Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Sesuatu Yang Menyakitkan

Keesokan harinya

Diandra sudah tidak mengharapkan Andre mengucapkan selamat ulang tahun untuknya ia sangat marah pada Andre. Seharusnya sedikit saja Andre perduli padanya, ia masih istri resmi Andre walau lelaki itu tidak memperdulikannya.

"Aku lebih baik tetap tenang dan fokus. Jangan sampai rencanaku berantakan," ucapnya.

Ponsel Diandra berdering. Ada nama Andre tertera di layar ponsel.

"Hallo, Mas," sapa Diandra.

"Kamu lagi ngapain sayang?" tanya Andre.

"Lagi di rumah saja Mas. Biasalah nonton drama korea hehe."

"Iis, kamu ini kerjaannya nonton Korea terus. Apa aku sebagai suamimu masih kurang tampan sampai kamu melirik laki-laki lain."

"Haha, kamu bisa aja sih Mas. Beda Mas, kamu dengan oppa-oppa Korea. Mereka bening-bening banget, nyamuk aja bisa kepleset kalau nangkring di wajah si oppa-oppa itu."

"Yaa sudahlah sana kamu lanjutin lagi nonton drama koreanya. Aku baru selesai pertemuan dengan pejabat itu."

"Tetap semangat Mas."

"Di, maaf yaa kemarin Mas kelelahan. Walau terlambat sehari selamat ulang tahun istriku. I love so much."

Air mata Diandra tumpah juga walau ia sudah mencoba tegar, tapi tetap terasa sakit. Sakit sekali sampai ia tidak sanggup lagi untuk berkata - kata.

"Maaf yaa Sayang. Mas selalu mendoakan semua yang terbaik untukmu."

"Terima kasih Mas."

Selvia memegang tangan Andre. Andre menatapnya dengan pandangan cinta. Ia sedang di mabuk cinta.

"Maaf yaa, sayang," ujar Andre.

"Maaf kenapa Mas?" tanya Selvia.

"Aku tadi mengatakan i love you pada Diandra."

"Sudahlah Mas ga masalah. Mas kan hanya kata-kata bukan dari hati."

"Tapi tetap saja aku ga enak sama kamu."

"Mas, kalau hanya sebuah kata itu berbeda yang penting hati Mas cuman untuk aku."

"Iya sayang. Hati dan junior Mas hanya untuk kamu ga akan ada yang lain. Sudah penuh nih hatiku namamu semua dan junior ku ini hanya ingin masuk ke dalam intimu yang luar biasa nikmatnya."

"Iih Mas. Aku kan jadi malu."

Andre dan Selvia kembali bermesraan bersama. Seakan dunia hanya milik mereka berdua.

********

Setelah menutup ponselnya wajah Diandra yang tadi tertawa langsung berubah. Tak ada lagi air mata diwajahnya, ia mengusap air mata yang terjatuh di pipinya hanya tersisa rasa dendam dan amarah yang mampu membuatnya melakukan apa yang diinginkannya.

Setelah itu Diandra menghubungi Roy, membuat janji untuk bertemu langsung. Ia akan berkonsultasi pada Roy tentang kasus rumah tangganya. Bagaimana caranya agar ia sepenuhnya mendapatkan hak asuh Richie dan Keira juga mengenai saham 20 persen milik Andre.

"Aku harus bisa kuat, jangan pernah lemah," ucap Diandra memberi semangat pada dirinya sendiri.

Diandra bertemu lagi dengan cinta pertamanya, Roy Adinata. Tapi mereka mencoba bersikap profesional walau terkadang sulit. Hubungan mereka yang dulu terpisahkan karena perbedaan agama membuat ada perasaan yang berbeda di hati Diandra.

Banyak kata seandainya terlintas dipikiran Diandra. Tapi ia tak ingin membuat masalah dengan terlibat hubungan masa lalu dengan Roy.

"Untuk hak asuh anak kamu tetap akan mendapatkannya. Umur anak-anakmu masih 9 dan 8 tahun kan jadi akan ikut ibunya. Tapi bisa saja seorang ibu kehilangan hak asuh anak," ujar Roy.

"Tapi, aku yakin kamu akan memenangkan hak asuh anakmu. Kan suami yang berselingkuh, kamu kumpulkan semua bukti-bukti agar kamu menang di Pengadilan Agama," ucap Roy lagi menenangkan Diandra.

"Lalu tentang masalah saham perusahaan itu trgantung pada rapat dewan komisaris. Kalau dukungan pemilik saham terbesar tidak ada otomatis kinerjanya akan dipertanyakan."

"Terima kasih Roy."

"Ingat Di, kamu berhak bahagia. Hidup ini hanya sekali dan jangan pernah menyiayiakan kehidupan ini hanya untuk orang yang tidak layak untukmu."

"Iya siap."

Tanpa terasa 3 hari sudah berlalu. Andre pun kembali ke Jakarta setelah menghabiskan waktunya bersama Selvia di Singapura. Walau perasaan dan hati Diandra terluka, tapi ia tetap berpura - pura baik pada suaminya.

Richie dan Keira memeluk Andre. Andre pun memeluk anaknya dengan kerinduan, ia merindukan kedua buah hatinya. Menciumi bibi Richie dan Keira secara bergantian.

"Papa jangan cium kakak lagi," elak Richie.

"Loh kakak kenapa ga mau di cium sama Papa?" tanya Andre heran.

Richie menatap Andre dengan pandangan tak suka. "Kakak ga suka kalau di cium bekas orang lain," ujar Richie marah lalu meninggalkan Andre.

Andre terkejut dengan reaksi putranya. Ada apa dengan Richie? Ia juga menyadari pandangan putranya yang tak suka melihatnya. Diandra sama seperti Andre, ia pun terkejut dengan Richie.

"Richie, kamu ajarin apa Di?" tanya Andre dengan marah.

"Maksudmu apa? Aku tidak pernah mengajarkan hal-hal negatif pada Richie. Kamu yaa Mas pikirannya kok jelek banget sama aku, kamu kenapa sih Mas?" ujar Diandra membalas perkataan Andre.

Andre menghela napasnya. Sekarang bukan saatnya ia bertengkar dengan Diandra. Ia tak boleh membuat Diandra marah, bisa menjadi masalah untuk dirinya dan Selvia.

"Sudahlah aku mau mandi dulu, suami pulang kerja malah di ada kejadian yang bikin emosi. Lama-lama aku ga betah berada di rumah ini. Rumah malah jadi kayak neraka."

"Rumah itu bisa menjadi surga atau neraka tergantung kelakuan dan tingkah laku penghuninya mau membuatnya seperti apa. Kalau selalu berpikiran negatif mau benarpun tetap saja salah."

Andre sangat kesal mendengar perkataan Diandra. Dering telepon membuyarkan ketegangan diantara mereka. Andre menekan password ponselnya dan Diandra melirik jadi tahu ia tahu sekarang nomor password ponsel Andre.

Setelah membalas pesan Andre lalu masuk ke kamar mandi setelah itu akan tidur, ia tak ingin bertengkar dengan Diandra. Diandra dan Andre tidue di atas ranjang saling memunggungi. Diandra sangat kesal pada Andre jika saja ia memiliki keberanian, ia akan menusuk Andre, tapi itu hanya keinginan dan tak sulit untuk diwujudkan. Ia tak ingin hanya membunuh Andre akan menyebabkan dirinya membusuk di penjara.

Diandra bangkit dari ranjang, secara perlahan mengambil ponsel Andre. Ia sudah mengetahui password ponsel Andre yang tadi ia melirik saat Andre memasukan pinnya. Ia mencari foto - foto di gallery ponsel Andre, tapi tidak menemukan apapun. Hanya ada foto anak - anak, dirinya, dan juga Andre sendiri.

Ia pun beralih di bagian video. Mencari satu persatu video untuk mendapatkan hal yang mencurigakan. Diandra mengklik salah sati video. Betapa terkejutnya Diandra saat melihat video sepasang anak manusia sedang memadu kasih.

Hati Diandra sangat hancur saat melihat ponsel suaminya. Terlihat video asusila persetubuhan Andre dengan Selvia. Dunianya terasa berputar-putar, ia sangat pusing, napasnya sesak. Tak pernah ia menduga melihat adegan tak senonoh tersebut dari ponsel suaminya sendiri.

Air matanya terus mengalir dari kedua mata indahnya, ia di dalam kamar mandi hanya bisa menangis menahan rasa sakit yang tak tertahankan, terasa penuh tak ada ruang untuk bernapas. Sakit, rasanya sangat sakit di dalam hatinya. Bagai melesatkan ribuan anak panah beracun yang menghujam jantungnya. Membuat luka direlung hati yang terdalam, mengiris perih membuat luka sakit tak berdarah.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel