Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

7. Ya Tuhan, Lily Kau Ada Di Mana?

Malam tadi Arsen kembali ke kediamannya, tidak ke apartemen seperti malam sebelumnya. Oleh karena itu, pagi ini ia pergi ke kantor dari kediamannya.

Hanya 30 menit perjalanan yang dibutuh oleh Arsen dari kediamannya menuju kantor. Arsen mempunyai seorang sopir yang handal bernama Rudolf, di mana seharusnya perjalanan tersebut bisa menghabiskan waktu lebih dari 45 menit.

Rudolf adalah seorang mantan pembalap, di mana saat itu karirnya hancur gara-gara ia mengalami kecelakaan parah saat bertanding. Hutang dimana-mana, istri dan anaknya meninggalkannya dan ia menjadi seorang gelandangan.

Arsenlah yang datang padanya saat pertemuan mereka yang tidak disengaja. Arsen mengulurkan tangannya untuk membantu Rudolf asalkan Rudolf mengabdikan dirinya untuk Arsen.

Rudolf yang sudah tidak memiliki siapapun dengan senang hati menerima uluran tangan Arsen, dan kini ia menjadi sopir pribadi Arsen. Untuk menjadi sopir Arsen tidaklah mudah. Selain harus bisa mengemudi dengan ahli, ia juga harus belajar menguasai senjata. Rudolf tahu mengenai pekerjaan Arsen yang sesungguhnya. Dan ia sama sekali tidak mempermasalahkannya.

Dia menganggap Arsen seorang malaikat di saat semua orang menjauhinya. Kemampuan Rudolf sangat dibutuhkan oleh Arsen, dia butuh seorang pengemudi yang handal, untuk melarikan diri dari para kejaran musuhnya jika ia dalam keadaan terdesak.

Arsen turun dari mobilnya setelah pintu dibuka oleh bodyguardnya. Ivanov sudah menantinya di pintu lobby.

Arsen turun dari mobilnya dengan menggunakan setelan jas mahalnya seperti biasanya.

Beberapa karyawan wanita yang masih berada di lobby saling berbisik sambil menatap Arsen malu-malu.

Pesona pria itu memang mampu menarik lawan jenis manapun untuk tertarik padanya. Termasuk Ivanov yang notabennya asistennya yang seorang pria, Ivanov memang memiliki kelainan dalam orientasinya. Namun ia sadar tak akan mungkin ia bisa mendekati tuannya, atau ia pulang kerumah tanpa kepala. Pasti kekasihnya akan sedih jika itu terjadi.

Wanita saja Arsen pilih-pilih, dan Arsen tidak memiliki kelainan seperti dirinya. Sangat tabu bagi dan sebuah aib jika ia memiliki kelainan seperti Ivanov.

Sementara itu di salah satu sudut kantor, Ana masih mencoba untuk menghubungi ponsel temannya-Lily. Namun, panggilan pada ponsel Lily tetap saja tidak tersambung. Membuatnya semakin kebingungan dan khawatir.

Ia sudah tidak melihat keberadaan Lily sejak di resort. Dan kini setelah beberapa hari kembali bekerja di kantor ia juga tak melihat Lily yang seharusnya sudah bekerja seperti dirinya. Bahkan kepala administrasi sudah menanyakan keberadaan Lily padanya. Pihak kantor juga tidak menerima kabar dari Lily mengapa ia tidak masuk kerja.

"Ya ampun, Lily kau ada di mana?" lirih Ana seraya menatap layar ponselnya yang tetap tidak bisa menghubungi Lily.

Karena tak mendapat hasil, Ana untuk kali menyerah menghubungi Lily. Karena ia masih memiliki banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan, termasuk pekerjaan yang seharusnya menjadi pekerjaan Lily, dialihkan padanya.

***

Di sebuah ruangan yang berada di markas DEA (The Drug Enforcement Administration).

"Kita berkumpul disini, karena kita mendapatkan informasi, bahwa akan ada beberapa transaksi yang di dapat dari informan kita diluar." Sersan Sean berujar di hadapan para anak buahnya. Wajahnya begitu serius dan terlihat sangat tegas. Sersan Sean memang memiliki intelegensi yang tinggi. Sudah banyak kasus yang di pecah olehnya di bawah pimpinannya.

"Kita akan menggagalkan transaksi dan menangkap para mafia yang ada di belakang semua ini. Persiapkan diri kali, perbekali diri kalian dengan senjata dan amankan keluarga kalian." Perintahnya begitu tegas dan lugas.

"Siap Sersan!" jawab anak buahnya dengan serempak.

Mereka adalah kesatuan dari DEA yang bertugas untuk mengawasi dan menangkap seluruh kejahatan yang berhubungan dengan peredaran narkoba di seluruh Amerika. Bahkan mereka mempunyai cakupan wilayah yurisdiksi yang luas.

Semua anggota keluar dari ruangan, dan bersiap untuk melaksanakan tugas mereka masing-masing tanpa terkecuali.

Seorang pria dengan rambut pirang dan bermata biru melangkah meninggalkan ruangan tersebut. Setelah kembali keruangannya dan mejanya ia mengambil beberapa barangnya untuk meninggalkan gedung tempat kerjanya tersebut.

"Kau mau kemana?" tanya Olivia salah satu rekan kerjanya yang mempunyai meja kerja tepat di sebelahnya.

"Aku akan mengumpulkan beberapa informasi dari para informanku," ucap pria berambut pirang dan bermata biru tersebut. Pria tersebut berusia sekitar 27 tahun.

"Malam ini, The Havier Bar, seperti biasa. Kami tunggu kau disana, Raphael!" seru Olivia.

"Aku akan datang," sahut Rapahel seraya menggunakan mantel miliknya dan membetulkan senjata di pinggangnya.

Tanpa menunggu, Raphael segera meninggalkan ruangannya. Kemudian berjalan menuju halaman parkir.

Begitu masuk di dalam mobil ia mengambil ponsel miliknya dari dalam dashboard. Ponsel itu merupakan ponsel sekali pakai.

Ia berkutat mengetikkan sesuatu di sana, setelah selesai ia mengirim pesan singkat tersebut. Pria bernama Raphael tersebut melajukan mobilnya.

Beberapa menit kemudian, mobil yang dilajukannya melewati sebuah jembatan dengan sungai besar di bawah. Melihat keadaan lumayan sepi, Raphael melemparkan ponsel sekali pakai yang tadi digunakannya. Dan kembali melajukan mobilnya lagi. Ia sudah memberi informasi pada ketua Black Nostra, bahwa pihak DEA akan gencar untuk menangkap para mafia. Dan ia meminta Arsen untuk lebih berhati-hati dalam setiap melaksanakan transaksi.

***

Hari ini semua berjalan dengan lancar, baik di kantor maupun urusan kelompoknya. Sore ini ada urusan kantor hingga Arsen masih di ruangannya. Tinggal menunggu semuanya telah disiapkan maka Arsen akan menuju ruang rapat dan memimpinnya.

Siang telah berganti malam, matahari telah kembali ke tempatnya digantikan sang rembulan. Namun Arsen masih terpaku di ruang meetingnya bersama beberapa kolega dan rekan bisnisnya, sedangkan para karyawan hampir semua meninggalkan kantor, walau ada beberapa yang sedang lembur tapi itu tidak banyak.

Biasanya ia tak pernah mengikuti meeting sampai seperti ini. Tapi klien kali ini memang penting untuk perusahaannya.

Saat meeting berlangsung Arsen mendapatkan sebuah pesan dari salah satu mata-mata yang dimilikinya.

Saat meeting telah usai ia bergegas kembali ke ruangannya diikuti oleh Ivanov. Meja kerja Ivanov berada di luar ruangan Arsen, sehingga ia tidak mengikuti Arsen untuk masuk ke dalam ruangannya.

Ia akan menemui Mike dan membicarakan perihal info yang diberikan oleh salah satu mata-matanya tersebut.

Arsen sedikit tersentak begitu menutup pintu ruangannya. Seorang wanita muda kini sedang duduk di kursi kerjanya dengan santai.

Yang membuatnya kaget adalah pakaian yang dikenakan wanita tersebut. Ia menggunakan lingerie model bodysuit deep v neck berwarna hitam. Bahkan wanita itu terlihat seperti tanpa busana.

"Kau !!" geram Arsen dengan nada tak suka bahkan terdengar sangat dingin.

"Hai ..." Wanita itu bersuara selembut mungkin, dengan gerakan tubuh yang sensual berusaha untuk menggoda Arsen. Kemudian berdiri dan berjalan mendekati Arsen

-To be continue-

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel