Bab 2 Kenikmatan yang Bantut
Tania masih terlentang dalam dekapan sang suami. Dua tubuh manusia laki-laki dan perempuan yang sama-sama sudah tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuh mereka di ranjang kamar itu sedang berpacu menuju kenikmatan duniawi terutama Ryan yang ingin sekali menuntaskan tugas pertamanya sebagai seorang suami. Di sisi lain, sang istri, Tania malah belum yakin sampai dengan detik ini untuk melayani kebutuhan biologis Ryan sang suami.
Rasa takut akan sakit dan perih di bagian kewanitaannya yang masih perawan itu sungguh masih menguasai pikiran dan hatinya. Hal ini dia ketahui dari bacaan-bacaan dan info-info yang ia dapatkan dari internet. Padahal yang namanya persetubuhan apalagi jika itu dilakukan oleh sepasang suami istri yang memang sudah saling mencintai tentunya akan menimbulkan pengalaman seks yang luar biasa bagi keduanya
Hal itulah yang kurang dipahami oleh Tania sebagai seorang perempuan yang sudah menikah.
Ryan masih terus mencium dan meraba tubuh istrinya. Setelah lama berpagutan dengan Tania, dengan napas memburu Ryan mulai turun ke leher sang istri untuk menciumi dan mengecup serta menjilat. Terus lanjut turun ke bagian tengah bukit kembar milik istrinya. Sambil meremas kedua buah dada Tania. Ryan tak henti terus menyerang bagian tengah dua gunung kembar nan indah itu.
“Cuppp…slurppp….slerppp…arghhh…, nikmat banget kamu sayang!” kata Ryan sambil melenguh.
Sementara Tania menggeliat-geliatkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Sambil memejamkan matanya menahan serangan gelora nafsunya yang mulai menaik. Tania menggerakkan kepalRani ke atas. Sambil berkata lirih,”Arghhhhh…esshhhh….masss….!” seru Tania
Ryan mengalihkan bibir dan lidahnya ke dada sang istri. Dia langsung mengulum puting dada yang berwarna pink dan dilingkari warna kecoklatan itu. Sambil sesekali menggigit kecil si puting.
“Emhhhh.....slurppp..cuppp..aghhh...enakkk banget putingmu sayangggg!” seru Ryan
“Eshhhh...pelan-pelan mas Ryannn...aku masih sedikit takutttt!” seru Tania sambil tersu menggeliat da mendesah.
‘”arghhh.....mhmmmm...eshhh..aku mulai netes Tania!” seru Ryan
“Netes apa masss...???” tanya Tania sambil kebingungan dengar Ryan bilang netes.
Seketika rudal Ryan berdenyut-denyut sambil sekuat tenaga untuk menahan agar tidak keluar maksimal. Karena Ryan masih belum berhasil masuk ke meki berjembut milik Tania itu.
“crettt...crettt...arghhh...!” aku mulai orgasme sedikit sayangggg!” Kata Ryan sambil mencium pipi istrinya. “Cupppp...ahhhh!”
Ryan langsung rebahan sebentar di sebelah Tania. Terengah-engah napas keduanya untuk rehat sejenak. Ryan tidak ingin buru-buru menghabiskan spermanya untuk menyemprot meki sang istri. Karena masih ingin pemanasan yang agak lamaan karena pengen merasakan bercumbu yang sangat lama dengan Tania. Sementara Tania merasa ini waktu yang tepat untuk menghentikan nafsu liar Ryan karena Tania masih diselubungi rasa takut untuk bersetubuh dengan suaminya.
Lalu Tania buru-buru meraba selangkangannya yang memang ternyata sudah mulai basah dan agak lengket di sekitar bulu-bulu jembutnya karena semprotan sebagian kecil cairan nikmat milik sang suami.
Tanpa sadar pun sebenarnya Tania juga sudah sange alias horny dengan cumbuan Ryan. Terbukti mekinya juga basah karena cairan yang keeluar dari lubang surgawinya.
Tiba-tiba Tania bangun dari rebahan untuk menngambil daster dan CD berwarna pink miliknya yang tergeletak di ubin kamar di sebelah ranjang mereka.
“Kamu mo ngapain Tania?” tanya Ryan agak kaget karena masih berharap untuk bisa meneruskan percumbuannya bersama istrinya.
Sambil berpakaian dasternya dan CD nya lagi Tania bilang, “Aku mau mandi dulu ya mas, karena badanku keringetan sehingga gatel-gatel dan juga anuku basah dan lengket nih!” seru Tania
“Tapi aku mo ke dapur sebentar untuk beresin yang tadi bekas kita makan bareng!” lanjut Tania
Tanpa menunggu persetujuan Ryan, Tania langsung ngeloyor ke dapur.
Ryan menggerutu dalam hati karena untuk kesekian kalinya hasrat menggebunya gagal dituntaskan.
Dalam kondisi masih bugil dan rudal ngaceng, Ryan lalu mengambil Laptop di meja lalu disetelnya di kasur untuk menonton film dewasa favoritnya untuk menuntaskan hasrat menggebunya yang masih menyala-nyala demi menghindar stres karena belum tersalurkan.
Tidak lupa sebelumnya dia mengambil kondom pengaman di laci meja sebelah ranjang untuk membungkus Rudal besarnya itu. Agar semburan sperma nantinya tidak berceceran saat ia mencapai puncak onaninya sambil menonton blue film.
Sambil telanjang dia berjalan ke arah pintu kamar untuk menguncinya dari dalam.
Ryan langsung loncat ke kasur untuk menyetel situ-situs blue film incerannya. Tidak lama kemudian terputarlah sajian film seks yang sangat menggairahkan bagi Ryan karena Ryan langsung mencari adegan dimana sang pemeran pria dengan gagah sedang mengenjot si wanita dengan gaya doggy style. Posisi gaya anjing ini adalah salah satu gaya favorit Ryan sambil menonton ia membayangkan Tania lah yang sedang nungging dengan pantat indahnya. Dan membayangkan rudal besar Ryan sedang menancap dan sedang bergerak keluar masuk karena genjotan Ryan. Di blue film sedang mencapai detik detik puncaknya dimana sang pria mulai makin kencang memacu genjotan rudalnya ke pantat sang wanita yang terus melenguh sambil mengeluarkan kata-kata kotor, “Come on honey, fuck me more faster and harder!” begitulah suara sang wanita amerika itu meminta sang pria agar lebih cepat dan lebih kecang untuk menggenjotnya. Ryan makin sange dan mulai gak tahan melihat adegan itu. Dan saat si pria di film itu mencabut rudalnya dan membalikkan tubuh si wanita untuk rebahan. Seketika si pria menindihnya dari arah depan sambil memasukan rudal kekarnya ke meki sang wanita.
“Argggghhhh....come on honeyyyy..Fuckkkk Meee...arghhh!” seru si wanita saat si pria mulai menggenjotkan dengan posisi creampie aatau missionari atau gaya yang bikin full ngentot.
Si pria seketika berteriak kencang sambil menggenjot meki si wanita sambil mereka berciuman terlihat rudal si pria berkedut-kedut yang berarti sedang menyemprotkan spermRani.
“Arghhh...honey I’m Cominggggg...arghhh....your beautiful honeyyy!” teriak sang pria
Sementara sang wanita juga orgasme berkedut-kedut kencang mekinya sambil memeluk pingggang sang pria sambil berpagutan.
Seketika sang pria mencabut rudalnya dan mengarahkan ke dada montok sang wanita untuk menumpahkan sebagian spermanya sebagai bukti kegagahan sang pria. Terlihat keduanya terengah-engah keringat bercucuran di kedua tubuh telanjang mereka. Sambil sesekai mereka berciuman lagi tanda puas maksimal
Di saat yang bersamaan Ryan pun menyemburkan spermRani di kondomnya...crotttt...crottt...crottt....Ryan sambil membayangkan pantat istrinya lah yang ia semprot saat itu.
“Aghhhhh...enakkkk...!” seru pelan Ryan tanda puas meski kurang nikmat sebenarnya tanpa dilakukan bersama sang istri.
Tidak terasa Ryan tertidur dalam keadaan telanjang dan kondom masih nangkring di rudalnya yang sudah terkulai lemas dan mengecil kembali.
Petang harinya sekitar pukul 4 sore suara ketukan pintu kamar terdengar dari luar.
“Mas Ryan...buka pintunya donk! Pinta Tania
“Masss....mass....lagi ngapain sih???” Tania bertanya-tanya dan menebak mungkin Ryan tertidur.
Tania bergumam dalam hatinya. Mas Ryan harus aku bangunkan karena sudah sore hari.
“Tok...tok..tokkk...Mas Ryan...bangunnn!” teriak Tania di balik pintu kamar
Tetiba Ryan terbangun dari tidurnya karena suara ketokan pintu dan suara Tania.
“Hoammmmhhh...yaya...bentar sayanggg...aku buka kuncinya!” seru Ryan sambil bangun dari ranjang dan berjalan agak terhuyung ke arah pintu kamar.
“Ceklekkkk....” suara pintu kamar dibuka Ryan
“Mas Ryan tertidur ya tadi?” tanya Tania
“Iya sayang, aku bener-bener ngantuk tadi” kata Ryan pelan sabil terhuyung untuk rebahan lagi di kasur.
“Loh koq mas tiduran lagi?” Tania protes. “Sana....mandi bersihkan badan mas Ryan!” perintah Tania
Tania tiba-tiba kaget liat rudal Abi terbungkus kondom.
“Lohhhh...lohhh..mas Ryan abis onani yak tadi?” tanya Tania
Ryan senyum-senyum cengengesan, “Hmmm...hehe...iya sayang, abisnya tadi kamu tiba-tiba pergi gak lanjutin permainan kita sih!” seru Ryan sambil tertawa kecil.
“Huuhhh...dasar laki-laki....gak bisa nahan pengennya yak!” Tania menjawab sambil menahan tertawanya melihat tingkah mesum sang suami.
“Ya sudah..mandi sana, kan sudah sore ini mas!” kata Tania meminta lagi agar Ryan segera membersihkan dirinya. Itu rudalmu masih penuh cairan.
“Kan bau ituh kalo telat dbersihkan,” kata Tania lagi.
Sambil cengar-cengir Ryan langsung mengambil CD biru gelapnya dan celana pendek yang tergeletak di lantai kamar dan langsung menuju kamar mandi yang letaknya bersebelahan dengan kamar mereka.
Tania tersenyum kecil hanya menatap tubuh telanjang suaminya yang berjalan pelan dari kamar sambil membereskan tempat tidur mereka.
Dalam hati Tania berkata, “Maafkan saya mas Ryan!” karena belum bisa kasih kenikmatan yang seharusnya iya kasih sebagai istri.
Sambil beres-beres kamar tak terasa tiba-tiba mata Tania terasa berat. Rupanya ia mulai mengantuk karena seharian bekerja mengurus rumah da memask serta mencuci piring.
Setelah kasur beres ia rapihkan sambil menunggu Ryan selesai mandi, Tania merebahkan badannya di kasur sambil membuka HP untuk mengecek beberapa pesan Whatsapp yang masuk baik dari japrian seorag teman maupun pesan-pesan yang masuk di beberapa grup WA yang ia ikuti di dalamnya.
“Hoammmhhh....aduh koq ngantuk banget yah?” gumam Tania dalam hati.
Tanpa terasa matanya terpejam dan tidak lama kemudian Tania sudah tertidur pulas di kamar.
“Taniaaa....handuk saya ditaro dimana sayang?” tiba-tiba Ryan masuk kamar masih dalam kedaan telanjang tanpa handuk.
“Yah ampunnn...!” gumam Ryan dalam hati sambil geleng-geleng kepala melihat sang istri telah tertidur pulas di kasur.
Dengan perlahan Ryan mendekati istrinya itu yang sedang tertidur dan mencium kening sang istri.
“Cantik dan montok banget kamu Tania!” Ryan berkata dalam hati,
“Beruntung sekali aku mendapatkanmu!” dalam hati Ryan merasa sangat bersyukur mendapatkan istri secantik Tania.
Tak terasa waktu sudah memasuki malam hari di hari Minggu malam tersebut. Di ruang kerjanya Ryan sedang memeriksa tugas-tugas masuk secara online dari para mahasiswa maupun mahasiswinya. Ryan adalah Dosen matkul Teknologi di kampusnya. Dia mengecek satu per satu siapa saja yang sudah kirim maupun yang belum mengirim tugas yang telah ia berikan sejak pekan lalu kepada para mahasiswanya di kampus.
“Hmmmm....ini ada satu Mahasiswi yang belum mengirim tugas sampe sekarang”, gumam Ryan dalam hati.
Setelah dicek nama mahasiswi tersebut adalah Rani. Ryan langsung mengambil HP nya dan japri dengan berkirim WA ke Rani untuk menanyakan mengapa Ia belum mengirimkan tugas-tugas matkul IT dari Ryan.
“Selamat malam Rani!” begitu Ryan membuka percakapan di WA Rani. Kebetulan terlihat bahwa malam itu Rani masih online.
Tidak berapa lama langsung ada respon dari Rani.
“Malam pak Ryan!” balas Rani di WA
“Rani kenapa belum kirim tugas ya?” tanya Ryan to the point.
“Ehmmm...anu pak Ryan, maaf, saya pekan ini benar-benar terpaksa telat dan kurang bisa fokus urus tugas-tugas kuliah Rani termasuk tugas matkul dari Pak Ryan”, Rani membalas.
“Gak bisa fokus kenapa?” tanya Ryan lagi
“ehmmm ini pak..saya sedang bolak-balik ke Bandung karena mengurus Ibu saya yang sedang sakit. Bergantian dengan kakak saya yang kebetulan kami bergantian beberapa hari dalam menjaga ibu.” Jawab Rani menjelaskan alasannya.
“Tapi saya janji pak Ryan, untuk segera saya kirim tugas secepatnya ke email pa Ryan kalo urusan ibu saya sudah beres!” tutur Rani lagi.
“Ehmmm...bapak besok ada di kampus kah?” tanya Rani lagi
“Ya saya ada sejak jam 10 pagi besok senin”, kata Ryan
“Baik pak, besok saya temui bapak di ruangan bapak”, kata Rani
“Loh, katanya mo kirim lewat email. Koq malah ingin datangi saya?” Ryan heran
“Hmmmm...anu...anu pak...!” Rani terlihat terbata-bata dan ragu
“Anu kenapa?” tanya Ryan lagi.
“Itu pak ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan langsung ke bapak terkait tugasnya, soalnya saya masih ada yang belum paham pak’, Rani menjelaskan
“Owh, baiklah kalo begitu. Saya tunggu ya jam 10 besok di ruangan saya!” perintah Ryan
“Baik pak Ryan. Terima kasih sebelumnya” kata Rani menutup pembicaraan di WA.
Baru selesai obrolan dengan Rani di WA tiba-tiba ada telpon masuk ke HP Ryan.
“Kringgg...kringggg...kringggg....” bunyi suara HP Ryan memang masih dipilih mode suara telpon model klasik.
Setelah dilihat itu telpon dari sang mama yaitu Tyas.
“Halo anakku sayangggg, Ryannn...!” terdengar suara sang mama di ujung telpon begitu Ryan terima telpon sang mama.
“Halo mama, ada apa malam-malam gini telpon Ryan?” Tanya Ryan
“Nggakkk...mama cuma pengen tau kabarmu dan istrimu” kata mama Tyas lagi
“Kan baru tiga hari lalu mama ketemu kita di pernikahan Ryan dan Tania!” balas Ryan
“Ehmmmm...anu lohhhh..Mama cuma pengen ngecek gimana kesan malam pertama kalian, hehe...!” Sambil tertawa kecil mama Tyas
“Ya ampunnn, ternyata mama Cuma mo tanya itu doank?” Ryan tertawa geli mendengar pertanyaan sang mama.
“Bukan begitu Ryan, sebab Mama dan Papa pengen banget segera momong cucu darimu. Gituloh!” seru mama Tyas
“Ow bgitu toh...hehehe..yayaya, mohon bersabar ya maaa...kan baru juga tiga hari nikah masa dah minta cucu segala...hihihi! balas Ryan
“Giniloh, kalo kamu tokcer kan Tania bisa segera hamil. MakRani mama tRani gimana kesan malam pertamamu bersama Tania?” tanya Mama Tyas
“Hmmmm...sebenarnya saya agak males menceritakannya ma!” kata Ryan
“Loh, kenapa?” tanya mama Tyas
“Sebentar ma, Ryan tutup ruangan kerja Ryan dulu ya ma. Soale takut Tania denger pembicaraan kita!” jelas Ryan ke mamanya
Ryan sambil berjalan ke arah pintu ruangan kerjanya
“Ceklekkkk...!” pintu sudah tertutup
Gini mah, sebenarnya Ryan lagi kesel tiga hari ini karena sampe hari ketiga ini Ryan belum bisa meniduri Tania ma!” jelas Ryan
“Hahhh...yang benar, Ryan?” diujung telpon terdengar mama bernada kaget
“Koq bisa gitu?” selidik mama Tyas
“Entah kenapa Tania begitu takut aku gauli ma!” Ryan menjelaskan
“Ya ampunnn...koq Tania bisa takut gitu yah?” seru mama Tyas keheranan
“Iya ma, alasan Tania selalu begitu ma. Takut sakit katanya! Kata Ryan menjelaskan lagi.
“Sudah kamu rayu belum atau kamu bisa pake obat perangsang dari mama mau gak?” tanya mama Tyas.
“Kalo urusan merayu aku sudah berulang kali ma, tapi Tania masih terlihat ragu dan takut ma!” kata Ryan lagi.
“Begini deh, Ryan. Besok sepulang kamu mengajar di kampus, besok usahakan kamu mampir ke rumah mama untuk ambil ramuan perangsang agar istrimu itu mau ‘maen’ dengan mu. Gimana?’ tanya mama Tyas
“Wah, mama punya ramuan gituaan segala yah?” tanya Ryan
“Ok deh, besok Ryan usahain ke rumah mama seusai urusan di kampus,” Seru Ryan
“ditunggu ya nak,” kata mama Tyas menutup pembicaraan di telpon.
Ryan terduduk kembali di kursi depan meja kerjanya sambil teringat bayangan kala ia masih sekolah dulu.
Ryan baru inget kala ia masih duduk dibangku SMA pernah beberapa memergoki dan bahkan beberapa kali mengintip sang papa sedang menunggangi mamanya dengan penuh nafsu. Melihat persetubuhan mama papanya itu beberapa kali menjadikan Ryan makin sering berimajinasi untuk bisa melakukannya segera dengan seorang perempuan. Namun, karena kala itu masih duduk dibangku SMA maka Ryan Cuma bisa onani untuk menyalurkan hasrat menggebunya itu.
Bahkan, ketika beberapa kali sempat mengintip persetubuhan mama papanya, Ryan sambil onani di depan pintu kamar kedua orangtuanya itu.
Terutama kalo malam hari sekitar pukul 22 malam saat papa mamanya sudah masuk kamar. Ryan seringkali sengaja menguping di lubang pintu kamar mereka. Hanya untuk mengetahui apa saja yang kedua orangtuanya perbuat saat sudah di kamar.
Kebetulan kamar Ryan dengan kamar papa mamanya hanya dibatasi oleh satu kamar mandi sehingga Ryan sering melintas di depan kamar mama papanya.
Beberapa kali Ryan nekat ngintip dari bagian atas pintu yang kalo dicek masih bisa melihat isi kamar ortunya itu. Sehingga Ryan dengan leluasa bisa melihat sajian ngentot kedua ortunya.
Kebetulan papa Sudono adalah seorang laki-laki gagah dan sehat rajin olah raga sedangkan mama Tyas adalah wanita cantik nan cerdas yang bertubuh sintal sehingga papa Sudono begitu tergila-gila dengan istrinya itu.
Mama Tyas memang pandai mejaga penampilannya meski sekarang sudah berumur hampir lima puluh tahun namun masih bertubuh aduhai untuk seusianya. Bahkan kabarnya, ada beberapa dosen laki-laki yang naksir dan sering menggoda mama Tyas kalo sedang mengajar di kampus.
Namun, papa Sudono lah yang beruntung mendapatkannya karena mama Tyas juga jatuh cinta dengan papa Sudono yang selain gagah, cerdas juga penuh perhatian dengan sang istri.
Ryan masih inget dan terangsang banget jika sedang melihat persetubuhan papa mamanya yang begitu membuat ia makin rajin onani. Sebaba gaya persetubuhan papa mamanya sangat menggairahkan. Baik papa dan mamanya sangat agresif kala melakukan hubungan suami istri. Bahkan paling tidak dua hari sekali pasti papa mamanya bersetubuh dengan panas di kamar pada malam hari. Gilanya, Ryan pernah memergoki papa mamanay sedang melakukan persetubuhan di kamar mandi sambil shower dan desahan sang mama saat dientot papa Sudono sangat merangsang Ryan yang sering mendengarnya di balik pintu kamar mandi yang kebetulan letak kamar mandinya ada di antara kamar Ryan dan kamar papa mamanya.
