Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Bertemu Lagi

Pada saat yang sama, di Tian Long Plaza Zhong Jing.

Di ruang kantor ketua dewan direksi Grup Jin Xiu, Shen Xue sedang mendiskusikan bisnis dengan ketua dewan direksi, Zhang Longfei.

"Shen Xue, aku terus terang saja. Kalau kamu menjadi wanitaku, aku akan segera menandatangani kontrak Keluarga Shen." Zhang Longfei kehilangan kesabarannya sehingga dia berbicara secara gamblang.

Setelah Shen Xue mendengar ini, dia langsung ketakutan dan buru-buru mundur dua langkah.

 "Tidak, Ketua Zhang. Aku tidak akan menyetujui syarat ini."

"Tidak setuju? Shen Xue, mau tak mau kamu harus setuju. Kalau tidak mendapatkan kontrak ini, Keluarga Shen akan bangkrut."

Zhang Longfei yang jelek dan gemuk berdiri dan ingin menerkam Shen Xue.

Tetapi Shen Xue bergerak lebih cepat. Dia membuka pintu kantor dan berlari keluar.

"Ketua Zhang, kita bicara sampai sini dulu hari ini. Kontraknya kita bahas lain hari," ujar Shen Xue dengan cepat melarikan diri dari Grup Jin Xiu.

Meskipun Zhang Longfei sudah memperlihatkan niat buruknya, Shen Xue tetap tidak berani menyinggung Zhang Longfei. Keluarga Shen memang berada dalam kondisi kritis sekarang. Jika tidak ada yang investasi, konsekuensinya tak terbayangkan.

Kalau tidak, Shen Xue tidak akan menemui Zhang Longfei yang mesum sendirian.

Di lantai bawah, Shen Xue baru saja menghela napas lega ketika telepon berdering.

"Shen Xue, anakmu dibawa pergi! Kalau tidak salah, orang itu bernama Yang Yi. Dia sudah pergi ke rumah sakit sekarang."

"Tiantian? Yang Yi? Rumah sakit? Apa yang terjadi?" Shen Xue langsung merasa panik.

Tiantian adalah segalanya, dia tidak bisa membiarkannya mengalami bahaya.

"Aku tidak tahu. Coba kamu pergi ke rumah sakit dulu."

"Taksi! Cepat, pergi ke rumah sakit!"

...

Di sisi lain, Yang Yi sedang menunggu di depan pintu ruang operasi. Tidak ada kabar dari operasi itu, sepertinya operasinya akan memakan waktu lama.

Jadi Yang Yi memutuskan untuk pergi ke sekolah dulu dan memberikan pelajaran kepada para penjahat yang menindas putrinya.

Di taman kanak-kanak, Yang Yi berjalan ke kantor kepala sekolah dengan ekspresi suram.

Kepala sekolah adalah seorang wanita paruh baya gemuk dan tampak sulit untuk dihadapi.

"Kamu adalah kepala sekolah?" tanya Yang Yi dengan dingin.

Kepala sekolah melihat Yang Yi dan berkata dengan nada mencemooh, "Ya, siapa kamu?"

"Kenapa bisa terjadi penganiayaan guru terhadap murid di kelas TK A?"

"Cih!" Kepala sekolah tampak tidak peduli, "Hanya memukul, bukannya itu wajar? Murid nakal, maka harus dipukul!"

"Omong kosong!"

Yang Yi sangat marah. Dia mencekik leher kepala sekolah dengan satu tangan, lalu mengangkat tubuhnya yang gemuk.

"Kamu bilang dipukul untuk jangka waktu panjang dan kurang gizi adalah hukuman untuk anak nakal?"

"Lepaskan aku! Tahukah kamu siapa aku? Berani main tangan padaku, kamu akan dihukum!" Kepala sekolah meronta. Wajahnya yang gemuk memerah.

"Aku tidak peduli siapa kamu! Kalau sesuatu terjadi pada putriku, aku akan membuat kalian menanggung akibatnya!" ucap Yang Yi sambil melemparkan wanita gemuk itu ke meja kerja. Meja itu langsung hancur berkeping-keping.

"Tu... tunggu saja, aku akan membalasnya cepat atau lambat." Wanita gemuk itu muntah darah, tapi dia masih berteriak.

"Bagus, beri tahu bos di belakangmu bahwa aku akan membuat mereka semua menanggung akibatnya!"

Yang Yi tahu bahwa wanita gemuk ini berani begitu sombong, pasti karena dia memiliki dukungan. Jika bosnya tidak diselesaikan, maka hal seperti ini mungkin akan terjadi lagi.

Selain itu, ada kemungkinan besar orang-orang itu akan membalas. Yang Yi tidak ingin melihat putrinya maupun Shen Xue mendapat ancaman.

"Raja Dewa, Nona Shen Xue sudah tiba di rumah sakit."

Di belakang Yang Yi, seorang wanita dingin nan cantik yang mengenakan pakaian ketat hitam melaporkan dengan suara rendah.

"Shen Xue?"

Yang Yi menarik napas dalam-dalam. Banyak gambar melintas di benaknya. Setelah lima tahun, dia akhirnya akan bertemu lagi dengan wanita yang selama ini tinggal di benaknya.

"Perhatikan mereka!" perintah Yang Yi sebelum berjalan keluar dengan cepat, lalu masuk ke mobil Porsche hitam yang telah disiapkan.

Dia bergegas kembali ke rumah sakit sepanjang jalan. Ketika dia tiba di depan pintu ruang operasi, operasi masih belum berakhir.

Namun, seorang wanita berdiri di depan pintu. Dia tinggi dan ramping, berkulit putih dan halus, mengenakan pakaian profesional, rambutnya sebahu. Dia tampak elegan dan dewasa. Saat ini, dia mondar-mandir di depan pintu ruang operasi dengan alis bertaut.

Yang Yi melihat dari jauh dan tidak berani mendekat. Pada saat ini, bisa-bisanya dia merasa gugup.

Di saat dia merasa ragu, Shen Xue mengangkat kepalanya dan kebetulan bersitatap dengan Yang Yi. Seketika, keduanya tercengang.

Mereka mematung selama beberapa detik, tempat itu menjadi sunyi senyap.

"Yang Yi?"

Sekian lama kemudian, Shen Xue memanggil nama itu. Pada saat yang sama, air mata menggenang di matanya.

"Shen Xue!"

Yang Yi berjalan mendekat tanpa tahu bagaimana berbicara.

Melihat wajahnya yang lelah, Yang Yi tahu bahwa Shen Xue pasti tidak hidup nyaman selama ini. Jika dia tahu bahwa Shen Xue merawat putri mereka sendirian, Yang Yi akan kembali lebih cepat.

"Untuk apa kamu kembali?" Shen Xue menyeka air matanya dan ekspresinya menjadi dingin lagi.

"Tiantian yang meneleponku. Dia bilang dia ditindas. Aku tidak tahu bahwa kita punya seorang anak. Maaf, aku pulang terlambat." Yang Yi merasa penuh rasa bersalah.

"Apa gunanya kamu minta maaf sekarang? Setelah menghilang selama bertahun-tahun, aku sudah lama menganggapmu mati!"

"Shen Xue, aku tahu bahwa kamu akan membenciku, tapi tolong beri aku satu kesempatan. Aku akan bersikap baik padamu dan Tiantian. Mulai sekarang, tidak ada yang bisa menindas kalian lagi." Tatapan Yang Yi tampak tegas.

Mulai hari ini, dia adalah pelindung Shen Xue dan putrinya. Di dunia ini, hanya mereka berdua yang pantas mendapatkan perlindungan penuh darinya.

"Di mana anggota keluarga pasien?" Seorang perawat keluar dari ruang operasi.

"Saya!"

"Saya!"

Yang Yi dan Shen Xue berjalan mendekat bersamaan.

"Dok, bagaimana anak saya?" Shen Xue sangat ingin mengetahui kondisi putrinya.

Yang Yi menatap perawat dengan ekspresi serius tanpa berbicara.

"Pasien butuh transfusi darah. Siapa di antara kalian berdua yang akan donor darah?"

"Saya!" Suara Yang Yi terdengar nyaring dan kuat.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel