Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Perpanjangan Kontrak Nikah

*****

Beau menatap sengit pria di depannya yang memandangnya pongah. Liam Henderson, sang penguasa media Inggris. Keluarganya mempunyai background yang kuat di pemerintahan, tapi Liam cenderung memilih sesuatu yang berbeda. Dengan warisan dari sang Kakek, ia membeli dua perusahaan raksasa media Inggris lalu menggabungkannya di bawah satu perusahaan induk; L.Henderson Media. Walaupun ia menyingkir dari urusan politik dan pemerintahan, namun nama Henderson yang pria itu sandang mampu memberi tekanan pada lawan-lawannya. Liam Henderson adalah sekutu yang bisa diandalkan, tapi ia juga bisa menjadi orang yang mengerikan jika ada yang menyinggung area privasinya. Henry dan Allyson sudah memperingatkan Beau untuk memberi batas kerjasama dengan Liam, sayang ia terlalu terlena dengan kebaikan yang pria itu tawarkan.

"Kau tahu aku orang yang selalu menagih janji yang diberikan padaku," seringai di wajah Liam terlihat menyebalkan di mata Beau. Pria itu mendatangi kantornya di senin siang, hari sibuk yang mampu menguras emosi setiap pekerja manapun.

"Aya masih membutuhkanku untuk menggapai impiannya dalam merealisasikan W. Kau tahu nama Prince sangat tersohor di mata para investor." Beau berusaha mengintimidasinya.

"Ya! Kau bisa mematikan langkahku dengan senjatamu itu jika saja dari dulu kau mengikuti saran kedua sahabatmu. Menjauhi keluarga Westwood!"

Beau mengepalkan kedua tangannya. Ia menggeram marah.

"Arnold WestWood adalah sampah Inggris dan putrinya adalah parasit bagi pria kaya. Kau tentu tahu kan nasib dari si polos Charles?"

"Jaga mulutmu, Liam!" Beau berdiri dan mencengkeram kerah baju Liam. "Dia adalah ibu dari anakku!"

"Ya, tapi masyarakat Inggris tidak menyukainya!" Liam menyingkirkan tangan Beau dari lehernya dengan mudah. Ia berdiri dan merogoh kantong celananya. Melempar sebuah file ke atas meja.

"Itu file asli dari paparazzi. Aku sudah peringatkanmu untuk tidak bertemu dengan Daphne apalagi bercumbu di publik! Para pemegang saham PrincePages rata-rata anti terhadap nama WestWood. Kau bisa bayangkan bagaimana jika itu bocor di media?"

Beau mengeraskan rahangnya hingga suara gemeletuk gigi terdengar. Ia memandang flashdisk kecil di atas meja. "Apa yang kau inginkan?"

Liam mengeluarkan sesuatu yang membuat Beau Prince membeku. Senjata berlaras pendek berwarna silver teracung tepat di antara dua matanya. "Aku mencintainya, tapi kau merenggut kesuciannya!"

"Di-dia ma-masihlah istriku, Henderson!" Sanggah Beau.

Suara klik terdengar, senjata telah terkokang, hanya tinggal menarik pelatuk. "Kau berjanji padaku untuk tidak menyentuhnya, aturan itu ada di perjanjian nikah!"

Beau mencengkeram kedua sisi pinggiran kursi. Jantungnya berpacu cepat. Sekarang ia paham kenapa George Henderson, ayah Liam memberinya sebuah wejangan di saat dulu George memergoki Beau meminta tolong kepada Liam perkara Daphne.

"Liam menyembunyikan sebuah topeng lain di balik sisi ramahnya, ia bisa menjadi sangat nekat. Tetaplah mematuhi aturan jika kau beraliansi dengannya!"

"AyaBeast Semito adalah milikku! Sekali lagi kau menyentuh tubuhnya, peluru ini yang akan melumpuhkan benda sialanmu sehingga kau tidak akan bisa meniduri siapapun lagi! Kau mengerti!" Senjata laras pendek itu beralih ke bawah, ke area intim yang terletak di antara kedua paha Beau.

Seketika kedua tangan Beau beralih menangkup area privasinya, ia mengangguk takut. Liam memandangnya dengan tatapan ngeri. Ini memang salahnya. Beau yakin tidak akan tergiur dengan kepribadian maupun fisik Aya, ia hanya merasa kasihan kepada wanita itu yang ternyata mencintainya. Alasan itulah yang mendorongnya untuk memberi Liam ijin dalam memperjuangkan cintanya pada Aya. Beau meyakinkan Liam jika pernikahan yang terjadi dengannya dan Aya hanyalah pernikahan kontrak. Tidak akan pernah didasari oleh nafsu apalagi perasaan. Namun malam itu, semua terjadi di luar kendali.

"Kau tidak pernah tidur dengan siapapun? Jangan bercanda, Beast! Usiamu sebentar lagi memasuki kepala empat!"

Sebuah bantal mendarat di kepala Beau, cukup menyakitkan karena Aya memukulnya dengan keras.

"Kau menerobos masuk ke kamarku, mengganggu konsentrasi menulis dengan berceloteh tentang panasnya malammu dengan Daphne. Dan sekarang kau memperolok keperawananku?"

Beau terkikik, ia selalu menyukai wanita itu ketika marah. Empat tahun mereka tinggal bersama membuat hubungan mereka kian dekat. Aya merupakan partner yang cerdas sekaligus pendengar yang baik. Ia akan menjadi sangat kooperatif dan profesional ketika ia bisa mendapatkan suatu benefit dalam sebuah jalinan kerjasama.

"Aku menunggu status jandaku, Beau. Liam sudah menungguku dan saat hari itu tiba, aku akan memberikan malam pertamaku untuknya!" Sinis Aya, matanya berkilat marah sehingga membuat Beau menghentikan tawanya.

"Kau serius dengan pengakuanmu barusan?"

"Kau tidak pernah menyentuh istrimu, Mr. Prince, jadi iya, aku masih perawan."

Beau terlalu sering memandang kedua mata Aya di setiap meeting mereka dengan para petinggi bisnis. Kelereng kelam itu selalu memancarkan visi dan optimisme hidup, tiada sirat yang lain. Namun, kali ini binar luka di mata Aya membuat Beau terpaku.

"Beast ..."

"Kumohon, jangan lagi sakiti hati ini dengan bualanmu tentang Daphne. Kau tahu aku mencintaimu, Beau. Selama ini aku mendengarkanmu agar bisa dekat denganmu. Tapi ternyata aku memiliki batas diri. Aku sudah tidak mampu mendengar apapun lagi mengenai Daphne!"

Beau mengira Liam telah melakukan perannya dengan baik, mengingat Aya selalu tersenyum ketika ia bercerita tentang Daphne dan Velma. Ternyata, semua itu hanyalah acting.

"Kumohon, pergilah! Biarkan aku sendiri!"

Di sinilah awal mula malam panas mereka. Seharusnya Beau menuruti permintaan Aya, bukannya malah meraih tubuhnya untuk ia peluk. "Maafkan aku, Beast. Apa yang bisa kulakukan untuk menyembuhkan lukamu?"

Beau tidak akan pernah malu untuk mengakui jika ia begitu mengagumi binar coklat kelam yang terkadang bersembunyi di balik kelopak yang berkedip-kedip. Terkadang selintas rasa tersengat hadir apabila Beau memandangnya terlalu lama. Tak terkecuali saat ini.

"Apa yang bisa kau tawarkan padaku, Beau?" Tuntut Aya.

"Kau bisa buktikan padaku kalau kau belum tersentuh lelaki manapun?"

Rasa iba dan hasrat yang mendadak muncul karena tubuh mereka yang berpelukan, mendorong Beau untuk mencium Aya. Jangan salah, mereka sudah sering melakukannya untuk keperluan sandiwara pernikahan. Tapi, rasa yang tercipta dari ciuman kali ini berbeda.

"Aku masihlah istrimu, Beau!"

Dan malam pertama pernikahan mereka terwujud setelah empat tahun usia pernikahan. Malam panas yang akan selamanya membekas di hati keduanya. Beau melupakan perjuangan cintanya terhadap Daphne dan ia melupakan janjinya kepada Liam.

"Itu sebuah kecelakaan, Liam. Aku bersumpah!"

Ekspresi wajah Liam melunak, ia menarik moncong senjata dan meletakannya di atas meja. Liam pun kembali duduk bersilang kaki.

"Aya sebentar lagi kemari dengan adik dan pengacara kalian, tapi aku perlu memastikan terlebih dahulu tentang poin perpanjangan nikah kontrak yang akan Aya sodorkan padamu."

"Apa maksudmu, Henderson?"

*****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel