Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Epsd 2 Masalah Di warteg

Di jalan, kita mengobrol banyak dan dari obrolan kita, aku mengetahui bahwa dia merupakan anak pertama dari dua bersaudara sama sepertiku dan adik kita berdua ternyata seumuran. Aku juga jadi tau kalau dia berasal dari ibukota negara kita yang notabennya dekat dengan kotaku. Tak lama kemudian, kami pun sampai di kosannya yang bisa kulihat, kosannya merupakan kosan yang elite, bisa kutaksir harganya bisa mencapai 2 juta per bulan, harga segitu di kota yang notaben biaya hidupnya cukup rendah merupakan harga yang sangat mahal. Kulihat juga di parkiran kost an ini dipenuhi dengan mobil-mobil mewah.

Hani pun turun dari mobil dan sebelum masuk kedalam kosannya, dia mengetuk jendelaku dan meminta untuk menurunkan jendelanya. "Makasih yaa bay udah mau nganterin aku pulang, aku jadi gaenak." Ucap Hani. Aku menjawab "iyaa Hani, santai. Aku juga gaenak kalo tadi kamu malah jalan kaki, lagi terik panas gini soalnya." Hani pun tertawa dan menjawab lagi "yaudah makasih banyak yaa, sampe ketemu besokk, hati-hati dijalan yaa Bayu atau Aji eheheh". Akupun kembali menjalankan mobilku menuju kosanku.

Setelah memarkirkan mobilku, aku tidak langsung turun melainkan mengecek hape ku terlebih dahulu dan kulihat ada notifikasi I****gram yang bertuliskan "Hani nur Khairunnisa has started to following you". Selain itu, dia pun mengirimi aku pesan via dm yang bertuliskan "Bayuuu, makasih banyak yaaa udah mau nganterin, beneran aku masih gaenak kepikiran. Kabarin kalo udah di kosan yaa." Welp, Is it the beginning of a beautiful relationship? I guess it is.

Saat ini aku dan Hani sedang makan siang di warteg di dekat kampus kami, dan setelah ini kami masih ada kelas lagi, jadi karena tidak sempat kalau pulang ke dulu jadinya kami makan di tempat yang dekat-dekat saja.

'UHUK UHUK BAY KOK PEDES BANGET' ucap Hani yang sedang kepedesan usai makan sambel. 'Hahahaha kan aku udah bilangg sambelnya pedes banget, kamu nya belagu sih'. Balasku yang tertawa melihat reaksi Hani yang memerah mukanya bukan karena kepedesan, namun karena malu ditertawakan oleh seisi warteg yang berjualan di dekat kampusku. 'ih bayu kamu mahh ah sebel aku' ucap hani sambil memanyunkan bibirnya. 'iyaa han maaf nanti aku beliin teh nanti deh ya, yaudah makannya buruan abisin jam istirahat bentar lagi selesai, kita kan masih harus jalan ke kampus lagi' Balasku. Kita pun selesai makan dan kemudian berjalan kembali ke kampus.

Sudah dua bulan semenjak kami berkenalan dan selama kurang lebih sebulan ini bisa dibilang hubungan kami menjadi sangat dekat. Kadang kami pulang bareng, makan bareng, main bareng, entah aku yang mengajaknya untuk makan diluar atau main ke Mall atau dia yang mengajak. Hani pun sering curhat kepadaku betapa bedanya cuaca di kota kita sekarang dengan kota lama kita. Bahkan kami sering telponan atau video call ketika kita sedang belajar pada malam hari.

Hani juga sudah tidak tinggal di kos lama dia karena terjadi masalah antara security dan salah satu penghuni dimana security memasuki dan menggeledah salah satu kamar penghuni yang dicurigakan menyembunyikan narkoba dan alkohol. Hani pun memutuskan pindah karena takut hal yang sama terjadi kepada dia dan kamarnya yang harusnya menjadi privasi diacak-acak begitu saja, dan karena memang dari dasarnya dia OKM (orang kaya mampus) dia memutuskan untuk pindah ke sebuah apartemen. Dengan tinggal di apartemen, Kehidupan Hani juga menjadi lebih bebas dan mandiri. Dengan Hani tinggal di apartemen juga aku juga bisa main ke apartemennya tanpa harus dikhawatirkan oleh ibu kos atau security, meski pada saat ini aku tidak pernah berniatan untuk melakukan hal yang aneh-aneh, paling aku kesini jika ingin mengerjakan laporan praktikum yang bikin ribet. Aku juga tidak selalu sendirian, aku sering ditemani oleh Rama, Adi, dan teman-teman perempuan dari kelas kami sehingga kesempatan untuk melakukan hal yang tidak-tidak masih susah. Apartemen Hani terdiri dari beberapa bagian ruangan, diantaranya adalah dua kamar dimana yang satunya dia gunakan untuk menaruh barang-barang untuk sementara waktu, ruang TV, dapur dan kamar mandi.

Setelah membayar makanan yang kita makan tadi, aku dan Hani keluar dari warteg tersebut dan beranjak ke motor kami. Namun karena bawaan Hani yang tidak bisa digemblok karena model tasnya merupakan tas tenteng, tasnya menyenggol salah satu gelas pelanggan lain dan menumpahkan isi gelasnya ke seluruh celana orang tersebut.

"AHHHH PANAS, WOI LU GAADA OTAK YA? BISA LIAT-LIAT GA? LU LIAT INI CELANA GUA JADI RUSAK BEGINI! " teriak amarah orang tersebut meluapkan kesalnya kepada Hani. Hani yang kebingungan pun hanya bisa minta maaf dan berharap orang ini mau memaafkan keteledoran dia.

"Yaampun mas, mohon maaf mas saya nggak sengaja, tadi ruangnya sempit jadi saya galiat kalo tas saya nyenggol gelas masnya. Saya ganti rugi deh, gimana? Saya yang bayar uang makan mas sama buat ganti rugi celananya." ucap Hani yang panik karena amarah orang tersebut. Orang itupun seperti tidak terima dengan ucapan Hani dan kembali berteriak "APA-APAAN LU TIBA-TIBA PENGEN KABUR PAKE SIASAT BAYAR GANTI RUGI? LU KIRA GUA MISKIN? BISA GUA BELI CELANA BARU, BELI BADAN LU JUGA BISA GUA, JANGAN NGEREMEHIN GUA LU BANGSAT!!" ucapnya lagi.

Aku yang merasa tidak terima Hani diteriaki seperti itupun berusaha membela Hani dengan se-tidak ofensif mungkin.

"loh mas dia juga ngga sengaja loh, kan masnya juga liat tadi kita kesusahan mau jalan. Niat dia juga baik mau tanggungjawab tapi masnya malah kayak gitu balesannya. Jangan mentang-mentang masnya cowo dia cewe mas bisa kayak gitu seenak bicara sesuka hati mas dong" ucapku membela Hani. Amarah pria tengil pun sudah meluap dan dia melampiaskannya dengan mengambil teko berisi air putih dan menyiram Hani dengan air itu.

"GIMANA SEKARANG RASANYA KESIRAM GITU HAH? ENAK GA? SEKARANG LU MINTA MAAF YANG BENER MELUTUT DI DEPAN GUA ATAU LU BISA GUA MALU-MALUIN DI DEPAN ORANG-ORANG YANG ADA DISINI, DAN LU JUGA JANGAN IKUT CAMPUR YE, INI URUSAN GUA SAMA DIA!" teriak orang tersebut sambil menunjuk-nunjuk ke arahku. Tanpa berpikir panjang pun aku menghujamkan pukulan keras di samping telinga orang itu dan membuat dia terjatuh dari kursi dan nyaris pingsan.

"Sekarang liat siapa yang dibikin malu didepan orang-orang" ucapku setelah hampir membuat orang ini pingsan. Selain itu aku juga mengambil beberapa lembar uang 50.000 dari dompetku dan melemparkannya ke wajah orang tersebut dan berkata

"tuh buat uang ganti semuanya" ucapku yang berusaha tetap terlihat cool didepan orang-orang terutama Hani.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel