikku singgung ini?

Kenapa aku bahkan tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana dia melakukannya!

"Sobat, siapa kamu? Tidak ada untungnya menyinggung Keluarga Caso. Kamu sudah melukai adikku dan kamu akan mati jika berani menyentuhku. Semuanya bisa dibicarakan selama aku dan adikku baik-baik saja."

Keenan layak menjadi Tuan muda Keluarga Caso. Dia bisa segera berubah pikiran demi melindungi dirinya sendiri dan adiknya. Urusan balas dendam bisa dilakukan nanti asal mereka bisa selamat.

Hanya saja, dirinya salah!

Dia melakukan kesalahan besar!

Balin datang demi istrinya!

"Kamu belum pantas bernegosiasi denganku!"

Prak!

Kedua kaki Keenan langsung patah diinjak Balin dan seluruh tubuhnya menggigil kesakitan. Namun, dia jauh lebih tangguh dari adiknya dan tetap tidak berteriak meskipun kedua kakinya patah. Dia mengatupkan mulutnya dan berkeringat dingin karena kesakitan.

Balin melemparkan ponsel ke lantai dan berkata dengan datar, "Panggil bantuan lagi, aku ingin melihat sejauh apa kekuatan Keluarga Caso!"

Keenan tahu kalau dirinya bertemu masalah besar hari ini.

Orang ini sangat kuat!

Kedua tangannya bergetar karena kesakitan, dia menelepon Baron Caso ayahnya yang merupakan pemimpin Keluarga Caso, "Ayah, kamu cepat datang ke Klub Red Dust lantai 12. Aku dan adik dipukul orang. Cepat datang, kami sudah hampir mati dipukuli!"

Terdengar suara marah di seberang telepon, "Apa! Siapa yang berani memukul kalian! Apakah orang itu tidak ingin hidup lagi? Apakah dia tidak kenal dengan kalian? Apakah dia tidak tahu kalau kalian anakku!"

"Ayah, orang ini sulit dihadapi dan aku sudah membawa semua orang ke sini."

Keenan menutup teleponnya dan melihat Balin dengan wajah pucat. Dia menyalakan sebatang rokok untuk mengurangi rasa sakitnya.

Dia baru menyalakannya, tapi Balin langsung menamparnya, "Asap rokok menodai istriku!"

"Berlutut!"

Keenan kaget dan berlutut demi menenangkan orang berbahaya ini. Kedua kakinya berdarah, tapi dia tetap tidak berteriak.

Dia akhirnya mengerti kenapa adiknya dipukul!

Casandra adalah istri orang ini!

Pantas saja!

Namun, tidak peduli apa pun itu, orang ini harus mati!

Keluarga Caso bisa melakukan kesalahan, tapi tidak bisa dipermalukan!

Keenan layak menjadi penerus Keluarga Caso karena dirinya masih bisa tenang saat menghadapi situasi seperti ini.

Perbedaannya sangat jauh jika dibandingkan dengan Bastian.

"Siapa yang berani memukul putraku!"

Pada saat ini, suara marah terdengar.

Puluhan pengawal berpakaian hitam muncul, lalu membentuk dua barisan dan seorang pria paruh baya muncul di tengahnya.

Dia adalah Baron, pemimpin Keluarga Caso.

Momentumnya sangat besar.

Dia memegang kendali begitu masuk.

"Keenan, Bastian."

Kemarahan Baron langsung meledak saat melihat Bastian tergeletak bersimbah darah dan putra sulungnya berlutut meski kedua kakinya patah.

Dia melihat Balin dengan marah, "Kamu berani memukul putraku!"

"Aku juga akan membunuhnya."

Balin berkata datar, lalu berjalan mendekat dan menginjak kepala Bastian!

Prak!

Kepala Bastian pecah diinjak Balin!

Aku menunggumu datang demi membunuh putramu di depanmu!

Kamu tidak bisa mengajari anak, jadi aku yang akan mengajarinya!

Keenan tercengang, adiknya dibunuh Balin di depan ayahnya!

"Bastian!"

Baron mengamuk karena putranya di bunuh di depannya. Matanya merah dan dia berteriak, "Bajingan, kamu berani membunuh putraku! Tidak ada yang berani menyentuh putraku di Kota QT. Berani sekali kamu! Aku akan membunuhmu hari ini. Patahkan kakinya dulu dan aku yang akan menyiksanya sampai mati!"

Beberapa pengawal yang mengerikan datang untuk mematahkan kaki Balin.

Pengawal yang dibawa Baron lebih kuat dibandingkan pengawal Keenan!

Beberapa di antaranya bahkan merupakan veteran dari medan perang dan pernah membunuh orang.

Balin dan Casandra pasti akan mati. Keenan melihat Balin sambil tersenyum dingin.

Seorang pengawal datang menahan Balin, tapi dadanya langsung ditendang Balin sampai tersungkur dan lututnya hancur.

Senyum dingin di sudut mulut Keenan langsung membeku dan ketakutan yang luar biasa terlihat di matanya.

Pengawal ayahnya bahkan tidak bisa menghadapinya!

Kemudian, Balin muncul di depan Baron seperti iblis dan menendang bahunya. Kekuatan yang besar membuat Baron berlutut di lantai.

Balin berkata dengan datar, "Suaramu mengganggu istriku."

"Apakah masih mau memanggil bantuan? Aku akan memberimu kesempatan."

Baron berlutut di lantai, bahunya sakit, sepertinya retak.

Dia melihat Balin seperti tatapan ular berbisa, "Aku adalah orang Cakra Hasibuan, sekretaris gubernur. Kamu pasti akan mati karena membunuh putraku."

Wajah Baron terlihat jahat dan berkata dengan ganas, "Jika kamu tidak membunuhku hari ini, maka aku akan membunuh seluruh keluargamu."

Cakra, bukan hanya sekretaris Marsekal yang akan segera menjabat sebagai gubernur Kota QT, dia juga ketua militer Kota QT. Dia bertanggung jawab atas puluhan ribu garnisun Kota QT dan sangat berkuasa.

Balin mengambil ponsel dan melemparkannya ke wajah Baron.

"Panggil bantuan."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel