Pustaka
Bahasa Indonesia

BETRAYED TO DEATH

73.0K · Tamat
CATHERINE CUNG
55
Bab
16.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Cerita ini menceritakan tentang gadis lemah bernama Riana yang begitu mencintai suaminya bernama Pavlo. Satu-persatu keluarganya mati dijebak oleh keluarganya tiri Ayahnya. Riana dibuat bodoh dan menderita bagaikan sampah di keluarganya. Riana mati diterkam binatang kesayangan suaminya sebab Riana selingkuh dan tidur dengan pria lain. Riana yang mati, tidak menyangka ia justru terlahir kembali. Riana yang diberikan kesempatan lahir di usia remaja membuat rencana besar membunuh satu-persatu keluarga tiri Ayahnya. Dia mengubah dirinya menjadi sosok wanita tangguh untuk membalaskan dendam amarahnya. "Apa yang harus aku lakukan, agar kau mencintaiku seperti dulu lagi?" harap Pavlo berwajah pilu. "Kembali menjadi idiot yang selalu mengejarmu, itu yang kau inginkan?!" Riana menatapnya benci.

RomansaBillionairePengembara WaktuRevengeKeluargaSweetBaperSuspenseWanita CantikTuan Muda

BAB 1 - Incident

Ruangan tertutup dan gelap ada sepasang suami istri berada didalam sana. Pria tampan memakai jas hitam terlihat memukau dan sangat gagah berdiri menatap marah wanita menyedihkan yang berlutut dibawah kakinya.

"Suami kenapa kau lakukan ini kepadaku? Aku sudah cukup tahan menerima semua perlakuanmu ini padaku..." Riana menangis terseduh-seduh di bawah kaki suaminya yang berdiri tegap di hadapannya, tapi suaminya begitu tidak berperasaan memandangnya dingin dan juga tatapan jijik. Riana berkata kembali, "Sudah empat tahun lamanya kita menikah, kau tidak perna menyentuhku ataupun bicara padaku. Kau selalu bersikap dingin dan cuek padaku."

Pavlo menarik sepatunya yang basah dari air mata Riana. Suara langkah berjalan terdengar nyaring menuju arah mereka. Terlihat wanita cantik ramping bergaun indah muncul di hadapan mereka.

Wanita itu bersuara lembut terdengar seperti gadis sangat baik, dia datang untuk melihat wanita itu untuk terakhir kalinya. "Kakak..."

"Sonia! Tolong jelaskan pada Suamiku, ini jebakan! Kau tau aku sangat begitu mencintainya. Tidak mungkin aku tega berselingkuh dan menghianatinya-kan. Kau bahkan ada di tempat kejadian yang sama denganku-kan? Sungguh aku tidak tau kenapa aku bisa berada satu kamar dengan pria lain." Riana terus menangis menggelengkan kepalanya.

"Tapi kakak, bagaimana juga kau sudah menodai dirimu sendiri bersama pria lain. Kau sudah menghianati suamimu, dan menghancurkan reputasi keluarga besar kita. Maaf kakak, aku tidak bisa membelamu di hadapan Suamimu. Kau pantas mati ditangan suami mu," jelas Sonia menatapnya benci.

Napas Riana naik turun mendengarnya. "Tidak-tidak! Suami tolong percaya padaku, ini pasti jebakan! Hiks... hiks..." Riana berusaha memohon pada suaminya, sambil menangis terseduh-seduh menatap Sonia, dia tidak percaya dengan apa yang dia katakan. Ia yakin Sonialah yang sudah menjebaknya.

Suaminya mundur selangkah demi selangkah menatapnya pilu. Riana tetap merangkak berusaha menggapai kaki jenjang suaminya lagi untuk memohon, dia tidak ingin di tinggalkan. Tapi suaminya justru berbalik badan segera pergi jauh meninggalkannya.

Riana mengulurkan tangannya, seakan dia ingin menggapai, memeluk suaminya yaitu Pavlo. Hatinya benar-benar hancur saat ini, dia sangat mencintai suaminya. Namun suaminya justru seperti itu padanya.

Sonia berjongkok sejajarkan tubuhnya di hadapan Riana, dia mengangkat dagu Riana untuk melihatnya dan berkata pelan dengan senyum jahatnya, "Kakak, aku kemari untuk mengucapkan selamat tinggal padamu. Dan yah. Aku juga mau bilang .... setelah kau mati, maka kami akan mengadakan pesta pernikahan yang meriah dengan keluarga Dirgantara. Tidak akan ada duka cita di kelurgamu lagi. Duka ini akan digantikan dengan kebahagiaan aku bersama Pavlo. Kami akan segera menikah menjadi sepasang suami Istri yang berbahagia memiliki banyak anak. Kau, tidurlah untuk selamanya," ejek Sonia padanya.

Sonia berdiri merapikan rok gaunnya untuk segera pergi. Tapi ia mendengar suara tertawa Riana, namun tidak sampai membuatnya untuk melihat kebelakang.

"Apa kau pikir, setelah aku mati, kau dan semua keluargamu akan bahagia! Aku akan membalas semua apa yang kalian lakukan kepadaku, dan juga keluargaku. Mata ganti mata, nyawa di ganti nyawa. Semua itu akan berbalik pada kalian semua!" ucap Riana lantang.

Sonia geram, ia tidak perduli, ia melangkah cepat untuk segera menutup pintu ruangan itu.

Ruangan itu gelap dan hampa, hanya ada aroma darah yang tercium kuat di penciuman Riana. Dimana ruangan itu sering menjadi tempat eksekusi orang-orang yang telah menyinggung suaminya.

Riana yang hatinya sangat sakit memeluk lututnya, hanya air matanya terus-menurus keluar, hatinya begitu sakit. Suami yang dia dambakan dan ia cintai selama ini, tidak percaya pada dirinya, dan sebentar lagi suaminya akan menikahi Sonia adik tirinya sendiri.

Neneknya, dan ke 2 Pamannya telah membunuh Ayahnya, dan juga Ibu kandungnya, dan betapa bodohnya Ayahnya telah mengira bahwa Sonia adalah darah dagingnya sendiri.

Sonia lahir dari hasil hubungan gelap Paman keduanya yang bernama Samsum, dan ibu tirinya bernama Tania. Paman keduanya yang jahat telah menjebak Ayah Riana, dan menuduh ayahnya memperkosa Tania [ibu Sonia] hingga ibu kandung Riana sakit hati, depresi dan memilih gantung diri dimasa lalu.

Kakak laki-lakinya yang bernama Lukky mati kecelakaan akibat rem mobilnya yang tidak berfungsi, hingga terjun kedalam jurang yang sangat dalam. Riana baru menyadari semua itu di saat ia diam-diam masuk ke dalam ruang kerja suaminya, dia tidak sengaja membaca hasil laporannya di atas meja kerja suaminya.

Walau ia mengatahui itu semua, ia tetap tidak bertanya lagi kepada suaminya. Itu karna ia sangat takut dan juga lemah, dia tidak punya kekuatan untuk bertanya karna perasaan takutnya. Riana memang pengecut.

Riana yang sangat mencintai Suaminya berharap bahwa Suaminya akan memberikan dia keadilan atas kematian keluarganya. Namun dia salah, karna selama enam bulan lamanya keluarga kandungnya mati, Suaminya hanya menutup mata dan telinga tentang semua yang telah terjadi pada keluarganya.

Bahkan suaminya sendiri sangat jarang pulang kerumah, dan tidak perna memberi ia uang untuk belanja. Aset kekayaan dari Ayah dan Ibunya di ambil secara paksa oleh Nenek dan Pamannya. Walau dia mempunyai suami yang begitu kaya raya, ia tetaplah sangat miskin akibat ulah keluarga tiri ayahnya.

Saat Riana termenung memikirkan masa lalunya, tiba-tiba Suara binatang buas terdengar mengaung di depan pintu yang entah kapan terbuka. Seekor binatang buas lapar masuk. Giginya yang taring sangat terlihat jelas memutari tubuhnya yang bergetar ketakutan, matanya yang bersenar dan tajam, seperti sudah siap menerkam dirinya diruang gelap dan hampa itu.

Riana yang duduk di lantai dingin, hanya bisa pasrah akan nasibnya hidupnya. Dia menguatkan dirinya untuk tidak takut mati jika harimau itu mengoyak tubuhnya, ia sebaliknya menatap tajam harimau itu untuk segera menerkamnya cepat. Bagi Riana, mati lebih cepat lebih baik, dari pada dia harus melawan rasa takutnya.

Harimau besar itu loncat menerkam leher Riana dengan gigi taringnya yang kuat, lalu mengoyak tubuh Riana hingga hancur dan berserakan di lantai, darahnya kini menyembur mengenai lantai dan juga dinding. Anggota tubuhnya berserakan kemana-mana akibat binatang buas peliharaan suaminya.

***

"Nona Riana, bangun! Ini waktunya berangkat Sekolah." Pelayan menggoyangkan tubuh Riana yang masih tertidur.

Matahari masuk menyinari seluruh tubuhnya. Riana mengerjapkan matanya dan merasakan tubuhnya terasa sakit, seperti habis terpukul keras. Ia bangun dari tidurnya dan melihat para pelayannya begitu sibuk menyiapkan perlengkapan sekolahnya.

Riana melihat-melihat sekitanya tidak percaya dan berkata, "Dimana ini? Apa aku sudah di surga?" Riana bingung.

Pelayan setia Riana kaget, ia menutup mulutnya tidak menyangka pada Riana. "Nona sepertinya kau mimpi. Ayo aku bantu kau mandi, lalu bersiaplah untuk sekolah!" Vano menarik tangan Riana.

"Apa kau Vano?" tanya Riana lagi.

"Nona apa maksudmu? Aku pelayanmu Vano, kenapa kau tanyakan ini lagi?" Heran Vano.

"Tidak-tidak aku pikir kalian semua sudah mati!" sahut Riana.

"Nona, bagaimana bisa anda mengatakan kami-" kata-kata Vano terpotong, ia melihat Riana menatap semua isi ruang kamarnya, Riana bahkan sampai menanyakan tanggal pada pelayan lain. Tidak hanya itu saja, Riana bahkan beralih ke arah cermin untuk melihat dirinya sendiri.

'Wajah ini. Riasan yang begitu tebal belum terhapus, aku seperti melihat badut yang berhias. Apakah aku kembali berumur 16 tahun dimana sekarang aku adalah murid kelas 11. Dan Sonia berumur 15, yang berarti dia kelas 10... [3 tahun lagi aku akan menikah dengan Pavlo.]' Vanya dalam pikirannya.

Tiba-tiba Vano memegang bahunya, lalu mendorongnya memasuki kamar mandi. selang 10 menit kemudian, Riana keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya, dan menyuruh Vano dan 2 Pelayan lainnya untuk keluar kamar, karna saat ini Riana ingin merias dirinya sendiri.

Riana menatap riasan wajah yang bermerek tertata rapi di lemari riasnya, ia lalu mengambil riasan itu dan mengoles tipis diwajahnya.

Jika dulu wajahnya seperti badut. Maka sekarang ia akan merubah dirinya menjadi kecantikan yang tiada tara.

Riana juga ingin mengubah gaya rambutnya. Dia ingat dulu-dulu rambutnya sering di sanggul seperti gaya pramugari. Namun sekarang ini, ia lebih memilih rambutnya tergerai panjang tanpa jepitan. Setelah selesai merias diri, Riana menyadari dirinya sangatlah cantik bagaikan boneka Barbie hidup.

Ia mengingat masa lalunya yang begitu bodoh, ia sering mengikuti perkataan Sonia dan juga Tania ibu tirinya, agar memakai riasan tebal dan pemerah pipi. Namun itu adalah dulu, dan sekarang KELAHIRANNYA KEMBALI ia akan mengubah semuanya.

Riana tersenyum jahat saat melihat dirinya tampak berbeda di cermin, ia menatap dirinya dan berkata, "Aku kembali dan akan menghancurkan kalian semuanya!" Riana mengepal tangannya, napasnya bergemuruh, ia ingin menangis mengingat masa lalunya dulu, tapi semuanya terhentikan disaat suara ketukan pintu terdengar.

"Nona keluarga anda sudah menunggu di bawah!" kata Vano depan pintu kamar.

Riana langsung membuka pintu. Pelayan yang berdiri di hadapannya menatapnya kaget, mereka seperti bermimpi. Itu karna Riana tampak berbeda dari sebelumnya.

Saat Riana menurungi tangga, semua orang yang duduk di meja makan menatapnya tidak percaya. Ayahnya yang tidak memperhatikan dirinya yang sedang asik berbicara pada Sonia.

"Selamat pagi semua?" sapa Riana pada keluarganya.

Simsom Ayahnya berbalik dan melihat Riana menarik kursi dekat dengan dirinya. Hening tidak ada yang membuka pembicaraan, karna semua menatap Riana aneh dan berbeda dari biasanya.

"Hmm... Adik, apa kau baik-baik saja?" Lukki masih memandangnya heran, sambil mengunyah makanannya.

"Ada apa kakak? Aku lupa, kemarin aku di dorong oleh seorang wanita di kolam, tapi kondisiku sudah membaik sekarang." Riana menatap tajam ke arah Sonia.

Sonia merasa gelisah dan merasa tidak nyaman saat di tatap oleh semua orang di dalam ruangan itu, seakan-akan dialah pelakunya.

'Apa-apaan idiot ini, kenapa dia bisa merubah penampilan bodohnya, dia tampak berbeda hari ini, aku sampai tidak mengenalinya. Kemana riasan tebalnya itu? Kenapa dalam semalam dia bisa berubah menjadi orang yang berbeda? Cara bicaranya dan juga penampilannya seperti orang lain saja.' Sonia dalam pikirannya.