Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1 Sial Setengah Mati

Bab 1 Sial Setengah Mati

"nona Belicia sudah genap berumur 25 tahun?"

"masih kurang satu bulan."

"apa pernah berpacaran sebelumnya?"

"sekali."

"bagaimana perkembangan hubungan kalian?"

"pertemuan kedua keluarga."

"apa ada sesuatu yang pernah terjadi?"

Belicia menarik napas panjang, senyum sopan di wajahnya sudah tidak bisa dia pertahankan lagi, kemudian dia berkata dingin,"apa hubungannya denganmu!"

"...... bukankah kita sedang kencan buta, apa salahnya saling mengerti satu sama lain, kenapa kamu kesal!" laki laki itu mengerutkan keningnya kesal, dan menunjuk nunjuk ke wajah Belicia.

"aku menolak untuk saling mengerti, bye!" Belicia mengambil tasnya, berbalik badan dan langsung pergi.

Dia tiba tiba menghentikan langkah kakinya, dengan cantiknya meletakkan uang satu juta untuk bill.

Laki laki itu langsung menghentikan Belicia,"apa maksudnya? Apa kamu minder? Jika kamu bukan perawan lagi?"

Dia tidak mengatakannya dengan keras, tetapi suasana di cafe benar benar tenang, dan mereka yang duduk tidak jauh dari meja yang mereka duduki bisa mendengarnya dengan jelas.

Belicia terlihat menyipitkan matanya, mengangkat kakinya dan menendang laki laki itu dengan kuat, tanpa ragu dia menumpahkan kopi ke wajah laki laki itu.

Karena ditendang oleh Belicia, laki laki itu terjatuh dalam keadaan yang sangat memalukan, akhirnya, kopi yang berada di tangan Belicia terjatuh begitu saja mengenai tubuh seorang laki laki yang akan keluar dari cafe.

Belicia seketika tercengang, dia masih saja mematung akan apa yang baru saja terjadi.

"ah maaf." Belicia dengan gelagapan langsung mengeluarkan tissue dari dalam tasnya, dia melihat ke arah kemeja putih yang dipakai oleh laki laki itu, ya Tuhan, dalam sekali lihat saja langsung tau jika itu adalah pakaian yang sangat mahal.

Wajah Ronald terlihat begitu dingin, tidak terlihat menunjukkan ekspresi apapun saat melihat Belicia, tissue yang disodorkan oleh Belicia pun tidak dihiraukannya, malah terlihat dia mengeluarkan sapu tangan miliknya, dan saat mulai mengelap tumpahan kopi di kemejanya, dia terlihat menunjukkan ekspresi jijik.

Belicia seketika merasa bersalah, dan saat itu, laki laki yang melakukan kencan buta dengannya memegang kakinya,"perempuan ini benar benar menghancurkanku."

"menyebalkan sekali." Belicia mencoba menarik kakinya, dan langsung keluar dari dalam coffe bar.

Saat membuka pintu, dia tidak bisa menahan untuk tidak melihat laki laki yang mengenakan jas, penampilannya sempurna tanpa celah, wajahnya terlihat begitu tajam mempesona, seperti malaikat yang diutus oleh Tuhan untuk turun ke bumi.

Dia duduk di dalam mobil, belum sempat Belicia menyalakan mesin mobilnya, Jane menghubunginya,"sayang, bagaimana dengan kencan butamu? Apakah laki kaki itu lumayan?"

"Gagal total." Belicia menjawab jujur.

Dan pada saat ini mobil miliknya masih tidak bisa dinyalakan, dan hal ini semakin membuatnya kesal.

"Apa? Bukankah dia adalah yang direkomendasikan oleh mak comblang, dan memiliki penghasilan miliyaran dengan paras yang tampan, kamu harus menjalin hubungan yang baik dengannya.... tidak boleh gagal begitu saja!"

Belicia tidak ingin mendengar apa apa lagi, dia langsung meletakkan teleponnya, dan membiarkannya tetap mengomel tidak jelas.

Mobil tidak bisa dinyalakan, dan Belicia memutuskan untuk mengambil kunci mobilnya dan langsung turun,"kali ini tidak melihat ramalan saat keluar rumah! Sial setengah mati!"

Baru saja dia mengatakan hal itu, seketika langit menurunkan air hujannya.

Belicia menutup kedua matanya, dan tubuhnya basah kuyup.

Saat dia tersadar, dia berencana untuk kembali ke dalam cafe, tetapi begitu teringat akan laki laki menyebalkan yang berkencan buta dengannya, dia langsung mengurungkan niatnya itu.

Saat dia sedang melihat ke kanan dan ke kiri, dia melihat mobil Cayenne berwarna hitam berhenti di depannya, terlihat seseorang di dalam mobil menurunkan kaca jendela mobil, terlihatlah sosok asing yang terasa akrab bagi Belicia.

Orang itu adalah sosok laki laki yang tidak sengaja terkena tumpahan kopi miliknya saat di cafe.

"naiklah." Terdengar dari nada bicaranya yang begitu dingin dan tanpa kehangatan sedikitpun.

Belicia tersenyum dengan canggung, kemudian dia menggelengkan kepalanya,"tidak perlu merepotkan."

"tidak merepotkan." Ronald masih terlihat begitu santai.

Belicia merasa canggung, dan melihat ada dua taxi di belakang, dan segera berlari untuk menyetop satu diantaranya.

Tetapi entah kebetulan semacam apa lagi, tiba tiba heels yang dia pakai masuk ke dalam penutup saluran air, dan heels bagian bawahnya patah.

Ronald melihat perempuan yang terjatuh dari kaca spion belakang, dia mengerutkan kening karena tidak sabaran melihat kelakuan perempuan itu, membuka pintu mobil, turun, dan membopong Belicia menerjang derasnya hujan masuk ke dalam mobil.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel