Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Aku Menyukainya

Bab 2 Aku Menyukainya

Dia tidak sekedar menggertak.

Wataknya sangat buruk, meskipun selalu bersikap elegan, teman-temannya tahu jika sebenarnya dia berengsek.

Gadis itu menatapnya dengan wajah bodoh dan tersenyum beberapa kali lalu berkata, "Kau sangat cantik, kau sangat cantik..."

Bang ... Seutsan tali keras di hatinya perlahan mengendor karena kata sifatnya yang diucapkan gadis ini.

Keinginannya untuk melempar gadis pengganggu yang aneh ini perlahan-lahan menghilang.

"Kau mabuk. Lepaskan aku!"

Gais itu tetap memeluk pinggangnya dengan erat dan menyandarkan tubuhnya di dadanya yang bidang.

Dia menyipitkan matanya, mengerutkan bibir merahnya yang halus dan berkata "Tidurlah denganku, tidurlah denganku, tidurlah denganku...aku ingin tidur dengan artis! Tidur bersama..."

"Anak ini! Dimana wali-mu? Harusnya mereka menjagamu baik-baik! Aku peringatkan padamu, kalau kau terus menempel padaku, aku tidak segan-segan melakukan apapun! Selagi aku masih bisa berpikir rasional, cepatlah pergi!"

Napasnya semakin panas, mungkin karena gadis itu memeluknya terlalu erat.

Mungkin karena tubuh gadis itu memancing hasratnya...

Mungkin juga, nada suaranya yang lembut itu membangkitkan hasratnya sebagai pria untuk menaklukkan...

Tenggorokannya mulai kering.

Kontrol dirinya terbilang sangat baik. Setelah sekian lama digoda oleh seorang wanita, dia masih bisa mempertahankan sikap pria terhormat.

"Haha, aku...ujian masuk perguruan tinggi sudah berakhir. Akhirnya aku melewatinya, aku bebas! Bersulang!"

Gadis itu memamerkan gigi putihnya dan tersenyum bodoh, ia berbicara dengan mabuk, mengangkat tangannya untuk membuat gerakan bersulang. Tangannya menampar wajahnya sendiri, alisnya berkerut kemudian tubuhnya tergelincir ke bawah.

"Hei, ada apa denganmu?"

Dia memegang tubuh gadis itu yang lemah dan melihat wajah gadis itu. Eh, gadis ini, apa dia tertidur?

Gadis itu tertidur di pelukan pria asing...

Pria yang muda, kuat, normal.

Dia memeganginya dan melihat sekeliling untuk melihat apa ada orang yang mengenalnya. Di kejauhan, tampak ada sekelompok siswa yang mabuk.

"Karena kau sangat ingin tidur denganku, maka aku akan membawamu pergi, sesuai keinginanmu."

Dia tersenyum licik dan wajahnya penuh dengan niat jahat. Ia memegang wanita itu seperti memegang binatang, lalu menghilang dari keramaian.

Ia menggendong gadis itu ke kamar presidential suite, dia tidak bisa menahan tawanya.

Astaga, apa yang dia lakukan? Dia baru saja kembali ke tanah air dan berusaha menghindari kecurigaan, tapi sekarang, ia malah dengan mudahnya membawa pulang seorang wanita. Jika tertangkap oleh media, situasi akan kembali gempar.

Dia meletakkan gadis itu di tempat tidur dan menyingkirkan rambut dari wajahnya. Ia melihat gadis itu tidur dengan sangat nyenyak, bibirnya yang lembut, bulu mata panjangnya seperti tirai, ia tidur seperti bayi.

Dia membungkuk dan mengendus. Ya, gadis ini mabuk.

"Wanita yang sangat tidak memerhatikan kebersihan diri."

Dia menggendong gadis ini lagi. Gadis ini sangat enteng dan terlihat seperti anak-anak di hadapan baginya yang mempunyai tinggi 180 cm.

Memeluk gadis ini seperti memeluk kucing.

Suhu airnya pas. Dia melepaskan pakaian gadis itu di sofa di kamar mandi, selapis demi selapis, dalam prosesnya, napasnya menjadi berat dan panas.

Hanya seorang gadis kecil, bagaimana bisa sampai membuatnya bereaksi seperti ini?

Benar-benar memalukan!

Ia berbicara pada dirinya sendiri, berusaha menenangkan pernapasannya.

Tapi ini semua tidak berguna...Begitu melihat tubuhnya yang seputih salju, ia kehilangan seluruh kontrol dirinya!

Dia kecil namun mengesankan.

Pinggang sangat ramping,tetapi tubuh gadis itu seksi, membuat dirinya langsung bergairah, ia berwajah malaikat dan bertubuh iblis...

Bagaimana mungkin ada gadis seperti ini?

Apa yang harus ia lakukan?

Dia menunduk melihat dirinya sendiri dan menghela nafas.

Ia menggendong gadis itu lagi, dengan jari gemetar dia meletakkannya di air hangat, gadis itu menutup matanya dan bersenandung, "Mmm ..."

Suaranya seperti kicauan burung. Hatinya meleleh saat mendengarnya.

Jika gadis ini membuka matanya dan melihatnya, Gadis itu pasti akan menertawakannya.

Ya, ia hanya memandikannya.

Dia tidak melakukan hal tak senonoh apapun, walau nafsu birahinya sudah naik sampai ke ubun-ubun.

Dan ia sebenarnya benar-benar ingin menyentuh gadis itu...

Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri dan menciumnya...

"Hmmm..." Gadis itu menggumamkan sesuatu.

Dia mana mungkin bisa berhenti, dia bahkan memperdalaman ciumannya, terus mencium gadis itu hingga dirinya hampir tidak bisa mengontrol diri.

Dia memekik keras dan memutuskan untuk tidak menyiksa dirinya sendiri lebih jauh lagi, untuk apa dirinmya menggoda mentalnya yang hampir pecah di toilet seperti ini?

Bukankah ini sama saja seperti menyiksa diri sendiri?

Ia memeluk gadis yang basah kuyup itu dan mereka berdua tidur bersama.

Di pagi hari. Tidak banyak pejalan kaki di jalan, hanya terlihat beberapa penjual sarapan.

Stella berlari kebingungan selama 20 menit, setelah tiga blok, dia akhirnya memperlambat langkahnya sambil mengambil nafas, langkah kakinya terasa sangat hampa.

Tiba-tiba, air matanya mengalir. Dia menundukkan kepalanya, berjalan sambil menangis.

Berakhirlah sudah, semuanya sudah berakhir!

Tadi malam, masa muda dan kesuciannya semuanya hancur!

Setelah mabuk kita akan bertindak sembarangan...Ternyata kalimat ini benar! Dia tidak seharusnya minum-minum dengan teman-temannya, apalagi untuk merayakan selesainya ujian masuk perguruan tinggi!

Hasilnya, ia mabuk dengan mudah.

Setelah mabuk, dia juga tidak tahu apa-apa.

Tadi malam ... Apa yang terjadi semalam?! Dia sama sekali tidak bisa mengingatnya!

"Betapa sialnya aku! Berhubungan dengan seseorang yang bahkan tidak ku ingat. Seharusnya aku setidaknya ingat sedikit!" Stella memukul kepalanya dan berjalan dengan berlinang air mata.

Dia kehilangan keperawanannya...keperawanannya!

Ya Tuhan, omong kosong apa ini! Stella bahkan tidak pernah berciuman, tapi tiba-tiba, dia melakukan hubungan dengan orang tak dikenal dan menghancurkan masa remajanya!

"Aaaaaaaa!" Stella meraung lagi di jalan.

Setelah mengembara sebentar, Stella masih tidak tahu kemana dia harus pergi, jadi dia kembali ke rumah dengan langkah berat. Seperti seorang pencuri, dia mencongkel pintu diam-diam karena takut ketahuan oleh ayahnya.

"Kamu masih tahu pulang! Bisa-bisanya tidak pulang semalaman!" Suara itu membuat Stella ketakutan hingga hampir jatuh. Dia memegang pintu dan melihat orang di hadapannya dengan jelas.

Ia menggertakkan gigi dan memutar matanya, "Audi ! Kenapa berteriak! Kau tidak takut mengganggu ayah istirahat?"

"Ayah sudah pergi kerja. Hari ini jadwal shift paginya. Apa kau pura-pura tidak tahu?"

"Benarkah? Ayah shift pagi?"

"Ya, pukul 5.30 dia sudah berangkat!"

"Hahahaha, kau harusnya bilang dari tadi bahwa ayah shift pagi, jadi aku tidak perlu takut!"

Stella membelai adik perempuannya yang sedang makan seperti sedang membelai kucing, kemudian berjalan ke kamarnya.

"Berhenti! Stella, berhenti kataku!” Seru Audi.

"Kau ingin mati? Aku kakakmu. Kau tidak tahu cara yang benar untuk memanggil kakakmu? Cari mati!"

Audi tidak mendengarkan kakaknya, ia memelototi Stella, "Katakan padaku, dimana kau tidur semalam?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel