Pustaka
Bahasa Indonesia
Penulis
Emde Mallaow
495.0K
Kata
6
Cerita

Cerita

PERJUANGAN CINTA

173·Emde Mallaow

“Sebenarnya, hal utama yang membuat aku tidak bisa bergeming dengan godaannya Tantri semalam adalah bayangan wajah Imah yang tiba-tiba muncul. Aku berusaha untuk tetap menjaga hatiku, menjaga cintaku, tidak akan pernah menghianati cinta dia dengan tidak memberikan ruang hatiku kepada wanita lain,” ucap Salman kemudian, serius. “Imah? Bukankah dia sudah meninggalkanmu dan menikah dengan laki-laki lain?” tanya Harun. “Iya memang. Tetapi ia pergi meninggalkan aku bukan berarti ia meninggalkan hati aku. Dia menikah dengan laki-laki lain bukan berarti dia tidak mencintai aku lagi. Aku yakin, Run, cinta kami tidak akan pernah bergeser sedikit pun. Secara lahiriah dia memang sudah bersama laki-laki lain, tapi batin dan hati kami tidak pernah berpisah. Sampai kapan pun cintaku tetap kokoh untuknya. Cinta kami tetap sekokoh Gunung Sangeang!” Harun memandang di kedalaman hatinya Salman lewat wajahnya. Ia pun manggut-manggut. “Perkara cinta adalah urusan hati. Cinta tidak akan pernah bisa mati, hanya tersimpan rapi. Cinta itu seumpama bibit pohon, dia bisa mengering, tapi tak mati, hanya berdormansi, namun jika disemai dan disirim ia akan berkecambah dan tumbuh. Cinta membuat kita bisa terbunuh, tapi juga membuat kita hidup. Cinta juga mampu membuat kita untuk menjadi apa pun. Kamu pernah ditinggalkan oleh sang cinta, aku juga demikian. Jadi aku bisa merasakan dan tau apa itu cinta. Hanya bedanya, Imah meninggalkan kamu bukan atas kehendaknya sendiri, sementara aku ditinggalkan oleh karena yang dia kejar jauh lebih dari aku dalam segala hal. Jadi, kita mengalami kasus cinta yang sama, tapi dengan penyebab yang berbeda.”

RomansaTamat

CINTA LUAR BIASA

1.0K·Emde Mallaow

Yasmin Van Rutger adalah keponakan kandung dari Farid Rukmana, seorang pengusaha kaya. Gadis itu diajak tinggal di rumahnya yang megah dan mewah. Akan tetapi, Yasmin tak merasakan kasih sayang dan perlindungan di rumah itu, baik dari paman maupun dari istri pamannya. Ia tak ubahnya seorang asisten rumah tangga yang nyaris tiap hari dihina karena sebuah kesalahan kecil yang dilakukannya. Bagi Yasmin, hinaan demi hinaan sudah terbiasa baginya. Ia tidak menanggapinya. Namun dalam hati kecilnya ia bertekad untuk membayar lunas hinaan demi hinaan itu, sehingga mereka yang menghinanya harus menyesali perbuatan mereka di masa lalu terhadapnya!

RomansaOngoing

KAU PEMILIK HATIKU

73·Emde Mallaow

Dadan Hermawan, laki-laki yang diharapkan harus ada dan ia kangeni, belum juga tampak. Ada perasaan berdosa yang demikian besar yang ia rasakan terhadap laki-laki itu. Sejak kemarin Dewi sangat berharap ia bisa bertemu dengannya dan menjelaskan semua duduk persoalan yang tengah ia hadapi. Tetapi harapannya itu belum sampai. Ponselnya pun laki-laki itu tak aktif, atau berada di luar jangkauan. Jadi sejak acara pertunangannya itu, Dadan seolah-olah sengaja menghindarkan diri, membawa kecewa di hatinya. "Aku tau, kausangat kecewa, Dan," jerit batin Dewi. Ya, pikir Dadan, semua tidak adil. Arogansi mewabah di mana-mana. Tidak hanya di rezim, tapi juga di kalangan orang -orang yang merasa dirinya kaum elite, kaya, bangsawan, terpelajar, modernis, dan lain-lain, seperti yang juga sikap yang diperlihatkan oleh papanya Dewi kepadaku. Ego dan keangkuhan diri telah membutakan mata hati mereka, sehingga tidak mampu melihat dan merasakan kehendak dan perasaan orang di sekitarnya, bahkan terhadap anaknya sendiri. Mereka beralasan atas nama kasih sayang. Ah, kasih saying yang salah kaprah ! Geram, jengah, gelisah benar-benar telah bercampur-aduk dalam hati Dadan.

RomansaTamat

JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN

808·Emde Mallaow

"Mungkin Dik Jas sama sekali tidak percaya jika Mbak katakan, bahwa dalam usia Mbak yang baru menginjak 34 tahun ini Mbak sudah tiga kali membangun mahligai rumah tangga, namun semuanya gagal.” Spontan Jasman menoleh, menatap samping raut wajah Widyanti. Agak kaget juga ia mendengar pengakuan itu. Tapi sesaat kemudian bahwa hak seperti itu bukanlah hal yang mustahil. Ia pun mengambil sebiji kerikil dan melemparkannya ke dalam alir sungai di bawah sana. “Ceritanya bagaimana, Mbak...?” “Pernikahan Mbak yang pertama,” lanjut Widyanti, “adalah sebuah pernikahan tanpa pertimbangan yang matang. Mbak terima lamaran seorang pemuda satu kampung dengan Mbak, karena kami berdua memang sudah pacaran sejak kami sama-sama duduk di bangku SMA. Mbak berharap, perkawinan atas nama cinta akan membawa kebahagiaan. Ternyata Mbak salah dan kalah. Akibat tanpa dukungan ekonomi, rumah tangga kami goncang. Sejak di-PHK, suami Mbak justru sering mabuk-mabukan dan suka jarang pulang ke rumah. Kami bertengkar dan selalu bertengkar, yang ujung-ujungnya dia menyakiti Mbak secara fisik. Akhirnya Mbak terpaksa menggugat cerai dia. Lalu, setahun kemudian, Mbak punya kesempatan untuk kembali membangun rumah tangga. Di pernikahan kedua ini Mbak terapkan pilihan lain. Kali lali ini Mbak menggunakan akal sehat penuh pertimbangan. Namun kehati-hatian saja rupanya tidak cukup. Selalu saja ada hal-hal di luar kemampuan kita yang mempengaruhi dan menggoyahkan bahtera rumah tangga. Mungkin ini yang disebut dengan garis nasib. Benar kata orang-orang bijak, bahwa dalam memilih jodoh itu tak ubahnya sebuah perjudian, sifatnya untung-untungan. Jika kurang syarat dan strategi, maka yang ada adalah kekalahan. Itu pasti. Ternyata suami Mbak yang kedua ini tak jauh beda dengan mental suami Mbak yang pertama. Dia lembek. Tak kuat menahan godaan dan cobaan. Karena kurang bersyukur dengan penghasilannya sebagai seorang buruh pabrik, ia pun mencari tambahan penghasilan di luar. Tapi jalan yang ditempuhnya salah. Ia terlibat dalam jaringan sindikat perdagangan zat-zat terlarang, narkoba. Dia memang menjadi orang kaya mendadak. Namun tiada jawara yang tak kalah. Dia akhirnya ditangkap dan dipenjara. Terpaksa Mbak pun mengambil tindakan yang sama seperti terhadap suatu pertama Mbak, yaitu menggugatnya cerai.” Widyanti menyela kedua matanya yang sudah berkaca-kaca, lalu menlanjutkan ceritanya, “Setelah berstatus janda, Mbak hijrah ke Jakarta dan bekerja di sebuah perusahaan ekspor-impor sebagai staff accounting. Tak lama Mbak ditarik sebagai asisten pribadi sang CEO perusahaan, yaitu Pak Galih Sugondo. Keluarga dia adalah pemegang saham mayoritas di perusahaan tersebut. Rupanya dia jatuh hati kepada Mbak, dan berniat mempersunting Mbak. Saat itu Mbak tau, bahwa dia sudah memiliki dua istri. Pengalaman Mbak telah mengajarkan, bahwa uang dan harta jauh lebih penting dari sekedar cinta. Mbak pun bersedia untuk menjadi istri ketiganya, sekalipun dinikahi di bawah tangan, namun dengan mengajukan dua syarat seperti yang Mbak bilang di atas. Sebab Mbak pikir, apa gunanya kembali berumah tangga jika harus menanggung susah dari segi ekonomi? Dia menyanggupi syarat-syarat yang Mbak ajukan itu. Mbak Tak tahu, apakah ini juga garis nasib dari sebuah perjudian kehidupan? Dalam perjudian kali ini Mbak mendapatkan dua hal sekaligus, yaitu: kemenangan total dan kekalahan total. Ya, Mbak kembali kalah, walau Mbak meraup kemenangan materi yang besar. Tetapi tetap saja, bahwa di antara kemenangan dan kekalahan itu ada hal-hal lain yang diam-diam menggeser keduanya, yaitu perasaan merana, sepi, dan hampa!"

RomansaTamat

PENDEKAR TAPAK DEWA

4.0K·Emde Mallaow

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng bayi ini agar kelak menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yang nestapa. Tangis sang bayi malang tiba-tiba pecah. Jenderal Hongli alias Dato Hongli atau sang pendekar besar bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) segera meninggalkan tempat itu. Ia membawa sang bayi ke arah barat dengan gerakan melesat bagai kilat.

FantasiTamat

LATIFAH (Derita Istri Yang Terbuang)

94·Emde Mallaow

Tetapi Zoelva masihlah laki-laki normal. Rasa suka tentu pasti ada terhadap sang bidadari, mungkin demikian juga Latifah. Ya, mungkin di hatinya masing-masing telah tumbuh semacam rasa saling suka. Namun karena Latifah bukanlah seorang gadis atau janda, jadi Zoelva tetap harus menjaga sikap. Karena itu ia, atau mereka berdua, sama-sama sangat menghindari untuk membahas ke hal-hal yang pribadi yang bentuknya privacy, apalagi yang sampai menyerempet ke hal-hal yang sifatnya seksual. Sampai pada suatu hati ia mengungkapkan isi hatinya lewat status Facebook-nya: “Ya, jujur sih, terkadang hatiku tergoda pada kecantikan wanita yang selalu hadir di layar hapeku itu. Wajar, aku masih laki-laki normal, apa lagi aku seorang lajang yang sudah cukup lama tidak pernah lagi memiliki teman wanita yang spesial dalam hidupku. Tetapi, syukurnya, rasa itu selalu dapat kusimpan baik-baik pada setiap kali vidcall dengan Sang Bidadari. Hanya saja memang, kehadiran Sang Bidadari dalam malam-malamku, seolah-olah mulai mencairkan kebekuan hati aku yang sudah berlangsung lama. Aku jadi merasa, bahwa aku butuh kehadiran wanita yang spesial lagi dalam hidupku. Wanita yang akan memperhatikan dan mengurus aku dan hidup aku. Tapi tentu saja, wanita itu bukan Sang Bidadari, sebab tak mungkin. Tak mungkin karena tentu saja terutama karena dia statusnya adalah istri orang, dan yang kedua...aku bukan levelnya dia! Dia terlalu istimewa, menurutku. walau di sisi lain, akibat terbiasa vidcall, nyaris tiap malam, pelan namun pasti dia benar-benar sudah mengutuk aku untuk selalu merinduinya. Tapi ya, hanya sebatas rindu, tanpa perlu sampai melibatkan perasaan lain yang bersifat spesial dan spesifik. Ya rindu pada wajah cantiknya, senyumnya, suaranya, dan keramahannya.”

RomansaTamat