Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1 Malam Mabuk

Bab 1 Malam Mabuk

Seperti ada suara, suara hujan? Atau suara air?

Stella mengerutkan hidungnya. Siapa yang berisik? Membuat orang tidak bisa tidur saja! Berisik sekali!

Kemudian, ia merasakan kepalanya sakit seperti akan meledak. Stella menutup matanya, rasanya ia rela memotong kepalanya lalu memberikannya kepada seseorang, asalkan tidak sakit seperti ini.

Ia tidak bisa tidur, benar-benar tidak bisa tidur!

Stella bangun dengan marah, wajahnya kusut seperti adonan kue dan ia membuka matanya.

"Jam berapa sekarang?" Dia bergumam.

Tidak ada yang menjawabnya.

Mengapa adiknya tidak menjawabnya?

Perlahan Stella melihat sekeliling...

Eh? Ini bukan loteng rumahnya!

Bukan tempat tidurnya tingkat duanya!

Ia melihat sekeliling... wallpaper mewah, lampu gantung yang terang, perabotan yang elegan...

"Eh! Di mana ini?!" Stella akhirnya sadar, ia melompat dan melihat sekeliling dengan tatapab rakut.

Ini adalah presidential suite yang ada dalam novel dan majalah !!!

"Aaa..." Stella berteriak ketakutan lalu dengan cepat menutup mulutnya dengan tangannya.

Matanya berkedip, dia baru menyadari bahwa dirinya polos tanpa sehelai kain!

"Aaa...aku ... apa aku di...di...apa, apa?"

Stella kembali fokus, dia melihat ke kamar mandi, asal dari suara itu. Melalui celah pintu, samar-samar dia melihat tubuh pria yang sedang mandi di dalamnya. Meskipun sedikit kabur, tapi bisa dipastikan bahwa pria itu memiliki tubuh yang tinggi, kekar dan kuat...

Hotel ... telanjang ... pria ...

Stella menggigit jari-jarinya dan berkedip dengan cepat.

Tidak! Dia benar-benar mabuk pada malam selesai ujian masuk perguruan tinggi...lalu apa?

Stella memukul dadanya, menendang dan menjabak rambutnya. Dia panik seperti tikus tanpa ekor, ia menengok kiri kanan di tempat tidur dan akhirnya mengambil pakaian yang berantakan di lantai. Sementara pria itu masih mandi, dia buru-buru melarikan diri.

Bang!

Pintu kamar mandi terbuka dan seorang pria kekar dengan tinggi 180 cm keluar. Bagian bawah tubuhnya hanya dibungkus handuk putih. Dia melangkah keluar dan melihat ruangan dengan curiga, "Ng? Di mana dia? Tidak mungkin...kabur kan?"

Pria itu mengerutkan kening dengan marah dan kesal.

"Sial! Dia pergi diam-diam!"

Pria tampan itu memiliki mata yang menawan, dalam dan tajam, juga dingin, yang membuat orang tidak berani melihatnya.

Hidung yang bengkok memberi kesan angkuh dan sombong. Bibir yang tipis menunjukkan kesan kasar dan kuat.

Secara keseluruhan, dia adalah pria yang kasar dan dingin yang tidak mudah untuk didekati.

Dia membuka kotak rokok logam, mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya dan menghisapnya dalam-dalam kemudian meniupkan gumpalan asap. Dia mengangkat telepon, menekan nomor dan memerintahkan, "Kanza, selidiki wanita tadi malam...ya secepat mungkin."

Lalu sambil membawa rokok di tangannya, ia meregangkan tubuhnya di kamar. Semua ototnya menjadi tegang dan kekar.

Dia menemukan pistol di pakaiannya, membongkar lalu memasangnya lagi, kemudian mengisi peluru dan menekan pelatuk, mengarahkannya ke jam yang ada di dinding.

Tiba-tiba ia teringat malam yang tak diduga-duganya.

Dia melangkah keluar dari bar untuk bertemu seorang teman, tapi lengannya ditahan oleh seseorang. Jika reaksinya tidak cepat, dia akan mematahkan lengan orang itu, karena sudah dilatih untuk waktu yang lama. Untungnya, dia melirik orang itu sekilas.

Seorang gadis berponi dengan mata bulat besar. Karena terang, ia bisa melihat kulitnya yang lembut.

Membuatnya teringat pada binatang kecil.

"Kau sangat tampan!"

Gadis itu tertawa dan bersendawa.

Dia mengulurkan lidahnya yang merah muda seperti ular, menggoda mata para pria yang melihatnya.

"Lepaskan." Dia berkata dingin seperti biasanya.

Dia mengayunkan lengannya, namun ia tidak bisa menyingkirkan gadis itu atau mungkin dia tidak menggunakan semua tenaganya

"Haha, tidak...kau sangat tampan. Aku suka...suka..."

Gadis ini mungkin minum terlalu banyak, saat berbicara gadis itu menyandarkan tubuhnya yang lemas dan menggosok-gosokkannya dirinya pada tubuhnya yang kekar, gadis itu mengerutkan bibir merahnya, sangat imut.

Imut... Sangat imut...

Hatinya bergetar saat itu.

Ia terbiasa melihat wanita dengan dandanan yangtebal, tiba-tiba bertemu seorang gadis dengan dandanan sederhana, dirinya merasa aneh.

"Berapa umurmu? Baru lulus SMP?"

Dia jarang melembutkan suaranya. Ia menyentuh wajah halus gadis itu dan bertanya.

Ia mendekat ke telinganya dan mencium aroma yang lembut seperti aroma buah segar, yang cocok untuk gadis muda.

"SMP? SMPku adalah SMP 4, di mana sekolahmu, teman?"

Teman , siapa yang temannya!

Gadis ini!

Dia mengangkat tangannya, berpikir bisa melepaskan diri dari gadis ini.

"Aku harus pergi. Berdirilah sendiri."

Minum sampai mabuk seperti ini, apakah dia akan jatuh...

"Kau begitu tampan..."

Gadis itu memeluk pinggangnya dengan erat dan menyandarkan wajahnya ke dada pria itu.

"Kau sangat tampan...Apa kau lukisan?Apa kau bintang film?Berapa uang yang kau inginkan?Tidurlah denganku? Ya? Oke? Tidur denganku ya?"

Apa yang sedang di bicarakannya!

Tidur dengannya?

Dia kelihatan masih kecil, kelihatannya baru 14 atau 15 tahun. Gadis itu tidak menarik dan dirinya tidak tertarik.

Meskipun, dia sedikit tergerak melihatnya.

Tapi ... Dia adalah pria dewasa dan tidak kekurangan wanita...dia tidak bisa menyentuh gadis muda ini.

"Baiklah, berhenti main-main. Aku ada urusan. Jika kamu tidak melepaskanku, aku akan menggunakan kekerasan!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel