Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Terbongkar

Andre terbangun saat ia merasa Diandra yang tak ada di sampingnya. Sayup-sayup ia mendengar suara tangisan seoarang wanita.

"Siapa yang menangis malam-malam begini," ujarnya mencari ke arah sumber suara.

"Apa yang nangis Diandra? Masa Diandra di kamar mandi, ngapain dia nangis," ucap Andre dengan heran.

Andre hendak membuka pintu kamar mandi, betapa terkejutnya ia saat melihat Diandra terduduk di lantai.

"Di, kenapa kamu di sana? Ayo ke kamar," ujar Andre dengan lembut.

"Kenapa kamu tega melakukan ini ke aku, Andre."

"Apa salahku sampai kamu tega menyakiti aku," teriak Diandra.

Andre kebingungan saat mendengar perkataan Diandra. Kenapa istrinya berteriak dan menangis seperti orang yang tak waras?

"Kamu kenapa?" tanya Andre.

"Kamu tanya aku kenapa? Kamu tanya aku kenapa? Kamu ga mengerti juga kesalahanmu! Dasar bajingan, kamu dan Selvi sama-sama sampah!" Diandra memukuli dada Andre dengan amarah dan air mata masih terus mengalir dipipinya.

Andre sangat marah mendengar perkataan Diandra yang mengatainya bajingan dan sampah.

"Jaga bicaramu! Aku ini suamimu," bentak Andre.

"Suami! Kamu bilang kalau kamu itu suamiku. Suami bangsat, bajingan yang tak tahu malu."

Andre semakin gelap mata saat mendengar sumpah serapah yang diucapkan Diandra. Ia mengangkat tangan dan melayangkan tamparan dipipi Diandra. Tamparan Andre seakan menarik Diandra ke dalam kesadarannya. Panas dan rasa sakit akibat tamparan Andre membuatnya terdiam. Amarah yang tadinya terasa begitu mengusainya seakan hilang tak berbekas.

"Sadarlah! Kamu sudah seperti orang gila, apa perlu aku memasukanmu ke rumah sakit jiwa. Kamu wanita psikopat Diandra!" Andre menghina Diandra.

Mendengar perkataan Andre yang mengatainya psikopat membuat ia menyunggikan bibirnya. Laki-laki ini orang yang tak punya malu.

"Hahaha, aku psikopat? Hahaha, yaa aku memang psikopat! Aku akan membalas semua sakit yang kamu berikan ke aku sampai kamu memohon ampun ke kakiku!"

"Kamu memang perempuan gila! Aku harus memberitahukan pada Papa tentang putrinya sudah jadi gila."

"Beritahukanlah ke Papa. Kalau Papa tahu hal yang sebenarnya kamu tidak akan pernah bisa hidup seperti sekarang. Harta yang kamu miliki bukan punyamu, uang yang kamu gunakan untuk mencukupi semua kebutuhan wanita itu hanya akan menjadi kenangan, Andre Pratama."

Andre terdiam. Sepertinya Diandra sudah tahu perselingkuhannya dengan Selvia, tapi dari mana Diandra tahu? Apa mungkin selama ini Diandra sudah tahu dan menutupinya?

"Kenapa? Kenapa kamu cuman diam? Aku ini psikopat loh. Aku bisa melakukan berbagai macam cara untuk menghancurkanmu dan wanita murahan yang berkedok sahabat si Selvia itu."

"Kamu jangan mengada-ada. Aku dan Selvia tidak memiliki hubungan apapun! Dia itu temanmu dan kamu juga tahu kalau aku selama ini tidak menyukainya. Buat apa aku berselingkuh dengan Selvia? Kamu benar-benar sakit jiwa, Diandra."

"Cukup! Diam! Jangan mengelak lagi. Ini, ini bukti-bukti semua perselingkuhanmu dan wanita itu." Diandra memberikan ponsel Andre.

"Kamu kenapa berani-beraninya membuka ponselku? Kurang ajar kamu yaa berani sama suami." Andre melayangkan kembali tangannya menapar pipi Diandra.

Tamparan Andre yang kedua kalinya di pipi sebelah kanan membuat sudut bibirnya berdarah. Rasa panas, sakit, dan amisnya darah menyeruak indra penciumannya. Sambil memegang pipinya ia pun menatap Andre dengan marah.

"Pukul! Pukul lagi! Kamu laki-laki pengecut yang bisanya memukuli wanita. Dasar sialan kamu, Andre."

"Aku sudah mengatakan ke kamu jangan pernah membuka ponselku. Tamparanku ini belum seberapa kalau kamu melanggar aturanku."

"Aku akan terus melanggar aturanmu. Lihat diponselmu itu ada video apa! Ada video porno kamu bersetubuh dengan wanita murahan itu."

Andre menyerngitkan dahinya. Video apa? Dia sama sekali tak pernah membuat video saat bercinta dengan Selvia. Kenapa tiba-tiba ada video? Andre membuka gallery ponsel bagian video.

Matanya terbelalak, ia sangat terkejut ada videonya yang sedang menggerakan pinggulnya ke dalam inti Selvia. Ia sendiri merasa jijik saat melihat adegan tersebut. Sakarang ia sudah tidak bisa mengelak lagi di depan Diandra.

"Sekalian saja kalian jadi bintang film porno. Percuma hanya jadi koleksi pribadi harusnya diedarkan agar dapat uang," ejek Diandra.

Andre merasa malu dengan apa yang ia lakukan. Ia pun meninggalkan Diandra dan pergi dari rumah. Dalam pikiran Andre percuma ia berbicara dengan Diandra sekarang. Istrinya sedang diselimuti rasa marah hanya akan membuatnya melakukan kekerasan dalam rumah tangga lagi.

"Mau ke mana bajingan? Jangan pergi kamu!" Diandra berteriak semakin marah.

Diandra terduduk di karpet kamar. Ia menangis sesenggukan, hatinya terasa begitu perih. Richie menghampiri Diandra, ia terbangun saat mendengar teriakan Mamanya.

"Mama jangan nangis," ucap Richie memeluk Diandra.

"Richie ... kamu kok bangun Nak?" tanya Diandra.

"Mama apa sakit di tampar Papa? Bibir Mama berdarah."

"Eh, kok Richie tahu Mama di tampar, Nak?" tanya Diandra lagi dengan bingung.

"Richie tahu Ma. Tadi Kakak mendengar Mama bilang 'tampar aku lagi' gitu. Mama jika ga bahagia dengan Papa lebih baik bercerai saja."

Bagaikan tersambar petir saat Diandra mendengar perkataan Richie. Anak berusia 11 tahun tersebut sudah mengerti permasalahan orang tuanya.

"Kakak sudah tahu kalau Papa selingkuh sama Tante Selvi. Mama Gio melihat Papa sama Tante Selvi terus di foto, Gio menunjukkan sama Kakak, Ma."

Diandra semakin tak percaya mendengar perkataan putranya. Anak sekecil ini sudah melihat yang seharusnya tak dilihatnya. Mengetahui hal yang tak seharusnya ia ketahui. Air mata Diandra semakin mengalir di pipinya, kenapa anaknya harus melihat adegan yang tak sepantasnya.

"Kakak mau bilang Mama, tapi takut kalau Mama akan sedih. Kakak juga mendengar pertengkaran Mama dan Papa kalau Papa berselingkuh."

Tubuh Diandra melemas. Tubuhnya bagaikan tulang tak beraga sekarang, remuk redam menghantam jiwa, hati, dan pikirannya.

"Kakak tahu artinya selingkuh?" tanya Diandra hati-hati.

"Tahu Ma. Katanya Gio, temanku di sekolah bilang kalau selingkuh itu berarti hubungan tidak baik, memiliki hubungan dengan orang lain dan membuat orang tua bercerai. Orang tua Gio juga sudah bercerai. Papa Gio pergi dengan pelakor seperti Papa yang selingkuh dengan Tante Selvi, jadi Tante Selvia itu pelakor."

"Richie tahu artinya pelakor?" tanya Diandra yang semakin penasaran.

"Aku dan Kakak sudah tahu, Ma," jawab Keira yang tiba-tiba masuk ke kamar Diandra.

"Pelakor itu perebut laki orang. Jadi Tante Selvi merebut Papa dari Mama," jelas Keira sambil menatap Diandra dengan sedih.

Diandra jadi semakin tak percaya lagi saat mendengar perkataan Richie dan Diandra. Mereka sudah mengerti tentang arti sebuah perselingkuhan dan kata pelakor. Ia memeluk kedua anaknya membawa mereka ke dalam dekapannya.

"Besok pagi kita ke rumah kakek dan nenek yaa kalau masih di rumah terus nanti Papa bisa pulang lagi," ucap Diandra.

"Iya Ma. Kita pulang saja sekarang ke rumah Kakek. Adek ga mau nanti Mama dipukulin Papa lagi." Keira menangis di dalam pelukkan Diandra.

"Mama, jangan menangis lagi. Kakak akan melindungi Mama dan Adek dari Papa. Kakak yang akan menjaga Mama dan Adek," ucap Richie dengan mata berkaca- kaca.

Air mata Diandra dan anak-anaknya terus mengalir. Diandra mengemasi pakaiannya juga Richie dan Keira. Besok ia akan kembali ke rumah orang tuanya danmemberitahukan tentang perselingkuhan Andre dan Selvia.

-Terus terang aku nulis ini sambil emosi. Kalau aku penyihir ingin ku kutuk setiap laki - laki yang suka melakukan kekerasan dalam rumah tangga! Emosi aku tuh-

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel