Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

Untuk meringankan penderita sang putri angkat, Rafael menyiapkan suasana yang cukup nyaman bagi sang putri. Selain memesan kamar perawatan yang cukup mewah, Rafael juga telah merencanakan sesuatu hal yang sangat penting bagi Mayang.

Selain ingin membuat Arunika terus hidup di sekitarnya, Rafael juga ingin mengacaukan DNA Mayang atau Mae melalui cangkok DNA milik Aru ke dalam tubuh Mae.

Rafael telah mentransfer DNA (Deoxyribonucleic Acid) milik Arunika yang telah disimpan dalam waktu yang lama ke dalam tubuh Mayang untuk mengubah identitas gadis itu.

Ayah angkatnya melakukan hal tersebut bukan lantaran iseng atau egois, pasalnya semenjak hilangnya Mayang Rafael telah menyelidiki latar belakang gadis kecil yang ia pungut tersebut. Selain keluarga Mayang tak antusias mencari hilangnya sang putri, Rafael juga sampai mengernyitkan dahinya ketika sang bawahan melaporkan bahwa Mayang hidup dalam duka dan nestapa karena memiliki ibu dan saudara tiri.

Oleh karena itu, Rafael dengan sangat marah hingga ingin membabi buta pada orang yang tega mencelakai sang putri angkat. Hingga ide itu muncul dan membuat Mayang menjadi anak perempuannya saat ini.

Selain mencangkokkan DNA Arunika, Rafael juga mengobati luka yang disebabkan oleh bebatuan sungai yang menggores wajah Mayang. Demi keselamatan sang putri, Rafael rela merogoh kantongnya dalam-dalam untuk mengubah wajah Mayang agar lebih menarik lagi. Keahlian dan profesinya sebagai dokter bedah membuat Rafael memiliki banyak kenalan dokter bedah plastik yang cukup berkompeten untuk menyembuhkan luka Mayang.

Oleh karena itu, Rafael membawanya ke negeri ginseng untuk menjalani operasi bedah plastik. Tak pernah sekalipun Rafael meninggalkan sang putri. Pria dewasa itu berjanji akan selalu melindungi sang putri hingga kapanpun.

Dan Mayang juga telah menerima Rafael sebagai papa angkanya. Karena berjanji akan membalaskan dendam yang Mayang punya.

Selain membawa Mayang untuk menjalani operasi bedah plastik, Rafael juga ingin mengajak Mae berlibur guna meredam rasa takutnya sebagai sarana pengobatan untuk penyakit yang gadis itu derita.

Penyakit seperti PTSD ini sangat memerlukan penanganan yang optimal agar pasien bisa keluar dari keterpurukannya.

Dan betapa terkejutnya reaksi Mayang ketika gadis itu melihat wajah barunya di kaca setelah dokter bedah plastik membuka perban yang membalut wajah Mayang.

"Kau sangat cantik, putriku!" puji sang papa pada Mae.

Mayang yang kini menjadi Mae hanya terbelalak tak percaya melihat sosok wanita muda di cermin. Wajahnya sangat berbeda, bahkan Rafael yang meminta sang dokter untuk mengubah wajah Mae seperti wajah Arunika juga sangat shock atas hasil yang sangat di luar dari ekspektasi.

Wajah gadis itu kini sangat cantik dengan kulit yang lebih glow up dari sebelumnya. Bola mata dengan kelopak mata yang belo semakin menambah kecantikan Mayang apalagi ditambah hidungnya semakin mancung dengan bibir tipis yang sangat manis.

Mayang tercengang dengan hasil yang ia lihat di cermin. Sambil bergumam, "Apakah ini aku? Sungguh berbeda!"

"Iya itu kamu, Nak! dan semua ini adalah hadiah dari Tuhan untukmu'. Kamu layak Bahagia apapun yang terjadi."

Keduanya mengabiskan sisa waktu di Korea Selatan untuk bersenang-senang menikmati suasana negara lain. Selain ingin berlibur, Rafael juga ingin menyenangkan hati sang putri.

**

"Kau senang, Putriku?"

"Iya, Pa! Mae bahagia bisa berjalan-jalan ke Korea,"

Kini keduanya telah kembali dari pengobatan di negeri asal dari Jang Kiyong tersebut. Rafael tak ingin kejadian yang menyakitkan seperti yang pernah dialami oleh Mayang terulang kembali.

"Papa, apa mereka akan mengenali aku?"

Mayang menghentikan langkahnya kala melewati bagian Imigrasi Bandara. Efek traumatis yang ia alami tak jarang masih kerap muncul di benaknya. Hingga Mayang atau Mae masih memiliki ketakutan tersendiri seperti ini.

Rafael hanya bisa menguatkan sang putri, "Tenanglah, semua sudah papa atur!"

Tak ingin melihat Mae menderita lagi, membuat Rafael menutup semua akses keluarga Mae. Meski itu ayah kandungnya sekalipun. Jika benar ayahnya sangat menyayangi putrinya, maka ayahnya akan dengan keras mencarinya.

Dan selama ini, tak ada satupun keluarga Mayang yang menunjukkan batang hidungnya. Hal tersebut membuat Rafael naik pitam dan sangat jengkel. Bagaimana mungkin seorang ayah akan diam saja bila kehilangan sang anak. Jika benar meninggal, harusnya ayah Mayang tidak sepenuhnya mendengarkan anak tirinya tanpa bukti yang jelas.

Rafael lalu membawa Mae pulang ke rumahnya untuk tinggal dengannya. Di kediaman keluarga Subiantoro inilah Mayang akan menjelma sebagai sosok baru yang bernama Mae.

Identitas baru itu kini diperkuat dengan adanya Kartu Tanda Penduduk atas nama Mae Subiantoro lengkap dengan potret terbaru Mae sendiri.

Jangan ditanya dari mana Rafael bisa mendapatkan hal kecil seperti ini. Bagi Rafael, keselamatan Mae adalah hal yang paling utama.

"Papa, Mae ingin mengucapkan banyak terima kasih buat Papa. Karena Papa selalu ada saat Mae membutuhkan sesuatu!"

"Kamu tak perlu sungkan, Nak! hiduplah dengan bahagia untuk membalas jasa Papamu ini. Dan jadilah putri kebanggaan Papa."

Keduanya saling berpelukan dengan haru suasana yang tercipta. Baik Rafael dan Mayang momen keluarga baru seperti sangat mereka impikan. Mayang akhirnya mendapatkan sosok yang selalu menyelamatkannya dan Rafael akhirnya mendapatkan sosok putri yang bisa membahagiakan dirinya.

"Mae janji akan selalu menjadi anak yang bisa membanggakan Papa," Mae sangat senang memiliki keluarga baru yang sangat menyayangi dirinya.

"Ayo makan! kamu pasti lapar, Mae."

Besok juga Rafael akan mengurus pendidikan sang putri semata wayangnya. Ketika ditanya Mae ingin kuliah di mana? Mae mengatakan, "Mae ingin kembali ke kampus Mae, Papa! sekalian membereskan para pengacau yang telah menyakiti Mae!"

"Sungguh hebat, Anakku! Putri Subiantoro harus tahan banting dan bisa menyingkirkan segala jenis masalah karena papa akan selalu berada di pihakmu."

Rafael ingin sang putri berangsur-angsur menyembuhkan penyakit traumatis itu dengan sendirinya. Akan lebih baik jika Mae bisa mengendalikan penyakitnya daripada harus bersembunyi dan menjadi pecundang yang tak bisa berbuat apa-apa.

Karena hakikatnya masalah akan selesai bila kita mampu mengatasinya bukan menghindarinya seperti orang bodoh.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel