Manipulasi Selvia
Mendengar alunan musik yang romantis membuat Selvia merindukan Andre. Ia sekarang berada di dalam apartemennya dengan segelas wine menatap indahnya pemandangan ibu kota dari balik jendela. Ia bersyukur menjadi kekasih Andre. Pria yang memenuhi semua keinginannya dan mampu memuaskannya di atas ranjang.
Ia tersenyum mengingat adegan panas yang direkamnya secara diam-diam menggunakan ponsel Andre. Lelaki itu tidak mengetahui hal tersebut, ia sengaja melakukannya agar Diandra tahu tentang perselingkuhan Andre dengan dirinya.
"Lihat saja Diandra, aku yang akan menjadi wanita satu-satunya dalam hidup Andre bukan yang kedua lagi," ucap Selvia dengan tersenyum licik.
Dengan dibalut handuk yang memperlihatkan kaki jenjangnya ia menuju kamar mandi. Ia ingin berendam ditemani cahaya lilin aromaterapi yang membangkitkan semangatnya. Ia pun masuk ke dalam bathtub yang sudah ia berikan assential oil rose dan kelopak bunga mawar.
"Aku harus menikmati waktuku berendam sendirian di sini, sayangnya ga ada Mas Andre. Aku dan Mas Andre belum pernah bercinta sambil berendam."
Selvia bersenandung mengikuti lirik lagu. Aku membasuh badannya dengan kelopak mawar yang ada di sekeliling bathtub. Sambil membayangkan Andre membelai lembut buah dadanya. Tubuhnya meneramang saat tangannya membelai dadanya sendiri.
"Aakh jadi kangen Mas Andre, 'kan," keluh Selvia dengam kesal.
"Apa video ku sudah dilihat Diandra atau belum yaa. Aku jadi penasaran, gimana kalau aku buat video lagi aja yaa lalu mengirimkannya ke Mas Andre. Agar lebih cepat Diandra mengetahui semuanya, aku lelah sekali jadi nomor dua."
Selvia tersenyum dengan idenya. Ia pun merekam adegan ia mandi sambil membelai tubuhnya sendiri, bersuara mendesah seksi agar Andre mengerti kalau ia membutuhkan pria tersebut. Saat ia asyik merekam tiba - tiba perutnya terasa sakit.
"Aduh kayaknya maaghku kumat deh," keluhnya sambi memegang perutnya yang terasa begitu nyeri.
"Abis ini aku minum obat dulu deh dari pada sakit. Aku ga boleh sakit, kalau aku sakit Mas Andre malah bercinta lagi sama si Diandra."
Selvia menyudahi berendamnya, ia harus segera minum obat maagh. Perutnya semakin nyeri dan perih, akhir - akhir ini ia sengaja tidak makan banyak agar bisa menjaga bentuk tubuhnya selalu langsing. Ia harus memiliki tubuh yang sempurna demi Andre.
"Aduh gimana nih obatnya habis lagi," ujar Selvia sambil menuangkan cairan obat ke atas sendok.
"Mana udah malam lagi, tapi ini sakit banget. Nekat aja deh, 'kan ada apotik 24 jam."
Andre dengan secepat mungkin melajukan mobilnya menuju apartemen Selvia. Ia sangat emosi dengan apa yang terjadi dalam rumah tangganya. Ia tahu ini semua perbuatan Selvia yang sengaja mereka saat mereka bercinta.
Begitu tiba di depan pintu apartemen, ia pun menekan tombol yang ada di pintu. Ia mengedarkan pandangan di ruang tamu dan dapur, tapi tak ada Selvia di sana. Ia mencari Selvia di dalam kamar, tapi juga tak menemukannya. Di dalam kamar mandi ia melihat bathtub dengan kelopak bunga mawar. Ia yakin Selvia tadi baru selesai berendam.
Andre mengambil ponselnya menghubungi Selvia dan malah mendengar suara dering ponsel yang berada di dalam kamar mandi.
"Ponselnya ada di rumah, tapi orangnya ke mana ya," ucap Andre dengan bingung.
Saat akan beranjak ke dapur, ia menatap botol obat ada di meja makan. Ia mengambil botol tersebut yang ternyata kosong.
"Ini kan obat maagh. Apa Selvia keluar membeli obat?"
Andre mencari tas Selvia yang tak ada di manapun. Ia berusaha untuk berpikiran positif, tak ingin berpikaran jelek pada kekasihnya. Tapi mengingat perbuatan Selvia yang merekam mereka bercinta membuat Andre menjadi kesal kembali. Jika Selvia tidak melakukan hal tersebut tentu ia akan tenang.
Sekarang nasi sudah menjadi bubur yang tak mungkin akan terulang lagi. Banyak kata 'seandainya' di dalam pikiran Andre sambil menunggu Selvia di sofa ruang tamu, ia tak bisa konsentrasi. Menunggu merupakan kegiatan yang membosankan.
Suara pintu apartemen terbuka, Andre menatap siapa yang akan datang dari balik pintu. Selvia terlejut Andre datang menemuinya, pasti kekasihnya itu merindukannya. Jika tidak merindukannya mana mungkin sekarang ada di hadapannya.
"Mas, kamu kok ada di apartemen. Kangen yaa sama aku, Mas," ucap Selvia dengan sumringah.
"Dari mana saja kamu? Malam-malam begini malah kluyuran ga jelas!" ucap Andre dengan emosi.
"Mas jangan emosi dulu dong. Aku dari apotik Mas. Maaghku lagi kambuh," ujar Selvia sambil menunjukkan kantong plastik yang berisi obat maagh.
"Minum obatmu dulu sana."
"Iya Mas." Selvia meminum dua sendok takaran obat maaghnya.
Setelah selesai minum obat Selvia mendekati kekasihnya yang sedang duduk di sofa. Ia pun mengalungkan tangannya di leher Andre. Andre melepaskan tangan Selvia dan menatapnya dengan tajam.
"Ada apa Mas?" tanya Selvia kebingungan.
"Sel, apa maksudmu melakukan itu?" tanya Andre dengan emosi.
Selvia mengernyitkan dahinya. Ia bingung dengan perkataan Andre, memangnya ia melakukan kesalahan apa sampai Andre semarah itu padanya. Ia yakin pasti ada masalah dalam rumah tangga kekasihnya.
"Kamu apa maksudnya yaa? Aku jadi bingung Mas."
"Kenapa kamu merekam video percintaan kita di ponselku? Kamu kenapa melakukan hal yang bodoh seperti sekarang "
"Mas sudah lihat video kita bercinta? Aku sengaja merekam video kita supaya kalau Mas kangen aku tinggal lihat video deh."
Andre menghela napasnya. Rasa rindu yang tidak pakai logika malah akan membuat hubungan mereka hancur dalam sekejap mata.
"Kamu ini memang tidak pakai pikiran melakukan segala sesuatu! Gara-gara video pornomu yang goblok dan bodoh itu Diandra jadi tahu perselingkuhan kita!"
Selvia terperanjat mendengar perkataan Andre. Bagaimana mungkin Diandra mengetahui tentang video mereka bercinta? Diandra saja tidak tahu password ponsel Andre.
"Mas ... a–aku ga bermaksud seperti itu, Mas. Aku benar-benar tak berniat seperti itu, Mas," ucap Selvia dengan mata berkaca-kaca.
"Dasar bodoh! Memang susah yaa kalau memiliki wanita simpanan yang bermental jalang! Kamu itu masih mending aku jadikan simpananku, kalau bukan karena aku nasibmu akan sama seperti jalang-jalang di luar sana."
"Mas, kamu kok tega berkata itu tentang aku," ujar Selvia sedih. Sakit sekali hatinya saat Andre mengatakan ia jalang.
"Kamu tak ubahnya jadi jalang jalanan yang berganti-ganti burung setiap hari dan hanya mendapatkan uang receh hasil jual tubuhmu. Eeeh, dipelihara malah ngelunjak, pakai dong otakmu bukan buah dadamu," bentak Andre dengan emosi.
"Maafkan aku, Mas. Aku mohon maafkan aku."
Selvia tak sanggup lagi mendengar semua penghinaan Andre padanya. Ia menangis sambil menahan rasa sakit di dalam dadanya, maaghnya yang tadi berangsur sembuh menjadi nyeri kembali.
"Jangan menangis! Kamu bisanya cuman menangis dan menangis. Minta maaf itu gampang, tapi sekarang bagaimana caranya membuat Diandra memaafkan aku dan ga minta cerai."
"Ingat jika aku bukan suami Diandra semua fasilitas yang kamu nikmati sekarang hanya akan menjadi kenangan. Apa lagi kalau sampai orang tua Diandra tahu akan membuatnya dipecat sebagai direktur utama."
"Kalau kamu seperti ini, bisa berdampak buruk pada hubungan kita bisa hancur dan aku pasti ditekan untuk keluar meninggalkanmu."
Selvia ketakutan saat mendengar Andre bisa dipecat oleh orang tua Diandra. "Maafkan aku, Mas. Maafkan aku." Ia pun berlutut di kaki Andre.
"Aku memang salah Mas. Maafkan aku, Mas."
Melihat Selvia yang berlutut di hadapannya, ia menjadi tak tega.
"Mas, apapun akan aku lakukan demi kamu, Mas. Aku ga bisa kehilanganmu, Mas. Maafkan aku, Mas."
"Aku juga sayang. Aku ga bisa hidup tanpamu, sayang."
Andre dan Selvia saling berpelukkan dengan mesra. Saling melumat bibir masing-masing dan berakhir di atas ranjang. Mereka pun saling mengejar napsu. hasrat, gairah, dan kepuasan batin.
Aku seharusnya menjadi artis, aktingku menangis mampu membuat laki-laki bodoh ini termakan air mataku. Diandra sekarang aku lah yang akan jadi istri Andre satu-satunya. Selvia berkata dalam batinnya.
*****
Promosi My New Story
My Sexy Lawyer
Dibalik kesempurnaan seorang pria terdapat dendam masa lalu yang membuat sosoknya berubah menjadi tidak mempercayai yang namanya wanita. Bagi Dean yang merupakan seorang pengacara tampan dan sukses, wanita bagaikan pakaian. Dengan mudahnya dia berganti-ganti wanita jika sudah bosan, membuat wanita menangis seakan membuatnya puas walau tidak bisa membahagiakan hatinya.
Seseorang wanita sederhana datang dalam kehidupannya. Pertemuan yang tidak direncanakannya dan di situasi yang berbeda. Wanita tersebut mampu membuatnya berpikiran berbeda tentang seorang wanita. Tidak semua wanita bisa disakiti dengan mudah, air mata seorang wanita malah mampu berubah menjadi kuat dan tegar saat menghadapi masalah.
