Pustaka
Bahasa Indonesia

Abandoned Princess, Please Behave!

584.0K · Tamat
Six
483
Bab
1.0M
View
8.0
Rating

Ringkasan

Salah meledakkan dirinya sendiri ketika sedang melakukan penelitian, Lexie Qin time travel ke zaman kuno, dan menjadi seorang wanita dengan nama yang sama.Karena wanita yang pernah dinodai akan dianggap kotor pada zaman itu, untuk tidak terpaksa menikah dengan seorang pria tua, dia dengan sengaja naik ke atas kasur Victor Fu, seorang raja yang katanya seorang pecinta wanita yang akan menganggap tidak mengenalinya setelah tidur bersama.Tapi tidak disangka, setelah malam itu, pria itu tidak hanya mengingatnya, tetapi juga jatuh cinta padanya?!

MetropolitanZaman KunoPengembara WaktuMenyedihkan

Bab 1 Mengganti Suatu Kebebasan

Bab 1 Mengganti Suatu Kebebasan

Di sebelah timur Kota Awan, di dalam penginapan paling mewah terdapat sebuah pemandian udara terbuka sebesar 10 m, kabut putih muncul dan naik dari bak mandi, pria itu membelakangi pintu dan bersandar di dinding pemandian, bagian punggungnya menjulang.

Lexie Qin dengan lembut mengangkat gaunnya, dengan perlahan berjongkok di belakang pria itu, sepasang tangan putih yang lembut itu menempel di punggung pria itu.

Sebelum dapat melihat dengan jelas orang di depannya, kemudian mendengar suara yang terdengan dari bahunya, sebuah tangan besar yang kuat meraih pergelangan tangan Lexie, dengan kasar menariknya masuk ke dalam bak mandi.

"Yang Mulia, kamu benar-benar terburu-buru." Lexie berkata dengan ringan, tidak mendengar sedikitpun rasa amarah, seolah-olah sedang membicarakan fakta yang tidak berhubungan dengannya.

"Penjaga berkata, kamu mengagumiku?" Victor Fu merangkul bahu bulat Lexie dengan satu tangannya, dan satu tangannya lagi memegang dagu Lexie.

Lexie mendongak dikarenakan gerakan itu, tersenyum datar.

"Tidak, lebih tepatnya dikatakan, aku ingin tidur denganmu."

Suka dan tidur, bagi Lexie perbedaannya benar-benar besar.

Tapi, di luar dugaan Lexie, Victor, sang Raja ini, benar-benar seperti yang dirumorkan, memiliki paras yang sangat tampan.

Di bawah sepasang alis tebal, merupakan sepasang mata misterius yang membuat orang ingin mendalaminya, bibir itu juga lembab dan juga pas, jika terlalu tebal maka tidak nyata, terlalu tipis juga tidak tegas.

"Tidur denganku? Perkataan ini benar-benar menarik." Tidak ada emosi di suaranya yang serak itu.

"Masih ada banyak hal lain yang menarik, Yang Mulia jangan terburu-buru, aku akan perlahan-lahan ... menunjukkannya padamu."

Lexie masih tertawa, senyumnya sedikit lebih menawan dibanding sebelumnya, dalam benaknya teringat akan adegan dan pandangan mata wanita pemeran utama dalam film hollywood.

Mengambil inisiatif untuk meletakkan pipinya di telapak tangan Victor, menggunakan kulitnya yang halus untuk menggosok tangannya yang kasar, kemudian memasukkan jari-jari Victor ke dalam mulutnya ...

Ujung lidah yang lembut membungkus jari-jari yang panas, pandangan mata pria itu menggelap, kegelapan dalam matanya menjadi semakin dalam.

Kabut menyelimuti, kedua orang yang tubuhnya sudah basah itu, menyalakan percikan membara saat kedua kulit bersentuhan.

Segalanya kemudian terjadi seperti itu.

Ketika rasa sakit yang menusuk dirasakan dari dalam tubuhnya, Lexie hanya bisa berteriak dalam lubuk hatinya: "Apanya yang istimewa, keperawananku sudah diambil oleh pria brengsek!"

.

Tengah malam, angin dingin berhembus, lentera di tangga kayu padam tertiup angin.

Seorang penjaga mengambil korek, menaiki bangku dan bersiap untuk menyalakan kembali lentera itu, terdapat suara dari lantai dua, ketika pintu itu dibuka, seorang wanita cantik keluar dari ruangan.

Melihat wanita ini mengenakan jubah lebar milik seorang pria, di atas jubah itu dia juga mengenakan sebuah jubah suede, penjaga itu merasa jubah itu sangat familiar, melihatnya dengan lebih jelas, dia terkejut hingga menjatuhkan korek di tangannya ke lantai.

Jubah suede itu adalah jubah favorit Yang Mulia!

Katanya pernah ada satu pelayan yang menjatuhkan sedikit noda air pada jubah itu, kemudian pelayan itu dipotong kedua kakinya, bahkan dikabarkan bahwa jubah milik Yang Mulia itu tidak boleh disentuh oleh siapa pun selain dirinya sendiri!

Sekarang, jubah itu malah dikenakan oleh wanita ini.

Lexie menutup pintu dengan pelan, kemudian berjalan menuruni tangga dengan tenang diiringi dengan pandangan mata penjaga yang merasa aneh.

Lexie menguap, ketika dia menuruni tangga langkah kakinya sedikit lemas, benaknya kembali memutarkan adegan ketika berada di pemandian sampai ke tempat tidur secara tidak sengaja, Lexie kembali merasa malu dan jantungnya berdegup.

Setelah bergumul beberapa ronde, Lexie hampir hancur berkeping-keping, dengan tidak mudah akhirnya pria itu lelah dan tertidur, Lexie baru bangun sambil menahan tubuhnya yang lelah dan keluar.

Pelayan Lexie, Winny Wu menunggu di sudut halaman, melihat Lexie keluar, langsung menyambutnya, kemudian melihat Lexie memakai pakaian pria di tubuhnya, hatinya sedih, tenggorokannya tercekat.

"Aku saja tidak menangis, apa yang kamu tangisi? Ayo pergi, aku lelah, ingin pulang dan mandi."

Lexie menggelengkan kepalanya, menarik tangan Winny dan berjalan ke luar halaman.

Winny yang mengikuti di belakang Lexie, sedikit tidak bisa tahan pada pandangan mata para penjaga, dengan tercekat berkata: "Nona, setelah malam ini, dirimu benar-benar hancur seumur hidupmu, aku tahu hatimu pasti sangat sedih...... "

"Sedih! Apa yang menyedihkan?" Lexie mendengus, "Bahkan jika aku tidak pergi, bukankah hidupku juga akan hancur juga?"

"Nona ..." Winny masih berkata dengan tercekat.

"Sudah, ini semua sudah tidak penting lagi. Yang penting adalah apa informasi yang kamu dapat itu bisa diandalkan?"

Lexie berbalik, pandangan matanya jatuh pada jendela di lantai dua di kejauhan, jendela itu tidak tertutup, ada beberapa lilin dengan cahaya redup yang terlihat dari luar jendela.

Winny mengangguk dan berkata: "Jangan khawatir, semua orang tahu bahwa Yang Mulia Victor itu pecinta wanita, tidak pernah sekalipun menolak wanita, kudengar banyak sekali wanita yang pernah berhubungan dengannya, dan setelahnya dia akan memalingkan muka dan mengganggap tidak mengenalnya, sampai saat ini masih belum ada wanita yang bisa tinggal di dalam rumahnya."

"Baguslah." Tangan Lexie perlahan mengepal, "Aku juga takut akan merepotkan, setelah melakukannya langsung pergi, tidak akan pernah terlibat lagi mulai saat ini, itulah yang terbaik."

Winny juga tidak berbicara, pemikiran Nona-nya ini, dia tidak dapat memahaminya.

Sebenarnya, jika ada pilihan lain, Lexie juga tidak akan memilih untuk menyelesaikan masalah dengan cara ini.

Tidak ada orang yang tahu, betapa terkejutnya dia ketika dia melewati ruang dan waktu dan sampai di jaman yang aneh ini!

Lexie awalnya adalah seorang ahli dalam pembuatan senjata, dia memenangkan banyak penghargaan di berbagai kompetisi desain senjata internasional, siapa yang tahu dia meledakkan dirinya sendiri ketika sedang melakukan penelitian, ketika terbangun, dia menjadi wanita di jaman kuno dengan nama yang sama.

Hanya sayangnya, di masyarakat yang lebih memandang pria ini, wanita dengan latar keluarga yang bersih adalah alat bagi pria untuk melanjutkan keturunannya, sedangkan wanita dengan latar keluarga yang buruk hanya akan menjadi mainan yang bergilir di tangan para pria.

Melihat bahwa masih ada tiga hari lagi Lexie akan menikah dengan pria tua yang tidak pernah dia temui itu, Lexie hanya bisa memikirkan cara ini untuk menggagalkan pemikiran orang-orang itu.

Seorang wanita dengan tubuh yang kotor, tidak akan dapat ditoleransi dan tinggal di dalam rumah seorang Jenderal.

Inilah yang dia inginkan!

Hanya lapisan selaput dara saja, demi kebebasan seumur hidup.

Lexie merasa itu cukup berharga.

Lexie berdiri di tengah salju, punggungnya sangat tegak, mantel sutera itu menyeret di tanah dan meninggalkan jejak merah di salju, tapi Lexie hanya menatap dingin pada api unggun yang tidak berhenti bergoyang di hadapannya.

Di bawah pandangan mata semua orang yang menilai dan merendahkan, Lexie melangkahkan kakinya dengan tegas dan penuh tekad.

"Tunggu." Keduanya baru saja berjalan ke pintu halaman, Komandan Morgan Jin yang bertanggung jawab atas para penjaga menghentikan langkah Lexie dan Winny.

Dia melihat pakaian yang dikenakan Lexie, kengerian di matanya tersembunyi di balik ekspresi wajahnya, "Pakaian di tubuhmu adalah milik Yang Mulia."

Lexie mendengarnya, tersenyum, mengangkat wajahnya, dengan memprovokasi berkata: "Memangnya kenapa? Yang Mulia yang merobek pakaianku, bukankah sudah seharusnya dia mengganti pakaianku! Jika kamu tidak percaya, masuk dan lihatlah."

Merobek ...

Morgan baru pertama kalinya mendengar seorang wanita membicarakan hal seperti itu terang-terangan, wajahnya merah, dia tak bisa berkata-kata.

Mana berani dia masuk dan melihat? Walaupun dipukul sampai mati pun dia juga tidak berani melangkahkan kaki ke dalam "medan perang" itu satu langkahpun.

Lexie mendorong tangan Morgan yang menghalangi jalannya, membawa Winny keluar dengan terang-terangan, jubah yang dikenakannya itu sangat panjang, meninggalkan jejak samar di tengah salju ketika berjalan.