Pustaka
Bahasa Indonesia

AFTER THAT NIGHT

60.0K · Tamat
Dewa Amour
53
Bab
19.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

(21+) harap bijak memilih bacaan. Darren Hawk seorang CEO di perusahaan teknologi terbesar di New York. Di usianya yang terbilang sudah matang, ia ingin mempersunting kekasihnya yang bernama Angela Rawllies, desainer berbakat yang bekerja di sebuah perusahaan fashion terkenal di Paris. Namun niatnya kandas karena sang ibu telah lebih dulu meminang seorang gadis untuknya. Xavia Price, model cantik yang berkasta sama dengannya. Darren berusaha menahan diri untuk tidak memberikan hatinya pada Xavia, namun semua itu kandas dalam satu malam. Dan malam itu menjadi petaka yang menyudutkan Darren. Siapa yang harus dia pertahankan? Angela atau Xavia?

Cinta Pada Pandangan PertamaTuan MudaDesainerRomansaBillionaireKeluargaDewasa

HMT 1- DARREN HAWK

Karena cinta, duri menjadi mawar. Karena cinta, cuka menjelma anggur segar.

  ~Jalaluddin Rumi~

 

***

Musim panas di kota New York. Tampak beberapa orang yang sedang berlari pagi bersama orang terdekatnya. Ada juga yang tampak menenteng tali pengikat leher anjingnya sambil berjalan-jalan santai. Ya, pagi yang sangat cerah. Pasti lebih seru jika berjoging sambil mengajak peliharaan tersayang. Ide yang bagus, bukan?

 

Di sebuah kamar hotel yang luas dan mewah. Tampak seorang pria dengan postur tubuh atletis yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan handuk putih yang melilit di pinggang, pria itu tampak menawan dengan dada bidangnya dan otot-otot perutnya yang kekar menyerupai kotak-kotak. Rambut dark brownnya tampak masih basah, dia berjalan menuju meja rias minimalis yang ada di pojok ruangan.

 

Di tengah ranjangnya tampak seorang wanita yang masih meringkuk dengan tubuh polosnya yang hanya berbalut selimut putih nan tebal. Benar, keduanya baru saja menghabiskan malam bersama.

"Darren, apakah kau akan segera pulang?" Si wanita mulai terbangun sambil memegang selimut di dadanya. Pria itu menoleh sambil tersenyum tipis.

"Ya. Aku akan segera pulang. Hari ini ada meeting penting di kantor. Aku tak ingin terlambat," jawabnya.

Dia, Darren Hawk. CEO dari Hawk Company Group, salah satu perusahaan teknologi yang sedang melebarkan sayapnya di Amerika.

 

"Baiklah, aku pun akan segera kembali ke Paris," balas wanita di atas ranjang itu. Namanya Angela Rawllis, desainer berbakat yang bekerja di sebuah perusahaan fashion terkenal di Paris.

Keduanya sudah hampir dua tahun menjalin hubungan, dan ini bukan kali pertama bagi mereka menghabiskan malam bersama. Kebetulan kemarin Angela datang ke New York untuk urusan pekerjaan. Jadi mereka bisa bertemu untuk sekedar saling melepas rasa rindunya.

 

"Angela, apakah kau akan terus bekerja di sana? Alangkah baiknya jika kau pindah saja ke kantorku. Mungkin kau bisa menjadi Sekertaris pribadiku," tukas Darren sambil mengenakan kemejanya di depan cermin.

Angela hanya mengulas senyum mendengar ucapan pacarnya itu.

"Kau ini, aku bisa mati jika berada di kantormu. Hh, Nyonya Hawk pasti akan menjambak rambutku dan melemparku ke jalanan seperti seorang pengemis," rajuk Angela sambil mengenakan gaun tidurnya yang tampak kusut.

Darren tersenyum tipis. Nyonya Hawk yang sedang dimaksud Angela adalah ibunya. Dan ibunya Darren tak pernah memberinya tatapan yang bersahabat. Bahkan seringkali Nyonya Hawk menawarkan sejumlah uang pada Angela guna meninggalkan puteranya. Sungguh ibu mertua yang angkuh! Angela sudah malas untuk membujuk wanita berdarah Jerman itu.

 

"Maafkan ibuku, jangan dipikirkan," ucap Darren sambil berjalan menghampiri Angela yang masih berada di ranjangnya. Wanita itu hanya mengangguk. Apa lagi yang bisa dia lakukan? Sampai mati pun Nyonya Hawk tak mungkin bisa menerimanya. Entah kenapa. Mungkin karena kasta mereka yang jauh berbeda.

 

"Angela, aku sangat mencintaimu. Aku tak perduli apa pun yang dikatakan ibuku. Kau yang terbaik untukku, Honey." Darren duduk di sampingnya dan diraihnya jemari wanita itu lantas dikecupnya lembut. Angela hanya tersenyum. Dia tahu itu, namun perasaan Darren saja tak cukup untuk membuat mereka bersatu. Restu Nyonya Hawk sangatlah diperlukan juga.

 

"Aku tahu, tampan. Kau sangat mencintaiku. Namun, aku ingin hubungan kita bisa lebih dari ini. Aku ingin menjadi istrimu," lirih Angela terdengar menekan.

Darren mengulas senyum sambil memandangi wajah cantik tanpa riasan itu. Diselipkannya anak-anak rambut yang tampak kusut ke telinga Angela.

 

"Beri aku sedikit waktu lagi. Aku akan berusaha membujuk ibuku," bisik Darren sambil menatapnya lembut. Angela hanya mengangguk pelan. Darren masih menatapnya dan mulai memajukan wajahnya perlahan. Bibir keduanya pun bertemu. Angela memindahkan kedua tangannya pada leher Darren. Matanya kian terpejam sembari menikmati hangatnya ciuman itu. Keduanya memang sedang di mabuk cinta. Berpisah? Rasanya itu tak mungkin.

 

***

Waktu menunjukkan pukul dua sore saat Darren baru saja selesai meeting dengan para staf utamanya. Mereka membahas harga saham yang kian melonjak. Dan perusahaan besar ternama di Amerika menawarkan sebuah kerjasama. Altano Grup, nama perusahaan itu. Para staf sangat berharap Darren sebagai CEO utama mengambil keputusan yang tepat kali ini. Ya, Darren sangatlah teliti dalam setiap keputusannya. Dia tak mudah percaya dan mau menjalin kerjasama begitu saja. Akibatnya banyak perusahaan yang sangat kecewa karena ditolak mentah-mentah olehnya.

 

"Sore, Bos. Di ruangan anda ada Nyonya Hawk. Beliau sudah menunggu sekitar lima belas menit," ucap Jeremy, salah seorang staf utamanya. Dan juga orang kepercayaan Darren.

"Baiklah, aku akan segera ke sana." Darren menunjukan wajah datarnya pada Jeremy sebelum melanjutkan langkahnya menuju ruangannya.

Jeremy hanya mengangguk dan segera menyusulnya.

 

"Sore, Bos." dua orang pria berpakaian rapi masing-masing berdiri di pinggir pintu yang terbuat dari Lux terbaik Mesir. Mereka adalah orang-orangnya Nyonya Hawk yang langsung menyambut Darren datang dan membukakan pintu kaca itu untuknya. Tak ada senyuman di wajah tampan Darren, dia hanya mengedipkan kedua matanya saja sambil melangkah masuk.

Tibalah Darren di ruangan luas dengan cat dinding berwarna kayu pinus kering. Tak banyak furniture yang ada di sana, hanya ada meja kerja Darren lengkap dengan bangkunya, lemari-lemari besar nan tinggi yang terisi oleh banyak buku dan beberapa figuran kecil, juga sebuah sofa panjang yang berseberangan dengan meja kerjanya. Sedangkan beberapa lukisan minimalis, namun bernilai tinggi bergantung di beberapa titik dinding.

Maskulin dan sangat berkelas! Inilah ruangan di mana Darren menghabiskan banyak waktunya sepanjang hari.

 

Manik mata Darren menangkap sesosok wanita berpostur tinggi dengan hils-nya yang berwarna putih gading. Pakainnya tampak sangat licin dan bau asap rokoknya yang mulai mendominasi wewangian dalam ruangan itu. Liliana Hawk, nama wanita itu. Namun semua orang akrab menyebutnya Nyonya Hawk, atau Nyonya Besar.

 

Nyonya Hawk sedang berdiri di tepi jendela besar yang ada di bagian kiri ruangan. Matanya lurus ke depan dengan tangan kirinya yang tampak memegang selembar majalah fashion. Sedangkan tangan kanannya sesekali mengarahkan batang rokoknya yang terselip di antara telunjuk dan jari tengahnya ke mulutnya.

 

"Ma, ada apa kau kemari? Apakah ada hal penting?" suara bass Darren membuatnya menoleh. Nyonya Hawk hanya tersenyum tipis menyapa puteranya itu. Kaki jenjangnya mulai terayun menuju pria dengan stelan jas hitam di depannya.

"Darren, kau akan segera menikah, Sayang." ucapan Nyonya Hawk sungguh membuat Darren kaget sekaligus heran.

Menikah?

"Hei, apa maksudmu, Ma? Aku tak mengerti." Darren memasang senyum garingnya.

Nyonya Hawk hanya tersenyum tipis mendekati Darren sambil menikmati batang rokoknya.

BRAAK!

Sebuah majalah dilemparnya ke atas meja. Tampak wajah seorang model cantik yang sedang tersenyum manis sebagai cover majalah tersebut. Darren menatap heran pada ibunya, dia masih belum bisa mengerti. Apa maksud wanita itu sebenarnya.

 

"Kau kenal gadis ini?" tunjuk Nyonya Hawk pada gadis dalam majalah tadi. Darren menatapnya heran. Untuk apa ibunya menanyakan hal itu? Tentu saja dia mengenalnya. Gadis itu adalah model cantik yang sedang bersinar sepanjang musim panas ini, Xavia Altano Price. Lantas apa maksudnya? Darren mulai curiga.

 

"Dia calon istrimu," lanjut Nyonya Hawk setengah berbisik, kemudian menyesap dan menghembuskan asap rokoknya ke udara. Darren membulatkan matanya dengan mulutnya yang menganga. Apa? Calon istri? Dia hampir tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Namun Nyonya Hawk bukanlah tipe orang yang suka bergurau. Dia tak pernah main-main dalam setiap ucapannya.

 

bersambung..